Gara-gara Virus Corona Maskapai Inggris Bangkrut, Penerbangan Dunia Rugi Rp 1.582 Triliun
Semua penerbangan telah dihentikan, dan semua urusan bisnis di Inggris dihentikan segera," kata pihak Flybe dikutip dari Reuters, Jumat (6/3/2020).
Pemilik maskapai mengatakan, pihaknya telah menyuntikkan dana lebih dari 135 juta pound (174 juta dollar AS) ke dalam bisnis dalam 14 bulan terakhir, termasuk sekitar 25 juta pound yang dijanjikan pada bulan Januari.
Masalah keuangan Tak hanya virus corona, masalah keuangan juga membuat Flybe tak bisa bertahan. Kesepakatan penyelamatan untuk Flybe yang digulirkan pemerintah setempat pada Januari lalu dikeluhkan oleh maskapai lain.
Maskapai lain berpendapat, negara seharusnya tidak menopang perusahaan yang gagal.
Juru kampanye lingkungan berpendapat, setiap langkah yang pemerintah ambil untuk mengurangi biaya penerbangan tidak sesuai dengan tujuan pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Adapun kesepakatan penyelamatan pada Januari lalu meliputi pemberian pinjaman potensial untuk Flybe, menangguhkan pajaknya, dan peninjauan aturan pajak penerbangan lokal.
Hal tersebut juga merupakan rencana Borish Johnson untuk meningkatkan koneksi penerbangan di wilayah Inggris Raya.
Tanpa Flybe, beberapa bandara regional seperti Exeter, Birmingham, dan Southampton akan memiliki koneksi yang jauh lebih buruk.
Stobart dan Virgin Atlantic mengatakan, mereka sangat kecewa dengan keputusan tersebut.
"Sedihnya, terlepas dari upaya semua pihak yang terlibat untuk mengubah maskapai ini, tidak terkecuali masyarakat Flybe, dampak COVID-19 pada perdagangan Flybe berarti bahwa konsorsium tidak lagi dapat berkomitmen untuk melanjutkan dukungan keuangan," kata mereka.
Bangkrutnya Flybe menambah deretan maskapai besar Inggris yang bangkrut dalam 6 bulan terakhir setelah perusahaan Thomas Cook ambruk pada September lalu.
Maskapai Dunia Rugi Besar
Maskapai penerbangan dunia diperkirakan bakal mengalami kerugian hingga 113 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 1.582 triliun akibat persebaran virus corona.
Hal tersebut diungkapkan oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) seperti dikutip dari CNN, Jumat (6/3/2020).
Nilai tersebut setara dengan kerugian yang dialami industri penerbangan saat krisis keuangan global di 2008.
IATA pun memperingatkan, maskapai penerbangan bisa kehilangan 19 persen dari potensi bisnis mereka jika persebaran virus tidak segera ditanggulangi.
• Presenter Asal Korsel Lee Jeong Hoon Puji Penanganan Virus Corona Cepat, Begini Komentar Lengkapnya
• WARNING POLRI Penyebar Nama Pasien Virus Corona Diancam Penjara 2 Tahun, Denda 10 Juta