Sosok Lettu Erizal Sidabutar di Mata Keluarga dan Teman-teman, Tegas dan Sayang Keluarga
Rumah orangtua Lettu (Inf) Erizal Zuhri Sidabutar, Aiptu Rukur Sidabutar, di kompleks Asrama Polisi Polres Dairi, terus didatangi sanaka saudara
Laporan Wartawan Tribun Medan / Dohu Lase
TRIBUN-MEDAN.COM, DAIRI - Rumah orangtua Lettu (Inf) Erizal Zuhri Sidabutar (29), Aiptu Rukur Sidabutar, di kompleks Asrama Polisi Polres Dairi, Sidikalang, terus didatangi sanak saudara dan teman-temannya hingga malam, Rabu (18/12/2019).
Anak pertama Aiptu Rukur, Erizchon Sidabutar mengatakan, ayah dan ibunya, Elisabeth Christina br Siahaan, telah berangkat ke Medan untuk menjumpai Kapolri sekaligus menjemput kedatangan jenazah Erizal di Bandara Kualanamu.
"Jam 15.30 WIB tadi berangkat. Bapak dan mama diminta Kapolri jumpa.
Kebetulan Kapolri ada kegiatan di Medan," kata Erizchon saat ditemui Tribun Medan di rumah duka, Rabu (18/12/2019) malam.
Erizchon mengatakan, jenazah Erizal batal diterbangkan hari ini karena cuaca buruk.
Sehingga jenazah prajurit satuan elite Kopassus itu akan diterbangkan ke kampung halaman pada Jumat (20/12/2019) mendatang.
"Karena cuaca buruk, rencana dialihkan.
Besok baru berangkat dari Papua, via Bali, ke Kualanamu.
Tiba di Kualanamu pada Kamis (19/12/2019) antara pukul 21.00 WIB - 22.00 WIB, kemudian dibawa ke Sidikalang lewat jalur darat.
Tiba di Sidikalang, Jumat (20/12/2019) dini hari," ungkap Erizchon, yang merupakan pegawai ASN dan bertugas di Subbag Umum Diskominfo Kabupaten Dairi.
Menurut Erizchon, adiknya merupakan sosok yang tegas, suka berbicara lugas, teguh pada prinsip, serta selalu menjunjung tinggi harga diri.
"Yang paling berkesan, kami ini dulu suka berantem.
Memang badanku lebih besar, tetapi sering juga duel kami seri.
Saya pernah malah dikejar-kejar sama dia," ujar Erizchon.
"Sesudah tamat Akmil, baru dewasa. Dulu dia memanggil saya langsung panggil nama saya, setelah lulus Akmil, dia panggil saya 'abang'," imbuhnya.
Menurut Erizchon, perhatian Erizal terhadap keluarga adalah yang dirasa paling hilang.
"Perhatiannya sama keluarga itu yang paling dirasa hilang. Selama ini dia sering menelepon saya, apalagi sama keponakannya (anak Ericzhon)," kata Erizchon.
Erizchon menyebut, Erizal tidak terbuka soal pekerjaannya.
Saat bertolak ke Papua beberapa waktu lalu, Erizal cuma meminta doa kepada Erizchon.
"Dia hanya minta doa saja.
Dia bilang medan tugas berat, tolong doakan biar dia bisa bawa anggotanya pulang dengan selamat.
Pernah aku seloroh bertanya, 'sudah berapa KKB kau bunuh?' Dia enggak mau cerita," beber Erizchon.
Soal asmara, sepengetahuan Erizchon, sang adik tidak punya banyak pacar.
Ia cuma tahu Erizal hanya dua kali berpacaran.
"Pertama, saat SMA. Kedua, saat sudah tentara ini.
Dia pacari anak komandan persenjataan di Kopassus," kata Erizchon mengakhiri.
Sementara itu, seorang teman kecil Erizal yang melayat ke rumah duka, Febri Manullang, mengatakan hal senada dengan Erizchon.
"Aku kenalnya tahun 2000.
Kami ada hubungan keluarga juga.
Aku juga sekelas dengan adeknya, Yustiti Sidabutar, dan selalu berhubungan dengan almarhum, meski dia abang kelasku," kata Febri yang ditemui di waktu sama dengan Erizchon.
Febri mengatakan, Erizal cukup tenar di sekolah karena berprestasi.
Selain pandai, Erizal selalu membantu Febri setiap punya masalah terkait perkelahian.
"Dia nyalinya besar. Selalu dia bantu aku ketika aku ada masalah.
Tak hanya soal berantam saja sih, urusan pelajaran juga," tandas Febri.
Lettu (Inf) Erizal Zuhri Sidabutar adalah anak kedua dari enam bersaudara, buah hati pasangan Aiptu Rukur Sidabutar dan Elisabeth Christina Siahaan.

