Menikmati Senja Perkebunan di Atas Titi Panjang Warisan Belanda
Perkebunan Nusantara adalah salah satu lini usaha yang diwariskan oleh masa kolonialisme dan imperialisme Belanda di masa lalu.
Penulis: Alija Magribi |
TRIBUN-MEDAN.com, TEBINGTINGGI - Perkebunan Nusantara adalah salah satu lini usaha yang diwariskan oleh masa kolonialisme dan imperialisme Belanda di masa lalu.
Keberadaan Belanda di Indonesia, khususnya Sumatera Utara terlihat dari banyaknya peninggalan bangunan bercorak barat dan sistem pengelolaan perkebunan.
Kota Tebingtinggi adalah salah satu wilayah yang sempat diduduki Belanda, yang memiliki banyak bangunan tua.
Diantara yang dapat dilihat adalah bangunan tua di pinggiran rel kereta api, rumah perkebunan dan dua buah jembatan perkebunan yang terletak di PTPN IV Pabatu.
Tribun Medan pun coba melihat langsung jembatan yang disebut masyarakat dengan nama Titi Panjang.
Jembatan ini berlokasi di Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdangbedagai. Nah, ada dua jembatan yang dibangun oleh Belanda di sini, salah satunya adalah Titi Panjang.

Titi Panjang, dibangun sebagai penghubung antara dua bukit Perkebunan Kelapa Sawit.
Panjangnya lebih kurang 70 meter dengan ketinggian mencapai 20 meter dari permukaan tanah di bawahnya.
Bagi masyarakat sekitar, Titi Panjang adalah spot untuk menikmati panorama senja saat petang.
Semilir angin akan menyentuh tubuh mana kala duduk di jembatan yang lebarnya hanya 1,5 meter.
Namun tetap berhati-hati. Tak ada penyangga jembatan Titi Panjang.
Sebab ditaksir pada masa itu, jembatan ini bukan untuk wisata melainkan kebutuhan dalam akses transportasi perkebunan.
(Alm/tribun-medan.com)