Eksekusi Jamaluddin di Rumah
Tersangka Bingung Buang Mayat Jamaluddin, ke Belawan atau Berastagi?
Dari hasil rekonstruksi diketahui bahwa pembuangan mayat Hakim Jamaluddin awalnya tidak direncanakan.
Penulis: M.Andimaz Kahfi | Editor: M.Andimaz Kahfi
Aksi yang dilakukan turut dibantu oleh Zuraida yang memegangi kaki korban.

Pembunuhan terhadap Hakim Jamaluddin memang terbukti direncanakan.
Namun, pembuangan mayat korban awalnya tidak direncanakan.
Karena ketiga tersangka ingin merekayasa fakta seolah-olah, korban Jamaluddin meninggal akibat serangan jantung.
"Para tersangka terkejut karena ada lebam-lebam merah pada wajah korban," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin, Kamis (16/1/2020).
"Disini mereka tidak menduga karena kuatnya membekap wajah korban, hingga meninggalkan jejak dan ini tidak diinginkan istri korban," sambungnya.

Dijelaskan Martuani bahwa Zuraida panik dan langsung berpendapat bahwa polisi pasti akan langsung menuduhnya sebagai pelaku. Karena Jamaluddin pada kenyataannya bukan meninggal karena serangan jantung.
"Jadi istrinya berkeras agar mayat korban dibawa dari rumah dan dibuang," ungkap Martuani.

Sementara itu, saat proses rekonstruksi yang kedua di rumah korban Jamaluddin, salah seorang tersangka mau membeberkan kejadian yang terjadi.
Tersangka Jefri mengaku sempat kebingungan memilih antara dua tempat untuk pembuangan mayat.
Karena pada awalnya pembuangan mayat korban tidak direncanakan.

Saat membahas tempat pembuangan mayat Jamaluddin, tersangka mengaku kebingungan.
Tersangka mengaku bingung, karena memiliki dua tempat untuk pembuangan mayat.
Pembuangan mayat direncanakan yaitu di Belawan yang merupakan kawasan pelabuhan dan jurang di kawasan hutan menuju Kota wisata Berastagi.

Setelah membunuh korban pada 29 November 2019 sekitar pukul 01.00 WIB.