Aiptu Rukur sendiri merupakan bintara Polres Dairi.
Ia menonjol karena berhasil mengantarkan tiga anaknya jadi Perwira TNI.
Anak pertamanya, Ericzhon Sidabutar, adalah pegawai ASN, kini bertugas di Subbag Umum Diskominfo Dairi.
Kemudian anak kedua, Lettu (Inf) Erizal Zuhri Sidabutar, yang bertugas di Sat Gultor 81 Kopassus.
Anak ketiga, Yustiti Fagitha Sidabutar, tamatan Akper Sidikalang, dipersunting anggota Kompi B/C Yonif 125/Simbisa.
Anak keempat, Letda (Inf) Prawira Guntara Sidabutar, tergabung di Kostrad dan kini bertugas di Papua.
Anak kelima, Letda (Mar), Komando Marinir, Rizky Akbar Sidabutar, dan paling bungsu, Six Wanda Febrina Sidabutar, masih kuliah Fakultas Psikologi di Unpri Medan.
Sebelumnya, Aiptu Rukur, saat ditemui Tribun Medan di rumahnya, Rabu (18/12/2019), mengungkapkan, ia dan istri terakhir berkomunikasi dengan Erizal pada 14 Desember 2019.
"Kalau jumpa, bulan April kemarin terakhir. Waktu itu saya kebetulan lagi jemput tersangka ke Jakarta Timur. Di situlah terakhir jumpa. Kalau berkomunikasi lewat telepon, tanggal 14 (Desember 2019)," ujar Aiptu Rukur.
Lewat sambungan telepon, Erizal memohon doa karena hendak berangkat mengejar KKB Papua. "Dia minta doa, karena mau mencari dan menangkap KKB. Dia semangat-semangatnya itu," kata Aiptu Rukur.
Aiptu Rukur menyebut, pihaknya belum diberitahu bagian mana dari tubuh Erizal yang tertembak. Namun, penuturan kawan-kawan sang anak, Erizal ditembak KKB Papua saat menyelamatkan anggotanya.
"Enggak diberitahu bagian mananya kena tembak. Dari cerita kawan-kawannya, dia ini mau menolong Rizky. Serda Rizky ini anggotanya, orang Kalibata (Jakarta Selatan-red). Sudah duluan kena tembak. Jadi, pas mau menolong anggotanya yang tergeletak, mungkin mau dia tarik, dia tertembak juga. Dia ini Danru," ungkap Aiptu Rukur.
Aiptu Rukur mengatakan, rencananya jenazah almarhum akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Sidikalang.
"Jenazah almarhum sudah dievakuasi dari dalam hutan, sudah berada di Timika. Tadi sudah teleponan dengan saudara kita di sana. Katanya, enggak ada pesawat ke Jakarta hari ini. Cuaca buruk," kata Aiptu Rukur.
Berencana Nikah
Aiptu Rukur bercerita, semenjak ditugaskan di Papua awal tahun 2019 kemarin, anaknya merintis usaha sampingan bersama teman-teman sejawatnya
"Dia di Polres Timika itu diajak kawan-kawannya beternak lele. Pulang bulan Desember ini, dititipkan sama orang polres, biar dilanjutkan," kata Aiptu Rukur semringah.
Usaha ternak lele dipilih karena harga ikan lele di Papua mahal.
"Usaha sampingan mereka. Mereka memelihara ikan lele itu partai besar, sampai 10 ribu ekor. Di Timika, ikan lele mahal, sampai kurasa Rp40 ribuan satu," kata Aiptu Rukur lagi.

Aiptu Rukur mengungkapkan, Erizal sudah punya pacar. Bahkan sudah berencana menikah pada April 2020 mendatang.
"Sudah ada pacarnya, orang Jakarta, anak komandannya. Bulan April tahun depan ini rencananya mau menikah. Sudah ditentukan tanggal pesta. Di TMII (Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta-red), ada gedungnya di situ, sudah di-booking. Pulang dia Desember 2019 ini, baru 'hantaran' (melamar-red)," ujar Aiptu Rukur.
Ia mengatakan, sudah berbicara dengan komandan Erizal, yang akan jadi calon besannya, terkait pernikahan Erizal dan pacarnya.
"Saya sudah bertemu dengan calon besan saya. Jadi, waktu ke Jakarta aku bulan Oktober kemarin, untuk penataran. Aku enggak dikasih calon parumaen (menantu)-ku itu aku tidur di hotel. 'Di rumah saja. Ada ajudan nanti yang antar', katanya," ujar Aiptu Rukur.
"Dikasih lah bungkusan berisi kain-kain yang mau dipakai untuk pesta. Ternyata kejadian begini," pungkasnya.
(cr16/tribun-medan.com)