PNS Bakar Diri
Diduga Stres, Seorang PNS di Kota Medan Memilih Bakar Diri, Tewas Setelah Jalani Operasi di RS
Ia manambahkan bahwa penyebab kematian karena luka bakar yang sudah 90 persen lebih. "Karena luka bakar 90 persen lebih," tegasnya.
Diduga Stres, Seorang PNS di Kota Medan Memilih Bakar Diri, Tewas Setelah Jalani Operasi di RS
TRIBUN-MEDAN.com-Seorang PNS Puskesmas PB Selayang II berinisial SP (54) melakukan aksi bakar diri di belakang rumahnya di Desa Tanjung Selamat, Deliserdang.
Kanit Reskrim Polsek Medan Sunggal, Iptu Syarif Ginting membenarkan kejadian tersebut terjadi pada Minggu (9/2/2020).
"Lokasi kejadian di Perumahan Griya Tanjung Selamat Desa Tanjung Selamat dekat pohon pisang belakang rumah kosong blok D yang berada di depan rumah korban," tuturnya kepada Tribun, Selasa (11/2/2020).
Kejadian pada hari Minggu tanggal 09 Februari 2020 pukul 15:30 WIB
Ia menyebutkan pada saat kejadian korban masih dalam kondisi kritis dan dirawat di RSUP Haji Adam Malik.
• PNS di Medan Tewas Bakar Diri, Sempat Jalani Operasi di RSUP Adam Malik dengan Luka Bakar 90 Persen
• Detik-detik Bayi 2 Bulan Tercampak dari Kereta Dorong, Ditabrak Pria Mabuk saat Menyebrang Jalan
"Kemarin itu tidak meninggal masih kritis waktu kejadian itu, dirawat di RS. Kabar terakhir belum dapat kabar sekarang masih di RS Adam Malik," jelasnya.
Syarif membeberkan bahwa motif korban karena stres dan tidak ada tanda-tanda tindak pidana.
"Kalau dari keluarganya dia stres. Yang pasti ada laporan dari keluarganya, memang dia bakar diri," pungkasnya.
Namun seorang rekan korban mengatakan korban sudah meninggal Senin (11/2/2020).
Ia mengaku tahu korban sudah meninggal karena tergabung dalam grup WA bersama mendiang.
Kasubbag Humas RSUP Haji Adam Malik Medan, Rosario Dorothy menyebutkan kabar terbaru pasien telah meninggal pada 10 Februari pukul 05.00 WIB.
• Manfaat Tomat Cegah Kanker, Diabetes, Menjaga Kesehatan Jantung hingga Mata, Penjelasan Medis
• Mengalir Ucapan Duka Cita, PNS Puskesmas Meninggal Bakar Diri, Tuhan Lebih Sayang Padamu
"Pasien Sondang sudah meninggal tanggal 10 Februari Jam 5 pagi," tuturnya.
Ia manambahkan bahwa penyebab kematian karena luka bakar yang sudah 90 persen lebih.
"Karena luka bakar 90 persen lebih," tegasnya.
Sementara itu di media sosial sudah mengalir ucapan bela sungkawa terkait kepergian PNS tersebut.
"Selamat Jalan Ma Maktua Ku @SP. Tuhan Lebih Sayang Padamu. Tetap Tabah Buat Abgku MH. Sedih Kali Kami Mendengar Kepergian Mu Mak Tua, Padahal Rindu Kali Aku Sama Mu Maktua, Baru Sekali Nya Kita Jumpa, Waktu Aku SMP Kelas 1, Udh Janji Aku Mau Main2 Kemedan Kalo Ada Waktu, Tapi Terus Pergi Maktua, Selamat Jalan Ma maktua, Semoga diterima di sisi Tuhan Yang Mahakuasa," tulis akun Joss.
Sedangkan akun Toni Hombing menulis: Rip atas meninggalnya istri dr morlan hutauruk(mama morales). Smoga klrga yg ditinggalkannya tabah.
