Breaking News

Pascabentrok Aparat di Taput

Pangdam I/BB Ungkap Kekecewaan, Kapolda Sumut: Ini Tragedi, Mari Kita Akhiri Perselisihan Ini

Pascabentrok antara oknum TNI vs Polisi, Pangdam I/BB Mayjen MS Fadhilah mengambil tindakan tegas.

Penulis: Alija Magribi | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN / ist Polda Sumut
Pangdam I/BB Mayjen MS Fadillah dan Kapolda Sumut Irjen Martuani Siregar Sormin salm komando saat diarak anggota TNI dan Polri di Tapanuli Utara, Minggu (1/3/2020). 

Laporan Wartawan Tri bun Medan/Alija Magribi

TRI BUN-MEDAN.com, TAPANULI UTARA - Pascabentrok antara oknum TNI vs Polisi, Pangdam I/BB Mayjen MS Fadhilah mengambil tindakan tegas.

Mayjen TNI Fadhilah mencopot Komandan Kompi (Danki) A 123/RW Kapten (Inf) Ridwan.

Pencopotan ini dilaksanakan pada Sabtu (29/2/2020) kemarin. Selain itu, dilakukan serah terima jabatan kepada Lettu Salahuddin Hasibuan.

Pascapencopotan ini, Pangdam I/BB beserta Kapolda Sumut kemudian berkunjung ke lokasi kejadian, Minggu (1/3/2020).

Di Taput, Pangdam I/BB Mayjen MS Fadhilah mengungkapkan kekecewaannya atas kejadian tersebut.

"Saya sangat menyesal, selaku Pangdam dan pribadi meminta maaf atas kejadian ini kepada Polri dan juga masyarakat," ungkap Mayjen Fadhilah.

Ia juga menegaskan, kepada anggota yang terlibat dalam pertikaian tersebut, akan dilakukan tindakan tegas.

"Tidak usah ragu, tindakan hukum tetap kita lakukan. Danki Kompi A 123/RW sudah saya copot. Ini sudah menjadi perhatian kita semua,” tegas Mayjen Fadhilah.

“Harapan saya, semua pihak bersedia menahan diri. Ke depan, mari kita semakin pererat hubungan kita ini. Saya perintahkan Danrem, Danyon, untuk menjaga kondusifitas di masyarakat. Saya mohon maaf, semoga ini tidak terulang lagi," imbuhnya.

Kunjungan ini bertujuan untuk menyampaikan permintaan maaf kepada korban dan masyarakat, sekaligus mengakhiri pertikaian antara TNI dan Polri yang terjadi pada, Kamis (27/2/2020) lalu, di Desa Silangkitang Kecamatan Pahae Jae, Taput.

Sementara, Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin mengatakan, kejadian ini tidak boleh terulang kembali.

Kapolda Sumut mengungkapkan sangat malu karena peristiwa tersebut.

Untuk masyarakat dan anggota Polri yang jadi korban luka, Kapolda meminta maaf dan akan memberikan pengobatan terbaik. Ia pun meminta semua pihak untuk mengakhiri segala permusuhan.

"Ini tragedi buat kita. Saya minta maaf kepada korban dan masyarakat. Harapan saya, semoga peristiwa ini menjadi yang terakhir. Mari kita akhiri perselisihan ini. Mari kita jaga soliditas bersama TNI dan masyarakat," ujar Irjen Martuani Sormin.

Di akhir kunjungannya, Pangdam I/BB dan Kapolda Sumut memberikan semangat dan motivasi kepada para korban dan sekaligus memberikan tali asih kepada 7 korban dari Polri dan masyarakat atas insiden tersebut

Adapun para korban yang diberi tali asih Yakni AKP Ramot S Nababan, Aipda David Marganti Simatupang, Brigadir Dodi Sianturi, Brigadir Ricardo Sitompul, Ipda Bangun Siregar, Aiptu Velberik Sitompul dan Edi Susanto korban dari warga.

