Bentrok Sesama Aparat
Bentrok Oknum TNI VS Polisi, Danrem 023 dan Kapolres Taput Gelar Pertemuan Sejak Pagi hingga Sore
Pertemuan berlangsung cukup lama, dimulai sejak pagi dan selesai pada sore hari pukul 15.30 WIB.
Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Juang Naibaho
Laporan Wartawan Medan, Arjuna Bakkara
TRIBUN-MEDAN.COM, TARUTUNG - Pascainsiden yang terjadi antara oknum TNI vs Polisi di Jalinsum Sipirok–Tarutung, tepatnya Desa Pangaloan Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara, dua petinggi institusi tersebut langsung melakukan mediasi di Mapolres Taput, Jumat (28/2/2020).
Mediasi dipimpin Danrem 023/KS (Kawal Samudera) Kol Inf Tri Saktiyono diikuti Kapolres Taput, AKBP Horas Marasi Silaen Beserta Dandim 0210/TU Letkol Czi Roni Agus Widodo, juga Danyon Letkol Sihombing.
Pertemuan berlangsung cukup lama, dimulai sejak pagi dan selesai pada sore hari pukul 15.30 WIB.
Danrem 023/KS Kolonel Inf Tri Saktiyono menyampaikan, pada saat mediasi kedua belah pihak yakni Annggota Batalyol 123 dan anggota Polres Taput telah dipertemukan.
Danrem menyatakan akan memberikan sanksi tegas sesuai kode etik TNI terhadap anggotanya.
Dia mengakui persoalan dipicu atas kesalahpahaman antara Danki TNI AD Lapo Gambiri dengan personel Polres Taput di Jalinsum.
Insiden ini mengakibatkan jatuhnya 6 korban luka-luka.
Tiga di antaranya personel Polres Taput, dan lainnya anggota Polres Tapsel, temasuk satu warga sipil.
Usai pertemuan di Mapolres, Danrem dan rombongan menuju kantor Polsek Pahae Jae sekaligus menemui warga sipil yang terluka.
Danrem memastikan, kantor Polsek Pahae Julu yang rusak akan diperbaiki bersama.
Sementara pengobatan para korban akan ditanggung TNI AD.
Hasil dari pertemuan dan mediasi antara anggota Batalyon Infanteri 125/Simbisa dan anggota Polres disimpulkan sudah tidak ada masalah.
"Penyebab kejadian adalah kesalahpahaman karena situasi panas dan macet hingga terjadi percekcokan kedua pihak. Korban ada enam," ujar Danrem 023/KS.
Disebutnya, pengusutan akan dilakukan pihak Pomdam. Sanksi diterapkan tergantung dari tingkat kesalahan oknum.
Atas peristiwa ini, ia berharap kepada semua komponen agar bisa merajut sinergi hubungan antarinstansi termasuk media massa.
"Saran saya bukan hanya kepada TNI dan Polri, tetapi kepada seluruh komponen. TNI dengan Polri, TNI dengan aparat, TNI dengan rakyat, Polri kepada Pemda, termasuk kepada media. Mari kita sama-sama membuat suasana kondusif dan sejuk dan mengisi pembangunan serta memperat kesatuan dan persatuan bangsa ini," tegasnya.
Kapolres Tapanuli Utara, AKBP Horas Marasi Silaen mengatakan, upaya mediasi berjalan dengan baik.
"Langkah baik sekali yang diupayakan Pak Danrem. Langkah ini membuat pencapaian luar biasa dengan silaturahmi yang luar biasa. Sehingga situasi Kamtibmas bisa terus terjaga dan tentu dengan sebuah proses pembelajaran juga sebuah pendewasaan bagi kita bahwa satu sama kita perlu orang lain," ujarnya.
Dengan hasil pertemuan mediasi kedua pihak, dia yakinkan tidak terjadi lagi konfrontasi yang serupa.
"Ya itulah yang menjadi komitmen kita. Kita yakinkan tidak ada lagi kejadian-kejadian seperti ini," kata Horas Marasi.
Penjelasan Pangdam dan Kapolda
Terpisah, Pangdam I/BB Mayjen MS Fadillah dan Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin juga angkat bicara pascakeributan antara oknum TNI vs Polisi di Taput.
Ditemui di Kodam I/BB usai menggelar rapat koordinasi, Jumat (28/2/2020), kedua petinggi TNI dan Polri di Sumut tersebut menjelaskan peristiwa seputar bentrok yang terjadi di Jalan Lintas Sumatera Sipirok- Trutung, Kecamatan Pahae Jahe, Taput.
Pangdam I/BB Mayjen MS Fadillah menegaskan sangat menyesali bentrok tersebut.
"Saya selaku Pangdam memohon maaf, tidak hanya kepada polda saja, tapi juga kepada semua masyarakat. Dan atas kejadian itu, kita sudah melakukan tindakan untuk pencegahan dan mudah mudahan ini tidak terus membesar. Alhamdilullah sampai dengan tadi pagi, suasana sudah kondusif," ujarnya.
