Mahasiswa ITB Asal Sumut Ricky Parulian Pakpahan Ditemukan Tewas di Areal Pertambangan di Kalsel
Mahasiswa magang itu diketahui bernama Ricky Parulian Pakpahan asal Rantauprapat, Sumut.
TRIBUN-MEDAN.COM - Seorang mahasiswa magang di pertambangan milik PT Arutmin Indonesia ditemukan warga meninggal dunia.
Mahasiswa magang itu diketahui bernama Ricky Parulian Pakpahan asal Rantauprapat, Sumut.
Ia mahasiswa teknik Geologi ITB.
Ricky ditemukan tak bernyawa di lokasi pertambangan di Desa Sangsang, Kecamatan Kelumpang Tengah, Kotabaru, Kalimantan Selatan, pada Sabtu (25/1/2020).
Jenazah Ricky Parulian Pakpahan telah dimakamkan di kampung halamannya di Rantauprapat, Sumatera Utara, pada Senin (27/1/2020).
Hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan atas tewasnya Ricky dan menunggu hasil otopsi.
Ricky Parulian Pakpahan merupakan mahasiswa Teknik Geologi ITB angkatan 2016.
Dikutip dari Banjarmasinpost (Grup Tribun-Medan.com), Ricky ditemukan tak bernyawa di lokasi tambang PIT 4 PT Arutmin Indonesia, Desa Sangsang, Kecamatan Kelumpang Tengah, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (25/1).
Ricky tengah melakukan penelitian di lokasi tersebut.
Berdasarkan laporan Polsek Kelumpang Tengah, jasad Ricky ditemukan oleh Selamat, warga, yang baru saja pulang memancing sekitar pukul 10.00 Wita.
Selamat melihat jasad Ricky tergeletak di lokasi dengan masih mengenakan alat pelindung badan.
Saksi yang menemukan jasad Ricky lalu melaporkan kejadian tersebut kepada aparat wilayah setempat.
Polisi kemudian mendatangi lokasi penemuan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara.
Jenazah Ricky lalu dibawa ke RSUD Kotabaru.
Tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh Ricky.
Namun pihak kepolisian melakukan autopsi atas seizin keluarga untuk mencari tahu penyebab kematiannya.
Ucapan duka cita juga disampaikan Rektor dan Dekan FITB atas kepergian Ricky.
''Rektor, Dekan FITB dan segenap civitas akademika Institut Teknologi Bandung (ITB) turut berduka cita yang mendalam atas berpulangnya Ricky Parulian, mahasiswa program studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) pada hari Sabtu (25/1/2020).
Ricky Parulian lahir di Rantauprapat, 7 Juni 1998 silam. Ia merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Ia masuk ke ITB tahun 2016 melalui jalur SBMPTN. Berdasarkan informasi yang diterima Humas ITB, mendiang saat ini tengah mengerjakan tugas akhir kuliahnya di salah satu perusahaan pertambangan di Kalimantan Selatan, '' tulis admin facebook ITB.
Kematiannya Misterius
Penyebab kematiannya masih misterius karena saat dibawa ke Puskesmas, tak ada bekas atau luka ditubuhnya.
Hal ini diakui Kapolsek Kelumpang Tengah, Iptu Iksan Prananto SIK, Kamis (30/1/2020).
Dia mengatakan hingga saat ini hasil outopsi masih menunggu hasilnya.
"Kami masih menunggu hasilnya yang biasanya membutuhkan waktu selama 14 hari," kata Iptu Iksan.
Dia juga menyebutkan, saat mahasiswa yang bernama Ricky Parulian itu melakukan penelitian di wilayah tambang Arutmin.
Saat itu, memang tidak ditemani pendampingnya atau hanya sendiriain sebab mentornya juga bersamaan ada kegiatan lain.
"Jadi memang sendirian waktu itu, tapi tidak pulang di jam yang ditentukan sehingga dilakukan pencarian.
Jasadnya ditemukan warga yang baru pulang memancing, jarak dari titik awal sekitar 1 KM.
Pihak keluarga juga sudah mengetahui dan sudah dikebumikan di Rantauprapat, Sumatera Utara," katanya.
Sementara itu, pihak manajemen Bagian Administrasi PT Arutmin Indonesia Senakin, Andi Alfi, saat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya, mengaku tidak bisa banyak memberikan komentar.
"Saya tidak di lokasi waktu kejadian. Saya juga baru di sini, gitu lho. Jadi gak bisa cerita banyak," kata Andi Alfi.
Ketika ditanya tentang berapa hari almarhum melakukan penelitian, Andi Alfi juga tidak bisa memberikan penjelasan.
"Nah, ini, saya kurang ini, makanya. Soalnya, bukan bidang saya," sambungnya.
Tidak bisa bercerita banyak, lanjut Andi Alfi, selain hasil juga belum ada.
Karena, kata dia, kasus tersebut masih ditangani polisi.
Disinggung tentang santunan untuk mahasiswa yang meninggal, Andi Alif pun tak bisa beri keterangan.
"Saya kurang ini, yah, itu bagian dari HR Pusat. Nanti yah, mohoh maaf," tutup Andi Alfi.
(*)