Danyon Batalyon Infanteri 123/Rajawali memimpin serah terima jabatan Komandan Kompi A 123/Rajawali di Lapo Gambiri, Tapanuli Utara, Sabtu (29/2/2020). Serah terima jabatan dilakukan paska terjadinya bentrok antara TNI-Polri di Jalinsum Tarutung-Sipirok, Pahae Jae, Tapanuli Utara, Kamis (27/2/2020).
Danyon Batalyon Infanteri 123/Rajawali memimpin serah terima jabatan Komandan Kompi A 123/Rajawali di Lapo Gambiri, Tapanuli Utara, Sabtu (29/2/2020). Serah terima jabatan dilakukan paska terjadinya bentrok antara TNI-Polri di Jalinsum Tarutung-Sipirok, Pahae Jae, Tapanuli Utara, Kamis (27/2/2020). (Instagram @yonif123rajawali)

Dua Jenderal Diarak

Sementara itu, kedatangan Pangdam I/BB Mayjen MS Fadhilah dan Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin Siregar, ke Kompi Senapan A Yonif Rajawali, Minggu (1/3/2020), disambut dengan arak-arakan.

Seluruh personel Kompi Senapan A dan Polres Tapanuli Utara memadati lokasi.

Sejumlah anggota TNI dan personel Polri bersama-sama mengarak Fadhilah dan Martuani.

Mayjen Fadhilah mengungkapkan rasa kekecewaan dirinya terhadap personel TNI atas peristiwa yang terjadi di Polsek Pahae Julu.

"Karena wujud kehadiran kita adalah menjaga keamanan. Peristiwa seperti yang telah terjadi tidak akan terjadi lagi karena sangat mencorengkan nama instansi sebagai pengaman NKRI. Kita harus saling menghargai kepada seluruh abdi negara dan tidak merasa paling hebat diantara yang lain serta menimbulkan rasa kebanggaan diri sebagai pengaman NKRI,” kata Fadhilah

“Dalam menjalin hubungan yang baik, kita selalu bersama sehari-hari dalam menjaga keutuhan keamanan dan kamtibmas NKRI khususunya di daerah Sumut" tegas jenderal bintang dua tersebut.

Tidak hanya Pangdam, Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin mengatakan, personel yang pernah bertugas di daerah operasi dan konflik pasti merasakan betapa perlunya soliditas antara TNI-Polri dalam pekerjaan sehari-hari.

"Bahwa penjaga Republik Indonesia hanya TNI-Polri karena tidak berpihak kepada yang lain dan tetap teguh dalam pengamanan NKRI. Dalam kesempatan ini saya menceritakan kepada seluruh personel tentang kisah pengalaman saat bertugas di daerah konflik sebagai bentuk perlunya solidaritas antara TNI-Polri. Bahwa Polri tidak akan bisa bekerja sendiri dalam melaksanakan tugas sehari-hari tanpa bantuan dari rekan TNI. Oleh karena itu mari kita bentuk solidaritas penuh antara kita," pungkasnya.

Pangdam I Bukit Barisan Mayjen MS Fadhilah dan Kapolda Sumut Irjen Martuani Siregar Sormin berkunjung ke Kompi A 123/RW, Tapanuli Utara, Minggu (1/3/2020).
Pangdam I Bukit Barisan Mayjen MS Fadhilah dan Kapolda Sumut Irjen Martuani Siregar Sormin berkunjung ke Kompi A 123/RW, Tapanuli Utara, Minggu (1/3/2020). (TRIBUN MEDAN / ist Polda Sumut)

Kronologi Bentrok

Pangdam I/BB Mayjen MS Fadhilah dan Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin sebelumnya telah melakukan pertemuan untuk koordinasi, Jumat (28/2/2020), terkait bentrok yang menimbulkan enam korban luka-luka.

Ditemui di Kodam I/BB usai menggelar rapat koordinasi, Pangdam I/BB Mayjen MS Fadhilah menegaskan sangat menyesalkan terjadinya bentrok tersebut.

Fadhilah mengatakan sudah mengirim Asintel, Denpom, Danrem, Danyon, dan Dandim untuk mengendalikan situasi.

