5 Pekerja Asal China di PLTA Laubiang Masuk Karantina, Dinkes Terus Pantau

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Karo, dari lima TKA tersebut terdiri dari empat pria dan satu perempuan.

Penulis: Muhammad Nasrul |
Tribun Medan/Muhammad Nasrul
Suasana lokasi karantina lima pekerja yang berasal dari China, di proyek pembangunan PLTA, di kawasan Desa Kandibata, Kabanjahe, Kamis (6/2/2020). Kelimanya diketahui baru tiba dari China pada 30 Januari 2020 lalu. 

TRIBUN-MEDAN.com - Lima orang Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di sebuah lokasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Laubiang di Desa Kandibata, Kecamatan Kabanjahe menjalani masa karantina.

Kelimanya baru datang dari China pada akhir bulan Januari lalu.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Drg Irna Safrina Milaa M.kes, mengungkapkan pihaknya telah mengetahui hal ini. Dirinya menyebutkan, mereka juga telah melakukan kunjungan ke proyek tempat kelimanya menjalani masa karantina.

"Benar ada lima orang TKA dari China yang baru tiba kemarin, tiga orang itu pada tanggal 31 Januari tiba di sini, dan dua orang lagi pada tanggal 3 Februari kemarin. Kami juga sudah mengecek ke lokasi selama dua hari terakhir," ujar Irna, saat ditemui, Kamis (6/2/2020).

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Karo, dari lima TKA tersebut terdiri dari empat pria TY, GL, HD, dan YH, serta satu orang wanita, dengan inisial GZ. Irna menjelaskan, kelimanya memang merupakan warga negara China, namun seluruhnya tidak berasal dari Provinsi Wuhan tempat di mana awal mula virus corona dikabarkan merebak.

Irna mengungkapkan, setelah pihaknya melakukan pemantauan dan pengecekan secara langsung ke para pekerja tersebut, mereka masih belum terlihat adanya tanda-tanda terjangkit virus corona. Seperti demam, batuk, pilek, dan sesak nafas yang parah.

"Kalau setelah kita cek kesehatannya, mereka masih dalam keadaan normal, tidak ada tanda-tanda peningkatan suhu badan. Tapi, kita tetap minta mereka dipisahkan dengan pekerja lainnya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan," ucapnya.

Namun begitu, dirinya mengaku pihaknya tetap akan melakukan pemantauan secara ketat terhadap perkembangan kesehatan para pekerja. Dirinya mengatakan, sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan kelima pekerja tersebut direncanakan akan menjalani masa isolasi selama empat belas hari.

Wanita berbaju biru itu mengatakan, saat ini kelima pekerja itu telah menjalani masa isolasi. Tak hanya sekedar teman tinggal dan aktivitas, Irna mendaftar pasokan makanan untuk mereka juga harus dipantau dan petugasnya tidak boleh ganti-ganti. Hal ini, untuk menghindari meluasnya penyebaran jika memang ditemukan virus.

"Memang kan dari kementerian itu, masa inkubasi dilakukan selama dua hingga empat belas hari. Di situ, setiap hari kita panitau perkembangannya. Petugas yang memeriksanya juga kita batasi," katanya.

Menurut informasi, para pekerja itu diketahui memang telah langsung dikarantina oleh pihak proyek pada saat mereka tiba. Irna juga mengakui, jika saat mereka datang ke sana pihak dari proyek tetap melakukan antisipasi dini seperti tetap membatasi pergerakan, dan melakukan penyemprotan desinfektan.

Dirinya melanjutkan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk jangan terlalu khawatir, dan tetap waspada. Terlebih, lokasi para pekerja ini selain terpisah dengan pekerja lainnya juga berjarak lumayan jauh dari wilayah pemukiman warga.

Terlebih, seperti diketahui sebelum masuk ke Indonesia khususnya Sumatera Utara, telah melewati beberapa alat pengecekan suhu tubuh di bandara-bandara yang dilewatinya. Namun begitu, Irna meminta agar masyarakat tetap waspada dan selalu menerapkan pola hidup sehat, serta menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan. (cr4/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved