Ormas PP Geruduk Kejati
Pemuda Pancasila Turun ke Jalan Terkait Bentrok OKP di Medan yang Tewaskan Rekannya
Ratusan anggota Pemuda Pancasila (PP) turun ke jalan melakukan aksi di depan Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumut, Senin (9/3/2020)
Penulis: Victory Arrival Hutauruk | Editor: Hendrik Naipospos
Video Pemuda Pancasila Turun ke Jalan Terkait Bentrok OKP di Medan yang Tewaskan Rekannya
TRI BUN-MEDAN.com - Ratusan anggota Pemuda Pancasila (PP) turun ke jalan melakukan aksi di depan Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumut, Senin (9/3/2020).
Massa membawa sepanduk bertuliskan Copot Kasipidum Kejari Medan yang Tidak Adil.
Aksi ini dilatarbelakangi kekesalan mereka terhadap tuntutan jaksa kepada pelaku pembunuh rekannya Syahdila Hasan Affandi pada September 2019.
Kelima terdakwa adalah Irwansyah alias Iwan Bebek, Sutiyono alias Penong, M Suheri Alfaris alias Harri Porter, Dedi Syahputra alias Tamil dan Putra Riokardo alias Rio hanya dituntut 4 tahun penjara yang dituntut JPU Joice Sinaga dan Artha Sihombing
• Pemuda Pancasila Turun ke Jalan Terkait Bentrok OKP di Medan yang Tewaskan Rekannya
• Bentrok OKP di Medan Johor, Ini Penjelasan Ketua Organisasi Terkait Tudingan Penyerangan
• Bentrok OKP di Kota Medan, Polisi dan TNI Berjaga-jaga, Dua Orang Terluka Dievakuasi dengan Becak
Dalam orasinya, Pimpinan Aksi, Fahrul Afiz Effendi, menilai kalau nyawa rekannya tidak dihargai.
"Kami minta hukum ditegakkan, dan kami minta supaya Kejari Medan tidak bermain-main karena telah menuntut para terdakwa dengan tuntutan yang rendah.
Karena ini menyangkut nyawa manusia dan rekan kami. Kami akan menurunkan massa yang lebih besar apabila aspirasi kami tidak diterima," teriaknya disambut riuh massa aksi.
Fahrul menegaskan bahwa tuntutan tersebut tidak mencerminkan rasa keadilan.
"Bagi kami telah terjadi ketidakadilan terkait dengan tuntutan ini karena berpengaruh terhadap kredibilitas penegak hukum yang harusnya menjadi tempat kami mencari keadilan," tegasnya.
Dalam orasinya, ia menegaskan agar pihak Kejati Sumut mengevaluasi kinerja dari Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Medan dan Kasipidum Kejari Medan.
"Evaluasi kinerja Kajari Medan dan Kasipidum Kejari Medan.
Karena telah melakukan pembiaran atas tuntutan yang rendah dimana seakan menegaskan bahwa murahnya harga nyawa manusia yang dinilai hanya sebatas rupiah," tegasnya.

Ia juga meminta agar Kajari dan Kasipidum Kejari Medan dicopot dari jabatannya.
"Copot Kajari Medan karena telah matinya lonceng keadilan dan copot Kasipidum Kejari Medan karena diduga adanya praktek suap kepada Kasipidum dalam memberikan tuntutan terhadap para terdakwa," pungkasnya.
Dikutip dari dakwaan JPU, kasus ini bermula pada hari Minggu tanggal 8 September 2019 sekitar pukul 16.30 WIB setelah kegiatan Rapat Pemilihan Pengurus Pemuda Pancasila Anak Ranting Pangkalan Mansyur di Kantor Kelurahan Pangkalan Mansyur.
Korban Syahdila Hasan Affandi bersama beberapa temannya dari Pemuda Pancasila pergi menuju ke warung tuak di Jalan Eka Rasmi, Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan Medan Johor dengan tujuan untuk bersilaturahmi dengan ormas IPK dan menanyakan mengenai spanduk milik ormas PP yang dicopot oleh ormas IPK.
Perkelahian tak terhindari, sehingga melukai anggota Pemuda Pancasila.
• Bentrok OKP di Medan, Kapolda Sumut: Jangan Ragu Berikan Tindakan Tegas!
Bentrok OKP September 2019
Bentrok dua OKP terjadi di Jalan Eka Rasmi, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Minggu (8/9/2019).
Bentrok terjadi pada pukul 17.00 WIB.
Awal mula terjadi ketika salah satu OKP mendatangi markas OKP yang satunya lagi.
Informasi yang berhasil dihimpun wartawan www.tribun-medan.com dua orang mengalami luka-luka.
Menurut keterangan warga sekitar, Iwan Kolam (49), saat kejadian sekelompok pemuda tiba-tiba datang dengan jumlah banyak serta lengkap dengan senjata tajam.
"Kami gak pernah urusin orang. Termasuk organisasi di sini. Sebelumnya memang tidak ada masalah. Kita duduk-duduk di situ. Tiba-tiba mereka datang menyerang kira-kira pukul 17.00 WIB," ucap Iwan Kolam.
Video pernyataan warga;
Satu unit mobil polisi bak terbuka terlihat telah mengangkut tiga unit sepeda motor.
Di lokasi, masih dipadati warga.
Tidak hanya itu, puluhan petugas kepolisian standby di lokasi.
Personel TNI juga berjaga di lokasi kejadian.
Terkait peristiwa tersebut, Iwan mengatakan bahwa kelompok organisasi kepemudaan tersebut diduga telah berniat melakukan penyerangan.
Kelompok pemuda datang dalam dua kloter.
Lebih lanjut dijelaskan Iwan, akibat peristiwa tersebut ada dua orang terluka.
"Diduga mereka memang udah berniat dengan membawa senjata. Ya kita membela diri. Apalagi ini kan kampung kita kan posisinya diserang," jelasIwan Kolam.
"Kalau untuk yang datang awal ya sebenarnya kami mengenali. Namun datang tahap kedua ya kami tidak kenal siapa-siapa saja," tambahnya mengakhiri.
(vic/tribunmedan.com)