Tribun Wiki
Sejumlah Fakta Bunga Bangkai Amorphophallus Titanum Becc Banyak Ditemui di Bahorok
Kecamatan Bahorok, yang terletak di kawasna Taman Nasional Gunung Leuser termasuk Bukit Lawang, Kabupaten Langkat
TRIBUN-MEDAN-WIKI.com – Kecamatan Bahorok, yang terletak di kawasna Taman Nasional Gunung Leuser termasuk Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, terdapat banyak destinasi wisata. Salah satunya objek wisata Sunga Landak, di Kecamatan Bahorok.
Selain, objek wisata, menurut salah satu wisatawan, Dian, menjelasakan di kawasan hutan dekat objek wisata sungai tersebut terdapat banyak bunga bangkai Amorphophallus Titanum Becc, Rabu, (05/2/2020).
Lalu seorang ranger atau guide objek wisata sungai Landak, Irwansyah Surbakti, menagatakan bahwa bunga bangkai Amorphophallus Titanum Becc atau dikenal sebagai Endemik Pulau Sumatera, berkembang biak dan tumbuh banyak di hutan sekitaran objek wisata batu katak.
Ia menjelaskan untuk dapat bertemu bunga tersebut, dengan baunya yang menyengat. Pengunjung harus dipandu oleh ranger, untuk menuju lokasi dengan berjalan kaki sekitar kurang dari setengah jam memasuki area hutan berbukit, dengan melalui sungai sungai kecil.
Irwansyah Surbakti mengatakan di tempat wisata batu katak bunga bangkai tidak selalu ada setiap harinya, bunga tersebut tumbuh pada waktu tertentu dan akan lebih cepat pertumbuhanya pada saat musim hujan.
Bunga ini merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (araceae) endemik dari pulau sumatera, Indonesia.
Salanjutnya, untuk dapat mengetahui keberadaan bunga raksasa ini, biasanya dilakukan pengecekkan rutin terlebih dahulu untuk memastikan keberadaan serta mengetahui lokasi tumbuhnya bunga tersebut.
Setelah porses itu dilalui, informasi keberadaan bunga tersebut akan dipublikasikan melalui website ataupun media sosial. Hal ini dilakukan agar wisatawan dapat mempersiapkan rencana perjalan dengan baik. Sehingga wisatawan dapat menikmati pertunjukkan bunga bangkai sesuai yang di inginkan.
Irwansyah juga menceritakan biasanya para pengunjung atau wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ini, jauh hari akan memberitahu keiinginannya kepada guide atau denger.
"Kalau pengunjung biasanya yang ingin berkunjung sejak jauh hari, memberitahukan keinginannya untuk melihat bunga tersebut. jadi kami bisa memastikan lalu menginformasikan keberadaan bunga tersebut dan kapan waktu yang pas untuk menyaksikanya," ujarnya.
Kemudian, Irwansyah mengatakan keunikan dari bunga bangkai tersebut dari bentuk dan ukuranya yang besar serta keberadaanya yang langka menjadikan bunga ini memiliki daya tarik tersendiri.
Sebagai pertunjukkan wisata untuk dinikmati pengunjung sekalipun bunga ini memiliki aroma yang tidak sedap yang membuatnya disebut bunga bangkai.
Selanjutnya, Menurut Manager Reseach Yayasan Gajah Sumatera (YAGASU), Grace Yanti, menjelaskan bahaw Bunga Bangkai Raksasa (Amorphophallus titanum), merupakan Jenis yang paling dikenal dari bunga bangkai adalah suweg raksasa atau Titan Arum (Amorphophallus titanum). Titan arum adalah flora endemik Pulau Sumatera, tersebar terutama di daerah Bengkulu dan Lampung dan masuk dalam kategori rentan (vulnerable) dalam daftar merah IUCN.
Deskripsi Morfologinya
Walaupun ukuran bunga bangkai (Amorphophallus titanum) lebih besar daripada bunga Raflesia Rafflesia arnoldii, bunga bangkai bukan bunga terbesar, karena sebenarnya bunga bangkai terdiri dari ribuan bunga kecil yang tumbuh pada batang yang sama. Bunga bangkai bukan bunga tunggal, tetapi masuk dalam jenis bunga majemuk (inflorescence). Bagian yang menjulang (tongkol atau spadix) pada bunga tersebut sebenarnya terdiri dari koloni bunga kecil. Walaupun sama-sama berbau busuk, bunga bangkai berbeda dengan bunga Raflesia, baik dari klasifikasi biologis, warna, cara hidup, dan siklus hidupnya.
Bunga bangkai mengalami 2 fase dalam hidupnya yang muncul secara bergantian dan terus menerus, yaitu fase vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Selama fase vegetatif, di atas umbi akan muncul batang tunggal dan daun yang secara keseluruhan dan sekilas mirip dengan pohon pepaya.
Bunga bangkai dapat mencapai ketinggian sekitar 2 meter dengan rentang mahkotanya mencapai 1-5 meter. Meskipun demikian, Kebun Raya Cibodas Indonesia pernah mengumumkan bahwa bunga yang mekar di sana mencapai ketinggian 3,17 m pada tanggal 11 Maret 2004.
Proses pertumbuhan dari biji sampai nenjadi bunga memakan waktu tiga tahun. Apabila selama masa mekar bungai bangkai terjadi pembuahan, maka akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji pada bagian bekas pangkal bunga. Biji-biji ini bisa ditanam menjadi pohon pada fase vegetatif. Biji-biji inilah yang sekarang dibudidayakan.
Ekologi dan habitat
Bunga bangkai umumnya merupakan tumbuhan khas dataran rendah yang tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis mulai dari kawasan Afrika barat hingga ke Kepulauan Pasifik, termasuk di Indonesia. Bunga Titan Arum dapat ditemukan pada habitat hutan tropis di Sumatera, khususnya pada ketinggian diantara 120 sampai 365 meter diatas permukaan laut
Ancaman Bunga Bangkai
Populasi bunga bangkai liar sudah semakin berkurang karena habitat alaminya banyak mengalami alih fungsi menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan pemukiman. Penyebab lainnya adalah masyarakat yang merasa terancam dengan bau busuk bunga ini, lalu memotong bunga dan daunnya.
(cr22/Tribun-medan.com)