"Tentu kami sudah berkoordinasi dengan Kapolda untuk tindakan ini. Kita semua menyesalkan. Saya yakinkan, ini adalah oknum, bukan secara institusi,” kata Pangdam.

“Secara institusi seharusnya sudah kewajiban kita untuk terus bersinergi. Dalam hal ini, saya sudah melapor kepada pimpinan. Hari ini, yang pertama kita mediasi. Kepada pihak-pihak supaya tidak ada kelanjutannya," imbuhnya.

Untuk kronologi kejadian, Pangdam mengatakan dipicu kesalahpahaman.

Seorang anggota Kompi A hadir di Batalyon Infanteri (Yonif) 123/RW karena ada acara pelepasan anggota yang akan berdinas di luar Batalyon.

Setelah selesai kira-kira pukul 14.30 WIB, anggota tersebut melintasi Jalinsum Silangkek.

Namun di perjalanan terjadi kemacetan panjang yang diakibatkan adanya truk terguling. Kecelakaan itu sedang diatasi oleh kapolsek setempat.

"Nah, anggota kita ini kelihatannya karena buru-buru, mengambil jalur pintas dengan melawan arah. Inilah yang menyebabkan kesalahpahaman dan berakibat pada hal tersebut (bentrok). Proses ini akan kita cek, kita lihat, tentu barangkali ada tindakan-tindakan salah yang dilakukan oleh anggota kita. Kita akan proses," sebutnya.

Terkait dugaan penyerangan Mapolsek, Mayjen MS Fadhilah tak menampiknya.

Ia menduga penyerangan itu sebagai dampak dari kesalahpahaman yang terjadi.

“Ya, itu jadi berefek, akibat dari itu mungkin panas, mendengar berita-berita entah dari mana. Itulah kira-kira,” kata Pangdam.

"Alhamdulillah ini semua sudah selesai. Saya sudah suruh anggota yang melakukan itu menjumpai korban penganiayaan untuk menyampaikan permohonan maaf. Termasuk polsek yang rusak segera diperbaiki. Saya kira ini oknum saja, secara institusi tidak. Untuk itu, oknum inilah yang harus diberikan tindakan tegas supaya tidak terulang lagi," ujarnya.

Sementara Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin Siregar mengamini bahwa bentrok yang terjadi merupakan kesalahpahaman.

"Kemacetan ini mereka (anggota TNI) tidak tahu. Bisa jadi karena merasa perlu ke induk satuannya di Batalyon, dianggap apakah razia dan lain sebagainya. Ternyata truk fuso terguling,” kata Kapolda.

“Sebenarnya ini salah paham, salah bahasa. Bahasa yang dipersepsikan berbeda. Ini bisa menjadi pemicu kesalahpahaman," ungkapnya.

Kapolda Sumut mengatakan, sejak Kamis malam, beberapa saat setelah peristiwa tersebut, pihaknya sudah berkomunikasi dengan sejumlah pihak.

"Sejak sore kita langsung bicara dengan pangdam, danrem, dandim, dan para kapolres. Saya pastikan hanya kesalahpahaman. Tadi malam, Kabid Propam sudah saya kirim. Mudah-mudahan ke depan, kita bisa merajut soliditas antara TNI dan Polri. Baju yang kita gunakan ini hanya warnanya saja berbeda karena sesungguhnya kita bertugas untuk NKRI," jelasnya.

Terkait beberapa anggota mengalami luka-luka sehingga harus mendapat perawatan medis, Martuani menjelaskan bahwa dirinya bersama Pangdam akan segera menjenguk.

"Besok kita akan lihat ke sana. Saya sama Pangdam besok ke sana. Mungkin ada instruksi ke depan. Sebenarnya kita sudah instruksikan untuk saling ketemu, saling mengawal, di satuan masing masing. Babinkamtibmas dan babinsa tiap hari ketemu. Mungkin ini tadi karena kesalahpahaman saja," pungkasnya.

(tribun-medan.com/Alija Magribi)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved