Virus Corona
Vaksin Corona Belum Ada, Ini Pengobatan yang Dijalani Pasien di RSPI Sulianti Saroso hingga Sembuh
Ratri dan sang ibu Maria Darmaningsih (pasien 2), tertular dari adiknya Sita Tyasutami (pasien 1) serta dirawat di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.
Karena kan saya sudah dengar 'oke memang virus ini yang bahaya adalah karena penyebarannya sangat cepat' dan adik saya itu positif tapi dia umurnya umur prima. Jadi dia pasti bisa sembuh dengan cepat.
'Saya khawatir karena ibu saya lebih tua tapi setelah saya bicara sama ibu, dia sudah tidak apa-apa," kata Ratri Anindya/RATRI ANINDYA.
Saya khawatir karena ibu saya lebih tua tapi setelah saya bicara sama dia, hari itu dia sudah nggak apa-apa, nggak batuk, nggak demam, dia senang diinfus antibiotik dan vitamin.
Tidak apa-apa, yang bikin tekanan darah mereka agak tinggi karena stres dengan pemberitaan di luar. Jadi akhirnya mereka matikan televisi, fokus penyembuhan.
Anda sebut, ibu diberikan infus antibiotik dan beberapa obat lainnya. Sementara Anda sendiri, apa saja pengobatan yang diberikan selama perawatan?
Setiap hari suster nanya ada keluhan apa dan lagi-lagi karena ini virus, self limiting disease, nggak ada obat tertentu. Kita cuma istirahat, minum banyak, minum vitamin, tidur yang diperbanyak.
Waktu itu saya bilang ada batuk sedikit, itu langsung dikasih obat batuk. Saya minum, terus dua hari kemudian suster dan dokter tanya ada keluhan apa. Saya bilang batuk saya sudah sembuh, ya sudah obat batuknya tak perlu diminum lagi, kata dokter.
Suatu hari saya dikasih obat antibiotik dan saya tanya ini buat apa. Dia bilang, "Kalau virus kan tak ada obatnya tapi antibotik ini sifatnya untuk menangani. Misalnya badan kita ditambah bakteri-bakteri lain, mungkin masuk dari rumah sakit, jadi supaya badannya supaya kebal.
Saya cuma minum antibiotik tiga kali terus habis itu sudah. Jadi semuanya disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Bagaimana dengan makanan selama di rumah sakit?
Kalau soal makanan mereka baik banget. Mereka memberikan makanan dengan teratur seperti sarapan jam 6.00 atau jam 7.00, lalu jam 12.00 makan siang, lalu jam 17.30 makan malam masuk.
Terus kita dikasih asupan gizi yang benar. Saya makannya banyak, sejujurnya saya waktu itu harus minta porsinya ditambah sedikit.
Mereka benar-benar mendengarkan. Mereka telepon, "Mbak Ratri, saya dari departemen gizi, makanannya bagaimana, ada pantangan tidak?' Saya bilang tidak suka makan ati ampela, ikan juga. Jadi berikut-berikutnya, ada catatannya, saya dikasih daging dan ayam. Saya tak minum susu, ya susunya di-cut.
Selama perawatan pasti berbeda menjalani kehidupan sehari-hari. Bagaimana cara menjalaninya biar tidak bosan, tidak bisa ketemu orang juga karena diisolasi?