• Diputuskan, Tak Disangka Pria Ini Memilih Bersembunyi di Loteng Mantan Kekasihnya Selama 12 Tahun
• Orangtua Pembuang Jasad Bayi ke Sungai Serdang Diburu Polisi, Diduga Hasil Hubungan Gelap
Sempat Jalani Operasi di Adam Malik
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, SP dibawa ke RSUP Adam Malik untuk mendapat pertolongan.
Diwawancarai www.tribun-medan.com, Kasubag Humas RSUP Adam Malik Rosario Dorothy Simanjuntak menyebut kalau almarhum sempat menjalani operasi.
"Almarhum datang ke rumah sakit tanggal 9, sore. Meninggal tanggal 10 Februari 2020 jam 5 pagi," kata Rosario Dorothy Simanjuntak.
Sempat menjalani operasi sekali untuk pembersihan luka bakar," sambungnya.
Rosario Dorothy Simanjuntak menolak menceritakan detail kondisi SP.
Ia hanya menyebut kalau pasien meninggal dengan luka bakar di atas 90 persen.
"Spesifik tidak bisa kami informasikan. Kronologis polisi yang lebih tahu," sambungnya
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Medan Sunggal, Iptu Syarif Ginting membenarkan kejadian tersebut terjadi pada Minggu (9/2/2020).
Kejadian pada hari Minggu tanggal 09 Februari 2020 pukul 15:30 WIB
Ia menyebutkan pada saat kejadian korban masih dalam kondisi kritis dan dirawat di RSUP Adam Malik.
• Rekaman 7 Prajurit Kostrad Terjun ke Laut Berombak Tinggi untuk Selamatkan Dedi Bagus Setiawan
• Viral Foto Perempuan Pengurus BEM UGM dan UNJ Diblur, Pengurus NU sebut Mirip Yahudi Ultra Orthodox
"Kemarin itu tidak meninggal masih kritis waktu kejadian itu, dirawat di RS.
Kabar terakhir belum dapat kabar sekarang masih di RS Adam Malik," jelasnya.
Syarif membeberkan bahwa motif korban karena stres dan tidak ada tanda-tanda tindak pidana.
"Kalau dari keluarganya dia stres.
Yang pasti ada laporan dari keluarganya, memang dia bakar diri," pungkasnya.
Beli Mancis dan Bensin
Pemilik toko kelontong bernama Marbun yang berada di sebelah rumah korban di Desa Tanjung Selamat, Deliserdang, mengaku melihat gelagat aneh saat korban SP membeli korek api ke warungnya pada sore hari itu.
"Eda itu ke sini pun mukanya udah lain.
Ke sini dia beli macis kemari.
Makanya polisi kemari semalam bertanya sama saya.
Jadi dia beli macis sore sekitar pukul 3.
Mau beli mancis lah, katanya.
Lalu kutunjukkanlah, terus ditanya ini sudah paling bagus ini mancisnya tanyanya.
Kubilang udah, itu merek Tokai.
Berapa ini harganya katanya.
Terus kujawab 2.500, baru dibelinya," jelasnya, Senin (11/2/2020).
Lalu, Marbun menceritakan setelah beberapa langkah, korban kembali mencoba memastikan mancis tersebut dengan menyalakannya.
"Baru di jembatan ini dihidupkan lagi macisnya.
Kok tumbenlah eda ini, pikirku. Terus pergi lagi dia," jelasnya.
Lalu, tak beberapa lama, korban SP kembali meminta kepada anak yang ada di depan rumahnya untuk membelikan
"Baru setelah itu dia minta sama suaminya beli bensin. Suaminya tanya buat apa bensin katanya untuk ngepel.
Suaminya bilang udah enggak jaman lagi ngepel pakai bensin, pakai super pel kata suaminya.
Baru habis itu, dia suruh anak-anak yang di depan rumahnya namanya Noval.
