Jalani Proses Observasi, Empat Warga Sumut dari Wuhan Turut Dikarantina di Natuna

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memastikan empat warganya yang berada di Natuna, Kepulauan Riau, sedang dikarantinakan.

Penulis: Satia |
ANTARA FOTO/KEMENTERIAN LUAR NEG
Petugas medis menyemprotkan cairan disinfektan pada warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 WNI dari Wuhan tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona. 

TRIBUN MEDAN.COM, MEDAN - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memastikan empat warganya yang berada di Natuna, Kepulauan Riau, sedang dikarantinakan.

Artinya, aktivitas seluruh WNI, sedang dipantau oleh petugas. Nantinya, petugas akan memantau terhadap suhu tubuh dari seluruh WNI, Senin (10/2/2020).

Meski demikian, pemprov menyerahkan sepenuhnya penanganan maupun pengembalian WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China akibat wabah virus korona kepada pemerintah pusat.

"Itu tugas pemerintah pusat. Tidak boleh kita campuri. Sekarang saja masih tertutup semua aksesnya. Mereka dalam camp militer. Kami ikut saja. Jika pemerintah bilang jemput, kami jemput. Jika diminta pendampingan juga akan kami lakukan," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan.

Informasi yang pihaknya peroleh,200-an WNI yang kini berada di Natuna dalam keadaan sehat dan baik.

Kalau dalam 14 hari tersebut seluruh WNI termasuk warga asal Sumut negatif suspek korona, maka diharapkan indentitas mereka tidak dengan mudah disebarluaskan.

"Ya, kami harap tidak digembar-gemborkan. Tidak perlu ada yang tahu, karena hal ini sensitif sekali. Kasihan mereka. Apalagi tidak semua masyarakat kita bisa dikasih pemahaman yang benar," katanya.

Meski sudah mengetahui terdapat empat warga asal Sumut di Natuna, pihaknya belum detil soal informasi warga tersebut asalnya dari mana. Hal ini pula menurut Alwi, memang tidak ada akses untuk mengetahuinya.

"Yang jelas mereka semua itu adalah WNI, warga negara kita. Kita percayakanlah sepenuhnya penanganan oleh pemerintah pusat. Karena memang bukan wewenang kita di situ," katanya.

Dalam menyikapi wabah nCoV, Pemprovsu melalui Dinkes sebelumnya menginisiasi Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Menghadapi Penyebaran n-CoV di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Medan.

"Ini agar kita satu bahasa, satu pandangan dan satu gerak langkah menanggapi penyebaran virus korona. Dengan begitu, tidak akan ada kesalahan merespons n-CoV atau gagap menanggapi virus ini," kata Alwi.

Diakuinya, sejak wabah virus korona membahayakan dunia seluruh stakeholder terkait sudah bergerak cepat. Terutama pada pintu-pintu masuk warga negara asing ke Sumut. Bahkan sudah pula diberikan kartu kewaspadaan kepada semua penumpang seperti di bandara, baik yang masuk maupun keluar dari Sumut. Tak hanya WNA, juga berlaku kepada WNI.

"Laporan semua manifest itukan diberikan ke kami. Namun yang akan ketat kita awasi bersama, jika dalam pemeriksaan terdapat gejala-gejala nCoV ini, mereka bakal diisolasi di rumahnya masing-masing selama 14 hari di mana ada pihak yang menjamin dari keluarganya," katanya.

Dinkes Sumut juga akan intens mengawasi orang-orang yang diisolasi tersebut. Jika ditemukan gejala-gejala suspek nCoV, penanganan akan dilanjutkan ke RSUP H Adam Malik sebagai rujukan RS isolasi wabah virus tersebut.

"Sebenarnya hal ini adalah SOP baku dan sudah berjalan. Jadi semua manifest setiap penerbangan itu ada. Mereka dapat kartu kewaspadaan selama 14 hari. Dan dia pun kalau ada terjadi apa-apa pasti segera lapor. Sebab sifatnya sudah dalam kondisi darurat, dan warning dari WHO (Badan Kesehatan Dunia). Yang terpenting harapan kita dari pertemuan ini, semua stakeholder menjadi siap dan tidak panik dalam menyikapi wabah virus nCoV," katanya.

(wen/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved