Cerita Kehidupan

Kisah Keluarga Miskin Besarkan 4 Anaknya yang Disabilitas, Tak Pernah Tersasar Bantuan Pemerintah

Semua anak laki-laki Ual Sagala dan Nurlina boru Sitorus mengalami disabilitas. Hanya anak perempuan yang berfisik normal

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN / DOHU LASE
Ual Sagala beserta istri dan lima anaknya. Terlihat empat anaknya yang mengalami disabilitas terbaring lemas di atas ranjang, di Desa Lae Hole, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Minggu (9/2/2020). 

Kisah Keluarga Miskin Besarkan 4 Anaknya yang Disabilitas, Tak Pernah Tersasar Bantuan Pemerintah

Laporan Wartawan Tribun Medan / Dohu Lase

RUMAH sederhana di Dusun IV Hutabuntul, Desa Lae Hole, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi menjadi tempat tinggal keluarga pasangan Ual Sagala (50) dan Nurlina boru Sitorus (44).

Berdinding papan, berlantai semen, semua serba pas-pasan. Sedikit beruntung, karena rumah ini sudah teraliri listrik PLN.

Ual sehari-hari bekerja sebagai petani. Ia dan Nurlina dikaruniai lima orang anak. Empat laki-laki, satu perempuan.

Namun, kebahagiaan Ual dan Nurlina itu kurang lengkap, sebab semua anak laki-laki mereka mengalami disabilitas. Hanya anak perempuan yang berfisik normal.

Empat anak laki-laki mereka, masing-masing bernama Andreas Sagala (21), Jusuf Sagala (18), Samuel Sagala (16) dan Narta Sagala (7), mengalami penyakit yang membuat tubuh menjadi lumpuh layu, sekaligus keterbelakangan mental.

Jadinya, seluruh anak laki-laki Ual bergantung kepada orang lain sehari-hari. Untuk urusan makan dan buang air saja, harus dibantu.

Dalam kondisi yang miskin itu, pasangan Ual dan Nurlina berjuang bertahan hidup tanpa pernah tersasar program bantuan pemerintah, seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH), ataupun Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).

"Dari semua bantuan itu, belum ada yang kami dapat. Cuma bantuan dari Dinas Sosial untuk penyandang disabilitas. Itu pun hanya untuk satu orang anak, yaitu si Andreas," ungkap Nurlina saat ditemui di rumahnya kemarin.

Nurlina mengatakan, semua anak laki-laki mereka tampak normal saat dilahirkan. Memasuki usia tiga bulan, tanda-tanda fisik lumpuh layu mulai terlihat. Fase itu terjadi merata pada semua anak laki-lakinya.

"Semua kayak begitu. Sudah kami bawa berobat sampai ke rumah sakit di Medan, tetapi enggak ada hasil," ujar Nurlina sedih.

Nurlina mengaku, ia tak pernah meninggalkan para anak laki-lakinya. Oleh karena itu pula, ia tak pernah bisa ikut membantu suaminya bertani.

"Sebetulnya saya pengin ikut kerja, untuk menambah penghasilan. Namun, mau bagaimana. Anak-anak sama sekali enggak bisa ditinggal," tutur Nurlina.

Nurlina hanya berharap, mereka dapat memperoleh berbagai bantuan yang digelontorkan pemerintahan Presiden Jokowi saat ini bagi rakyat miskin.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved