India vs Pakistan Memanas, PM India Narendra: Tentara Kami Bakal Melumat Pakistan dalam 10 Hari
Perdana Menteri India Narendra Modi sesumbar bakal melumat Pakistan dalam 10 hari jika pecah perang antara kedua negara
TRIBUN-MEDAN.COM - Perdana Menteri India Narendra Modi sesumbar bakal melumat Pakistan dalam 10 hari jika pecah perang antara kedua negara bertetangga ini.
Dua rival di Asia Selatan itu sudah terlibat tiga konflik besar, dengan Februari 2019 lalu relasi keduanya memanas setelah New Delhi menyerang Kashmir yang dikuasai Pakistan.
Modi berkoar di tengah berbagai tekanan, seperti aksi protes menentang aturan kependudukan yang baru, ekonomi melambat, dan ancaman kekalahan dalam pemilihan di New Delhi.
"Pakistan sudah kalah dalam tiga perang.
Tentara kami bakal menang tidak lebih dari 10 hari," koar Modi di hadapan prajurit India, dilansir AFP Rabu (29/1/2020).
Komentarnya merujuk kepada insiden di mana pilot jet tempur India ditangkap setelah Islamabad menjatuhkan pesawatnya di Kashmir.
Pilot bernama Abhinandan Varthaman itu sempat dihajar oleh warga saat keluar dari pesawatnya, dan kemudian dibebaskan sekitar sepekan kemudian.
Mengenakan topi bisbol Korps Kadet Nasional, PM berusia 69 tahun itu menyebut pesatnya perkembangan militer tak lepas dari "pemikiran muda".
Dia memuji "pemikiran muda" itu dengan mencontohkan momen ketika mereka menyerang milisi di Kashmir Pakistan, baik di 2016 maupun tahun lalu.
"Inilah 'pemikiran muda' itu.
Kita melakukan serangan secara terkoordinasi, dan menghancurkan teroris di rumahnya sendiri," koar Modi.
Politisi dari Partai Bharatiya Janata (BJP) itu menuding sang rival melakukan "perang proksi", yakni menyokong kelompok militan.
Kashmir menjadi rebutan dua negara berkemampuan nuklir tersebut sejak mendapat kemerdekaan dari Inggris pada 1947 silam.
Pada Agustus lalu, pemerintahan Modi memutuskan untuk menghapus status otonomi sementara Kashmir, yang diikuti mencabut layanan telekomunikasi.
Pesawat tempur India yang ditembak Pakistan di District Budgam, Rabu (27/2/2019) (AFP/Tauseef Mustafa)
Pakistan mengecam keras saingannya, Perdana Menteri India Narendra Modi, sehari setelah Modi dengan sombong mengatakan, tentaranya dapat mengalahkan Pakistan dalam 10 hari.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Pakistan hari Rabu (29/1) itu mengatakan, komentar Modi yang "tidak bertanggung jawab dan menghasut perang " itu mencerminkan "obsesi India yang tidak bisa disembuhkan" terhadap Pakistan dan upaya untuk mengalihkan perhatian dari meningkatnya tantangan di dalam negeri yang dihadapi kepemimpinan India.
"Kami mendesak masyarakat internasional untuk menyadari bahwa retorika bermusuhan dan tindakan agresif terus menerus dari kepemimpinan India menimbulkan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan," kata pernyataan itu.
Melihat sesumbar PM India menarik untuk melihat kekuatan militer kedua negara tersebut.
Anggaran
Perbandingan nuklir India vs Pakistan/Aljazeera
Pada 2018 lalu, India setidaknya mengalokasikan dana sebesar 58 miliar dolar AS untuk militernya.
Sedangkan Pakistan, anggaran militernya pada 2018 adalah 11 miliar dolar AS.
Rudal dan senjata nuklir
Kedua negara punya rudal balistik yang mampu mengirimkan senjata nuklir.
India memiliki sembilan jenis rudal operasional, termasuk Agni-3 dengan jangkauan 3.000 km.
Sementara itu, program rudal Pakistan, dibangun dengan bantuan China, termasuk senjata jarak pendek dan menengah yang bisa menjangkau India.
Salah satunya, Saheen 2 bisa punya daya jangkauan hingga 2.000 km.
Pada 2011, Pakistan mengonfirmasi telah mengembangkan senjata nuklir taktis, di mana hulu ledak nuklir yang lebih kecil melekat pada pada rudal jarak pendek—fungsinya untuk menghalau senjata konvensional India.
Pakistan setidaknya punya 140 hingga 150 hulu ledak nuklir, dibandingkan India yang punya 130 – 140 hulu ledak nuklir.
Angkatan Darat
India berkekuatan 1,2 pasukan, didukung oleh lebih dari 3.565 tank tempur, 3.100 kendaraan tempur infanteri, 336 pengangkut personel lapis baja, dan 9.719 artileri.
Sementara itu Pakistan, tentara pasukan jumlahnya lebih kecil.
Negara dengan penduduk mayoritas muslim ini hanya punya 560 ribu pasukan.
Mereka didukung oleh 2.496 tank, 1.605 pengangkut personel lapis baja, dan 4.472 senjata artileri, termasuk 375 howitzer swadaya.
Meskipun punya pasukan yang lebih besar, pasukan konvensional India dibatasi oleh logistic yang tidak memadai, pemeliharaan dan kekuarangan amunisi dan suku cadang.
Angkatan Udara
India menempatkan sistem senjata dan militernya dalam siaga tingkat tinggi seiring eskalasi di Kashmir. (Foto/Istimewa)
Dengan 127 ribu personel dan 814 pesawat tempur, angkatan udara India secara substansial lebih besar.
Tapi ada kekhawatiran terkait jet tempurnya.
Untuk melawan serangan udara dari dua negara tetangga, China dan Pakistan, India setidaknya membutuhkan 42 skuadron jet tempur dan 750 pesawat.
Dengan jet Rusia yang lebih tua seperti MiG-21, pertama kali digunakan pada 1960-an dan segera pensiun, India hanya bisa memiliki 22 skuadron pada 2032.
Sementara itu, Pakistan punya 425 pesawat tempur, termasuk jet F-7PG dan F-16 Fighting Falcon asal China.
Pakistan juga punya tujuh pesawat peringatan dini dan control udara, tiga lebih banyak dari India.
Angkatan Laut
Misil Shaheen-III buatan Pakistan yang mampu membawa kepala nuklir, dipamerkan dalam parade militer di Islamabad, Pakistan, 23 Maret 2018
Angkatan Laut India terdiri atas satu kapal induk, 16 kapal selam, 14 kapal perusak, 13 kapal fregat, 106 kapal patrol dan combatant vessels, dan 75 pesawat berkemampuan tempur.
Angkatan Udara India punya 67.700 personel, termasuk marinir dan staf penerbangan angkatan laut.
Pakistan, yang punya garis pantai nisbi kecil, punya 9 fregat, 8 kapal selam, 17 kapal patroli dan pantai, dan 8 pesawat berkekuatan tempur.
Begitulah perbandingan kekuatan militer negara yang hubungannya sedang panas-panasnya itu.(*)
Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "PM India Yakin jika Perang, Negaranya Bakal Menang Lawan Pakistan dalam 10 Hari", dari suar.grid.id berjudul: Situasi Sedang Memanas, Ini Perbandingan Kekuatan Militer India vs Pakistan
