Nilai Tukar Rupiah - Penyebab Nilai Tukar Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Penjelasan BI Sumut
Pelemahan rupiah didorong kekhawatiran investor global terhadap penyebaran virus corona.
Nilai Tukar Rupiah - Penyebab Nilai Tukar Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Penjelasan BI Sumut
TRI BUN-MEDAN.COM, MEDAN-
Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dollar AS, pelemahan rupiah didorong kekhawatiran investor global terhadap penyebaran virus corona.
Mata uang negeri Paman Sam menyentuh level Rp 15.880, Kamis (19/3/2020) siang
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Wiwiek Sisto Widayat mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terutama disebabkan oleh kondisi dan pengaruh faktor eksternal, dimana para investor di pasar uang saat ini menghadapi ketidakpastian dan tekanan yang sangat besar.
"Ketidakpastian yang tinggi ini menyebabkan premi resiko yang tinggi, sehingga banyak investor global yang melepas assetnya. Saat ini juga terjadi capital fligt to quality. Dalam kondisi ketidakpastian ini banyak imvestor beralih memegang uang tunai. Saat ini cash in the king. Selain itu likuiditas perbankan juga sedang bertambah besar terutama dari buyback obligasi pemerintah, penurunan GWM (Giro Wajib Minimum) baik valas maupun rupiah," ucap Wiwiek.
• JADWAL Penerbangan Bandara Kualanamu yang Dibatalkan, Bandara Sepi tak Seperti Biasanya
• Fakta Baru Dokter Meninggal di Medan akibat Corona, 2 Dokter Lain di RSUD Deliserdang Isolasi Diri
Melemahnya rupiah, kata Wiwiek,
sebagian besar berkaitan dengan Virus Corona. Dampak dari Covid-19 yang merebak dengan cepat dan merambah ke banyak negara, tidak hanya Tiongkok, Asia, tetapi juga AS dan negara-negara Eropa.
"Saat ini faktor yang menyebabkan naik turunnya nilai tukar rupiah adalah faktor eksternal dan internal," katanya.
Dijelaskannya, faktor eksternal antara lain faktor ketidakpastian dan resiko ekonomi yang tinggi dan tidak pasti. Investor luar negeri perlu kepastian, indeks saham AS juga turun tajam dan investor yang keluar dari Indonesia adalah investor portfolio yang banyak pegang saham dan obligasi negara.
Faktor internal terutama terkait penanganan Covid-19.
"BI akan terus memantau perkembangan dan terus berada di pasar, untuk melakukan berbagai upaya seperti intervensi valas, melakukan buyback obligasi negara dalam jumlah yang terukur," katanya.
• BERLAKU Mulai Besok Buka-Tutup Mall (Jam Operasional Mall) di Medan-Binjai, Cek Sebelum Belanja
Dalam kesempatan yang berbeda,
Presiden Direktur Mark Dynamics Tbk, Ridwan Goh mengatakan kalau dari data ekonomi makro, seharusnya rupiah tidak melemah, kemudian The Fed juga menurunkan suku bunga dan seharusnya dolar melemah.
Pemerintah juga sudah mengumumkan beberapa stimulus dan ternyata rupiah masih melemah.
"Dari beberapa analysis menilai dampak virus Corona ini akan berdampak pada ekonomi sehingga banyak dana yang keluar dari pasar modal, diinvestasikan ke dolar yang lebih liquid. Sehingga permintaan dolar naik dan menjadikan dolar menguat," ucap Ridwan.
• Lion Air Group Tunda Sementara Layanan Internasional dari dan ke Malaysia, Ini Rute yang Ditunda
Ia berharap agar kurs rupiah jangan terus melemah, bursa harus terus meningkatkan performanya dengan sosialisasi-sosialisasi yang bisa menenangkan pasar.
"Stimulus harus cepat direalisasikan misalnya untuk rencana buyback saham terutama emiten BUMN, bisa memberikan efek terhadap menguatnya kembali IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)," katanya.
(nat/tri bun-medan.com)