INI 10 Negara yang Berpartisipasi Menguji Vaksin Virus Corona COVID-19, Indonesia Pesan 2 Juta Obat
sudah 10 negara telah mengonfirmasikan partisipasinya dalam pengujian vaksin virus corona COVID-19 ini
Sejauh ini, sudah 10 negara telah mengonfirmasikan partisipasinya dalam pengujian vaksin virus corona COVID-19 ini. 10 negara itu adalah Argentina, Bahrain, Kanada, Perancis, Iran, Norwegia, Afrika Selatan, Spanyol, Swiss, dan Thailand.
TRIBUN-MEDAN.Com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan sudah ada resep obat hasil riset dan pengalaman beberapa negara yang bisa diterapkan untuk mengobati pasien corona atau covid-19.
"Obat tersebut akan sampai pada pasien yang membutuhkan melalui dokter keliling dari rumah ke rumah, melalui rumah sakit dan puskesmas di kawasan yang terinfeksi," kata Jokowi dalam konferensi pers, Jumat (20/3/2020).
Jokowi mengatakan, obat tersebut sudah dicoba di beberapa negara dan memberikan kesembuhan.
"Kita telah mendatangkan 5.000. Akan kita coba dan dalam proses pemesanan hingga 2 juta. Kita ingin sampaikan, kita tidak diam. Tapi mencari hal dan informasi apa yang bisa agar dapat selesaikan Covid-19 ini," katanya.
Terkait upaya pemerintah yang sudah mulai melakukan rapid test di sejumlah wilayah.
Rapid test ini, sebutnya, akan dilakukan dari rumah ke rumah.
"Kemudian mengenai rapid test sudah dilakukan sore hari ini di wilayah yang dulu, sudah diketahui ada kontak tracking dari pasien-pasien positif sehingga dari situ didatangi rumah ke rumah untuk dites, ada prioritas dan kita prioritaskan wilayah yang tunjukkan indikasi paking rawan," ujar Jokowi.
Jokowi menyebut ada satu wilayah di DKI Jakarta yang dilakukan rapid test.
"Di Jakarta Selatan, saya rasa itu yang bisa saya sampaikan," imbuhnya.
• Covid-19 Mengganas, Korban Meninggal jadi 32 Orang, Jokowi Siapkan 6.5 Juta Butir Obat Covid-19
• PENJELASAN Lengkap Tentang Virus Corona COVID-19, Dari Gejala, Ciri-ciri, hingga Cara Mencegah
Ini pernyataan lengkap Presiden Jokowi :
Mengenai antivirus sampai sekarang belum ditemukan dan ini yang saya sampaikan itu tadi obat.
Obat ini sudah dicoba oleh 1,2,3 negara dan memberikan kesembuhan yaitu Avigan.
Kita telah mendatangkan 5.000 dan dalam proses pemesanan 2 juta.
Kedua, Chloroquine Ini kita telah siap 3 juta.
Kecepatan ini yang kita ingin sampaikan.
Kita tidak diam tapi mencari hal-hal, info-info apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan Covid19.
• Seorang Dokter Amerika Temukan Vaksin Corona, Telah Diuji Coba dan Butuh 18 Bulan untuk Dipasarkan
• JOKOWI Bilang Pemerintah Sudah Memesan 3 Juta Klorokuin dan 2 Juta Avigan untuk Obat Virus Corona

Dampak virus corona membuat udara Tiongkok bersih. (NASA/Daily Star)
Pengujian Klinis Terhadap 4 Obat
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pengujian klinis terhadap empat obat yang berpotensi menyembuhkan virus corona.
Pengujian klinis yang melibatkan setidaknya 10 negara ini disebut " solidarity trial" atau uji solidaritas, dan diharapkan bisa mempercepat penemuan obat untuk Covid-19.
Pasalnya, seperti disampaikan oleh Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers Rabu (18/3/2020), selama ini uji vaksin dan obat virus corona dilakukan dalam skala kecil dengan metodologi berbeda-beda.
Ini membuat bukti yang ada saat ini belum cukup untuk menentukan obat mana yang paling efektif.
"Studi internasional yang besar ini dirancang untuk menghasilkan data kuat yang kita butuhkan untuk menunjukkan obat mana yang paling efektif. Kita menyebut studi ini sebagai solidarity trial," ujarnya.
Laporan WHO, sejauh ini baru 10 negara telah mengonfirmasikan partisipasinya dalam pengujian ini.
10 negara itu adalah Argentina, Bahrain, Kanada, Perancis, Iran, Norwegia, Afrika Selatan, Spanyol, Swiss, dan Thailand.
Sementara itu, obat yang akan diuji ada empat, yaitu obat antivirus remdesivir, kombinasi lopinavir dan ritonavir yang selama ini digunakan untuk HIV, kombinasi lopinavir bersama ritonavir dan interferon beta, serta obat antimalaria klorokuin.
Keempat obat itu akan dibandingkan dengan perawatan standar yang sekarang diberikan kepada pasien Covid-19.
Ana Maria Henao-Restrepo, kepala unit penelitian dan pengembangan WHO, berkata bahwa pengujian akan berfokus pada pertanyaan prioritas kunci untuk publik.
"Apakah obat ini akan mengurangi risiko kematian? Apakah obat-obatan ini akan mengurangi waktu pasien dirawat di rumah sakit, dan apakah pasien yang menerima salah satu obat butuh ventilation atau unit perawatan intensif (ICU)," ujarnya.
Henao-Restrepo menyampaikan bahwa WHO sengaja mendesain pengujian ini agar cukup sederhana untuk dilakukan oleh rumah sakit yang sudah kebanyakan pasien sekalipun.
Khusus untuk klorokuin, pengujian akan dilakukan dengan dua cara.
Beberapa negara akan membandingkan klorokuin dengan perawatan standar, sedangkan beberapa negara lainnya akan membandingkannya dengan obat terkait lainnya, yaitu hidroksiklorokuin (hydroxychloroquine). (kompas.com/berbagai sumber)
• Covid-19 Mengganas, Korban Meninggal jadi 32 Orang, Jokowi Siapkan 6.5 Juta Butir Obat Covid-19
Selanjutnya Baca • PENJELASAN Lengkap Tentang Virus Corona COVID-19, Dari Gejala, Ciri-ciri, hingga Cara Mencegah