Lanjut Pangdam, Kodam sudah mengirim Asintel, Denpom, Danrem, Danyon, dan Dandim untuk mengendalikan situasi.
"Tentu kami sudah berkoordinasi dengan Kapolda untuk tindakan ini. Kita semua menyesalkan. Saya yakinkan, ini adalah oknum, bukan secara institusi,” kata Pangdam.
“Secara institusi seharusnya sudah kewajiban kita untuk terus bersinergi. Dalam hal ini, saya sudah melapor kepada pimpinan. Hari ini, yang pertama kita mediasi. Kepada pihak-pihak supaya tidak ada kelanjutannya," imbuhnya.
Selain itu, Mayjen MS Fadillah menyatakan akan melakukan pemeriksaan khususnya kepada anggota TNI yang terlibat bentrok.
"Tentu nantinya akan berkelanjutan ke proses hukum yang tepat terhadap hasil pemeriksaan," tegasnya.
Saat disinggung apakah ada sanksinya yang akan diterima oleh oknum, Mayjend MS Fadillah menegaskan adanya pemberian sanksi.
"Ya jelas. Tadi saya sudah sampaikan bahwa proses sedang berlanjut, berikan waktu karena kan ini tidak bisa cepat-cepat, supaya tepat. Tapi saya yakini bahwa, yang salah pasti akan kita tindak tegas," katanya.
Untuk kronologi kejadian, Pangdam mengatakan disebabkan kesalahpahaman.
Seorang anggota Kompi A hadir di Batalyon 123 karena ada acara pelepasan anggota yang akan berdinas di luar Batalyon.
Setelah selesai kira-kira pukul 14.30 WIB, anggota tersebut melintasi Jalinsum Silangkek.
Namun di perjalanan terjadi kemacetan panjang yang diakibatkan adanya truk terguling. Kecelakaan itu sedang diatasi oleh kapolsek setempat.
"Nah, anggota kita ini kelihatannya karena buru-buru, mengambil jalur pintas dengan melawan arah. Inilah yang menyebabkan kesalahpahaman dan berakibat pada hal tersebut (bentrok). Proses ini akan kita cek, kita lihat, tentu barangkali ada tindakan-tindakan salah yang dilakukan oleh amggota kita. Kita akan proses," sebutnya.
Terkait dugaan penyerangan Mapolsek, Mayjend MS Fadillah tak menampiknya. Ia menduga penyerangan itu sebagai dampak dari kesalahpahaman yang terjadi.
“Ya, itu jadi berefek, akibat dari itu mungkin panas, mendengar berita-berita entah dari mana. Itulah kira-kira,” kata Pangdam.
"Alhamdulillah ini semua sudah selesai. Saya sudah suruh anggota yang melakukan itu menjumpai korban penganiayaan untuk menyampaikan permohonan maaf. Termasuk polsek yang rusak segera diperbaiki. Saya kira ini oknum saja, secara institusi tidak. Untuk itu, oknum inilah yang harus diberikan tindakan tegas supaya tidak terulang lagi," ujarnya.
Sementara Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin Siregar juga mengamini bahwa bentrok yang terjadi merupakan kesalahpahaman.
"Kemacetan ini mereka (anggota TNI) tidak tahu. Bisa jadi karena merasa perlu ke induk satuannya di Batalyon, dianggap apakah razia dan lain sebagainya, ternyatakan truk fuso terguling,” kata Kapolda.
“Sebenarnya ini salah paham, salah bahasa. Bahasa yang dipersepsikan berbeda. Ini bisa menjadi pemicu kesalahpahaman," ungkapnya.
Kapolda Sumut mengatakan, sejak Kamis malam, beberapa saat setelah peristiwa tersebut, pihaknya sudah berkomunikasi dengan sejumlah pihak.
"Sejak sore kita langsung bicara dengan pangdam, danrem, dandim, dan para kapolres. Saya pastikan hanya kesalahpahaman. Tadi malam, Kabid Propam sudah saya kirim. Mudah-mudahan ke depan, kita bisa merajut soliditas antara TNI dan Polri. Baju yang kita gunakan ini hanya warnanya saja berbeda karena sesungguhnya kita bertugas untuk NKRI," jelasnya.
Terkait beberapa anggota mengalami luka-luka sehingga harus mendapat perawatan medis, Martuani menjelaskan bahwa dirinya bersama Pangdam akan segera menjenguk.
"Besok kita akan lihat ke sana. Saya sama Pangdam besok ke sana. Mungkin ada instruksi ke depan. Sebenarnya kita sudah instruksikan untuk saling ketemu, saling mengawal, di satuan masing masing. Babinkamtibmas dan babinsa tiap hari ketemu. Mungkin ini tadi karena kesalahpahaman saja," pungkasnya.
(Jun-tribun-medan.com)