Pertama dia minta jeriken, rupanya tidak ada.
Baru dia suruh anak itu beli bensin alasannya untuk obat tanganku," jelasnya.
Kemudian, anak tersebut disuruh membeli botol air mineral berukuran 1,5 liter sebanyak 3 botol.
"Baru disuruhnya anak itu untuk membelikan Aqua 3 botol.
Baru setelah itu yang janggal airnya disuruh dituang dan mengatakan ibu hanya perlu tempatnya.
Baru disuruh belikanlah ibu bensin.
Buat apa bu katanya, udah belikan aja isi penuh semua," jelasnya.
Jadi di situ para warga mengira bahwa pada saat sepeda motor suaminya membutuhkan minyak.
"Kami pikir karena suaminya habis bensin makanya dia mau beli bensin gitu," terangnya.
Marbun melanjutkan setelah semuanya lengkap, korban PNS tersebut bergerak ke depan rumahnya.
Ada rumah kosong dan di belakang rumahnya.
Tepatnya di pohon pisang itu korban membakar dirinya dengan mnacis dan tiga botol bensin tersebut.
"Setelah tahu itu kami ramai-ramai datang, udah kebakar semua itu badannya udah hitam.
Tapi di situ dia masih sempat ditolong, bahkan sempat duduk dan minta air.
Makanya kami pikir itu masih selamat, rupanya besoknya dapat kabar sudah meninggal dunia.
Kami enggak menyangka," pungkas Marbun.
Depresi setelah Pergoki Maling di Rumahnya
Marbun menyebutkan bahwa SP mengalami depresi setelah pergoki maling di rumahnya.
Hal itu diketahui Marbun setelah suami SP menceritakan perilaku istrinya beberapa waktu terakhir.
Kepada Marbun, MH menceritakan bahwa istrinya mengalami depresi setelah peristiwa kemalingan di rumahnya.
"Jadi semalam suaminya pulang, katanya dia (SP) sudah depresi sejak bulan 12 kemarin.
Karena masuk maling ke rumahnya, itu kan pagarnya tinggi kali.
Jadi dia baru pulang belanja, baru masuk dia tengok malingnya di rumah langsung menjerit, maling maling katanya.
Maling itu udah lompat dari kamar mandi gitu," ungkapnya sambil memeragakan cara korban berteriak kepada Tribun, Selasa (11/2/2020).
Lalu, mendengar teriakan tersebut, Marbun menjelaskan warga langsung bertanya dan membantu korban SP.
"Dia teriak lalu langsung kami cari ke arah jalan sini sudah tidak ada rupanya ke arah jalan belakang sana malingnya," ungkapnya.
Selanjutnya, setelah kejadian tersebut suaminya bercerita bahwa SP selalu ketakutan apabila ada gerak-gerik di rumahnya.
"Mulai dari situ dia halusinasi.
Jadi setiap ada lubang dia pikir itu maling, lubang paku pun dia bilang maling, kaca jatuh maling, itu kata suaminya," ungkap Marbun.
Marbun mengaku sempat menanyakan kepada MH mengapa tidak pernah membawa istrinya ke psikiater.
"Jadi, kami tanyalah semalam, kenapa tidak dibawa ke psikiater, lalu jawabnya dia tidak mau," tuturnya.
Marbun menjelaskan bahwa dirinya berjumpa dengan suami korban karena akan membantu membereskan segala peralatan untuk proses pemakaman.
Ia bahkan menjelaskan bahwa keluarga tersebut berniat untuk pindah.
"Jadi suaminya pulang semalam untuk bawa pakaian korban.
Jadi kamilah yang bantu semalam. Karena hari ini akan dikebumikan rencananya di kampungnya Tebingtinggi.
Dia bilang enggak bakalan balik ke mari, mau langsung pindah, alasannya anaknya trauma mau pindah," ujarnya
(nat/vic/tribun-medan.com)