YOAM, Rumah Singgah yang Jadi Tempat Terlarang untuk Bersedih

Melalui Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM), Atika mencoba meringankan beban psikologis anak-anak penderita kanker.

Editor: Juang Naibaho
Tribun-Medan.com/Rechtin Hani Ritonga
Suasana rumah singgah YOAM yang terletak di Jalan Petunia Medan. Rumah singgah YOAM adalah tempat singgah bagi para penderita kanker yang harus menjalani pengobatan rutin di rumah sakit. 

TRIBUN-MEDAN.com - Menekankan sisi psikologis bagi anak-anak yang menderita kanker, Atika Rahmi ingin mengisi kekosongan aspek yang belum mampu ditangani oleh pemerintah secara khusus.

Melalui Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM), Atika mencoba meringankan beban psikologis anak-anak penderita kanker.

Atika mengatakan bahwa tekanan psikologis menjadi sisi paling rentan bagi setiap orang yang didiagnosa penyakit berat.

"Tujuan utama YOAM itu sebenarnya melakukan pendampingan psikologis kepada anak-anak yang menderita kanker. Dulu sebelum ada rumah singgah YOAM ini kita sudah melakukan program pendampingan di rumah sakit tetapi karena suasana rumah sakit tidak begitu bisa menumbuhkan rasa nyaman makanya kita bangun rumah singgah ini untuk menguatkan mereka dari sisi psikologis nya," ujar Atika di rumah singgah YOAM Medan Selasa (25/2/2020).

Rumah singgah yang terletak tidak jauh dari Rumah Sakit Adam Malik Medan ini berbentuk rumah yang sederhana dengan beberapa ruangan.

Tampak beberapa anak kecil yang belakangan diketahui bernama Farel, Nugi, dan Sinta bermain bersama di ruang depan.

Suasana yang dibangun di dalam rumah singgah dibuat senyaman mungkin untuk dapat memberi semangat bagi anak-anak yang menderita kanker.

Atika mengatakan, para volunteer yang ada di rumah singgah YOAM bergantian melakukan pendampingan mulai dari pemberian motivasi, bermain games, kalimat-kalimat penyemangat, dan pemberian materi belajar untuk mengejar ketertinggalan pelajaran yang ada di sekolah.

"Di sini para volunteer juga bergantian setiap harinya memberikan pendampingan secara psikologis kepada anak-anak yang tinggal di rumah singgah, seperti pemberian motivasi, semangat hidup, serta juga mengejar ketertinggalan materi anak-anak di sekolah. Karena mereka kalau cuti tidak sebentar, ada yang tiga bulana bahkan enam bulan," tuturnya.

Magister di bidang psikologi ini mengatakan bahwa yang ingin ditanamkannya melalui rumah singgah ini adalah bagaimana seorang anak yang menderita penyakit berat khususnya kanker dapat terus melanjutkan hidupnya karena merasa tidak sendiri dan selalu didukung oleh lingkungan sekitarnya.

Ia pun menyebut, rumah singgah YOAM menjadi tempat terlarang untuk bersedih, karena menurut Atika menjadi bahagia ada sesuatu yang harus dipilih.

"Kita ingin mengcover sisi psikologis karena jika dari sisi medis, itu sudah ditangani pemerintah. Nah yang kita tekankan itu adalah bagaimana anak yang tinggal di rumah singgah YOAM ini tidak merasa sendiri, karena seorang anak itu tidak bisa sendiri apalagi sudah divonis dengan penyakit berat. Makanya kalau anak yang sudah tinggal di rumah singgah YOAM ini kita tidak lagi sebut dia penderita, tapi kita sebut dia sebagai pejuang, pejuang untuk diri mereka sendiri dan itu butuh perhatian dari banyak orang," katanya.

Rumah singgah Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM) sejak berdiri pada tahun 2008 terang Atika murni menjalankan tujuannya dari donasi para penderma dan relawan YOAM, tidak bergantung kepada pemerintah.

"Kita dan semua pendonasi serta relawan itu tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah. Oleh karena itu kita ingin setiap anak yang tinggal di sini itu tidak ada rasa bersedih hati terhadap nasibnya, malah sebaliknya dia bisa senang dan memiliki semangat untuk menlanjutkan hidupnya ke depan," ujar Atika.

Tidak ada tantangan tersendiri bagi Tika dalam menjalankan rumah singgah YOAM yang dibangunnya, baginya setiap anak yang menjadi pejuang yang tinggal di rumah singgah memiliki karakter masing-masing.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved