YOAM, Rumah Singgah yang Jadi Tempat Terlarang untuk Bersedih
Melalui Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM), Atika mencoba meringankan beban psikologis anak-anak penderita kanker.
"Kalau kesulitan tertentu sebenarnya nggak ada, karena ya namanya anak-anak, pasti mereka punya karakternya masing-masing, ada yang pendiam, ada yang periang dan banyak berbicara, kesemuanya itu menjadi hal yang mewarnai rumah singgah ini," katanya.
Kawasan Wajib Senyum
Sebagai rumah singgah yang ingin memberikan pendampingan secara psikologis kepada anak pengidap kanker, Atika mengatakan bahwa rumah singgah YOAM mejadi kawasan yang wajib tersenyum. Hal ini dikarenakan ia beserta para volunteer ingin membangun suasana semangat bagi anak-anak yang mereka sebut sebagai pejuang untuk selalu optimis.
"Jadi kita tidak ingin ada yang berlarut dalan kesedihan di sini, semuanya harus senyum dan bagaimana semua bisa berbahagia. Karena secara psikologis itu sangat berpengaruh agar mereka bisa lebih optimis," katanya.
Atika mengatakan bahwa secara ilmiah sebesar 80 persen penyakit disebabkan oleh sisi psikologis manusia, hal ini yang dimaksudnya dengan betapa eratnya hubungan antara kondisi psikologis dan kesehatan seseorang.
"Secara ilmiah kondisi psikologis itu berpengaruh sangat besar terhadap kesehatan fisik seseorang, itu kenapa pendampingan secara psikologis sangat penting," ujarnya.
Atika percaya bahwa perspektif yang harus dibangun bagi para penderita kanker bahwa tidak segala sesuatu di dalam hidup bisa berjalan sesuai yang diinginkan, hal yang terpenting adalah bagaimana menerimanya dengan lapang dada.
"Dengan usaha yang kita buat insyaallah mudah-mudahan bisa membangun anak-anak ini bisa ceria terus, karena tidak semua sesuatu dalam hidup bisa terjadi sesuai yang kita inginkan, untuk itu rumah singgah ada, harapannya bisa memberi banyak manfaat kepada sesama khususnya para penderita kanker," pungkasnya.
(cr14/tribun-medan.com)