Orangtua Tiri Kejam, Hukum Bocah Berlutut di Atas Biji Gandum Sampai Mengakar, Berawal Mencuri Uang
Parahnya biji gandum itu sampai mengakar di lutut bocah lelaki itu setelah dia dipaksa berlutut di atas biji-bijian gandum selama sembilan jam.
TRIBUN-MEDAN.com, Sungguh sadis yang dilakukan kedua orang tua ini pada bocah laki-laki dipaksa berlutut di atas biji soba (gandum hitam) selama 9 jam.
Akhirnya polisi penjarakan kedua orang tua itu, karena akibat perbuatan mereka lutut bocah 8 tahun tumbuh luka borok akibat biji soba.
Kisah penyiksaan anak ini terjadi di Rusia.
Seperti dikutip Wartakotalive dari dailymail.co.uk, Sergey Kazakov (35) menghukum bocah lelaki itu karena 'melarikan diri dari rumah dan mencuri uang' dengan berlutut, terkadang disuruh telanjang - sampai sembilan jam di atas permukaan biji-bijian soba sehingga menyebabkan lututnya berlumuran darah.
• Gedung DPR RI Kebakaran, Terlihat Asap Membumbung Tinggi di Gedung Nusantara III
• Dicabuli Dosennya di Toilet Kampus UNP, Korban Dapat IPK Nol, Polda Tetapkan Dosen Tersangka
• Quaden Bayles, Bocah Kerdil Korban Bully Diajak Membuka Pertandingan Rugby, Sang Ibu Tepis Tudingan
Parahnya biji gandum itu sampai mengakar di lutut bocah lelaki itu setelah dia dipaksa berlutut di atas biji-bijian gandum selama sembilan jam.
Akibatnya lutut bocah itu harus dibedah untuk mengangkat tanaman biji itu di sebuah rumah sakit di Omks, Rusia.
Tanaman itu harus diangkat dengan pembedahan dengan anestesi umum di sebuah rumah sakit di Omsk, Rusia.
Lalu pasangan suami istri Sergev Kazakov dan Alina Yumasheva kini dipenjara.

Keduanya ternyata ayah dan ibu tiri bocah malang tersebut.
Sang ayah tiri siksa bocah itu dengan menendang dan menjambaknya.
Ibu bocah itu, Alina Yumasheva, 27, mengakui bahwa dia telah menyetujui hukuman yang dijatuhkan pada sepuluh hari berturut-turut pada Mei 2019 dan di waktu lainnya.
Yumasheva dijatuhi hukuman satu setengah tahun penjara sementara dalang Kazakov dipenjara selama empat setengah tahun.
Pasangan itu didenda total £ 4.825 atau sekitar Rp 85.564.765 yang harus dibayarkan kepada bocah itu.
Selama persidangan sang bocah sempat dititipkan ke ibu tirinya.
• Meninggal saat Akan Dilantik, Wisudawan USU M.Gade Sudah Menjadi Doktor
• Gedung DPR RI Kebakaran, Terlihat Asap Membumbung Tinggi di Gedung Nusantara III
Ingin keluarga normal
Kini sang bocah sudah dikirim ke panti asuhan.
Perawat Lyudmila Sharapova mengatakan kepada pengadilan: 'Ini adalah pertama kalinya dalam 43 tahun kerja saya bahwa saya telah melihat cedera seperti itu,' ujarnya
“Luka-lukanya terinfeksi, soba telah tertanam di kulitnya selama beberapa hari," tambah sang perawat.

“Itu mengerikan. Sang ibu terus menerus memohon pada putranya untuk memaafkannya sampai akhir hidupnya," cerita perawat.
Kesedihan dirawasakan perawat ketika membersihkan luka-luka di lutuh sang bocah.
"Ketika saya membersihkan lukanya, dia bertanya kepada saya, "Bibi, maukah kamu menempatkan saya dalam keluarga yang baik sekarang?" kata sang bocah.
"Tidak ada kulit di lututnya, hanya terlihat seperti daging mentah," kata seorang tetangga yang melihat luka si bocah.
• Alasan Bank Mandiri Belum Bayar Gaji Karyawan PD Pasar Medan
• Tutup MTQ ke-53, Akhyar: Semoga Esensi Acara Diresapi
Melihat hukuman dari internet
Yumasheva mengklaim bahwa dia dan Kazakov menemukan bentuk hukuman di internet.
Sang ibu mengatakan kepada surat kabar Komsomolskaya Pravda: 'Saya memeriksanya sendiri dan membuat percobaan.
“Aku berlutut di atasnya. Itu tidak menyakitiku. Jadi dia (Kazakov) diizinkan untuk menerapkan hukuman ini. '
Namun pasangan itu terbuktu membuat anak itu kelaparan hingga empat hari, kata penyelidik negara bagian.
Pengusaha pemrograman komputer Kazakov mengatakan kepada polisi bahwa ia telah menjatuhkan hukuman satu kali.
Namun polisi menemukan bukti bahwa ada beberapa video yang dihapus setelah dilacak di teleponnya, kata para penyelidik.
Pernah suatu kali sang bocah disiksa mencoba melarikan diri keluarga yang sangat kejam itu dan memohon kepada tetangga perempuan untuk memberinya 'keluarga normal'.
Tetangganya memanggil dokter karena luka mengerikan pada lutut anak yang berdarah.
Namun, setelah satu bulan di rumah sakit, bocah itu telah kembali ke perawatannya, kata laporan Rusia.
Guru kelas anak itu, Olga Pidzhakova mengatakan bocah itu cerdas secara akademis tetapi dia yakin dia takut untuk mengeluh.
"Dia anak yang baik dan positif," katanya.
'Ibunya terus menghadiri pertemuan orangtua, datang jika aku menelepon.
“Dia selalu bersih, dan berpakaian rapi."
'Baik saya, guru-guru atau anak-anak lain bahkan tidak sadar bahwa dia sedang mengalami kekerasan di rumah. Baru sekarang saya mengetahui dia hanya takut untuk mengeluh kepada kami," ujar sang guru. (*)
Artikel ini sudah tayang di Tribunnews dengan judul : Sadis, Bocah 8 tahun Disiksa Berlutut 9 Jam di Atas Biji Soba Sampai Borokan Sering Tak Diberi Makan