Ternyata Sibarani Sofian Bukan Orang Batak, tapi Bangga Disebut Bersuku Batak oleh Teman-temannya

Meski memakai Sibarani yang merupakan identitas (marga) Batak, ternyata Sibarani Sofian bukan orang Batak. Sibarani adalah namanya

Saat ini, Sibarani Sofian adalah pendiri dan direktur praktik URBAN +, yang ia mulai pada akhir 2016 bersama-sama dengan beberapa ahli perkotaan.

Mereka membantu klien dan kota dalam menciptakan proyek perkotaan yang menarik.

Dengan kekayaan pengalaman dan jaringan mereka, Sibarani dan timnya URBAN + mempelopori beberapa perencanaan strategis yang digerakkan oleh infrastruktur (yaitu pengembangan berorientasi transit, Aerotropolis dan Port City) dan komunitas perencanaan utama lainnya atau proyek-proyek penggunaan campuran, dengan tujuan mengembangkan suatu lingkungan yang dibangun lebih baik.

Dia membantu beberapa kota dan kabupaten (seperti Bogor dan Bandung) dan berfungsi sebagai sumber ahli untuk Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Dewan Perumahan Publik Indonesia (Perumnas), dan Green Building Council Indonesia.

Kini, Sibarani Sofian dan tim dari Urban+ berhasil memenangkan desain kawasan ibu kota negara (IKN), dengan tema Nagara Rimba Nusa.

Nagara Rimba Nusa memiliki konsep yang menghubungkan manusia dengan alam dan lingkungan serta memanfaatkan potensi sumber daya air sebagai bagian dari kehidupan.

Sebelumnya, ada 5 pemenang sayembara desain terbaik yang dikategorikan menjadi juara harapan dan juara terbaik.

Kelimanya berhasil menyisihkan 287 peserta lain dari tahap pengiriman karya hingga penilaian.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengucapkan rasa haru dan bangganya, karena sayembara gagasan desain kawasan IKN ini merupakan sejarah baru.

Menurut Basuki, jumlah peserta yang antusias mengikuti sayembara gagasan desain IKN luar biasa banyak.

Dan para pemenang ini dinilai memenuhi tiga kriteria.

"Kriteria pertama, IKN sebagai identitas bangsa untuk kemajuan peradaban negara Indonesia," kata Basuki.

Kedua, lanjut dia, keberlanjutan kota yang ramah lingkungan atau environmental friendly, baik dari sosial ekonomi, dan kebencanaan.

Ketiga, kota bukan untuk generasi saat ini, tetapi untuk generasi yang akan datang.

Karena itu, kota harus dirancang dengan desain  yang menekankan pada kecerdasan, modern, dan memenuhi standar internasional.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved