Gara-gara Wabah Corona, 7 Saham Perusahaan Ini Ambles Parah
Pada perdagangan hari ini saja, Selasa (24/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini kembali ditutup negatif.
Gara-gara Wabah Corona, 7 Saham Perusahaan Ini Ambles Parah
TRIBUN-MEDAN.com - Pasar modal di Bursa Efek Indonesia tengah dalam kondisi yang tak menentu sejak mewabahnya virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Banyak saham emiten berguguran, termasuk perusahaan-perusahaan yang masuk kategori blue chip.
Pada perdagangan hari ini saja, Selasa (24/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini kembali ditutup negatif.
IHSG turun 51 poin (1,3 persen) ke level 3.937. Penurunan IHSG melengkapi kinerja rupiah yang juga tengah terpuruk.
Berikut 7 saham yang harganya anjlok cukup dalam dua bulan terakhir yang dirangkum dari data BEI dari 60 hari perdagangan terakhir atau sejak 27 Desember 2019 lalu.
1. Astra Internasional
Harga saham PT Astra International Tbk (ASII) mengalami penurunan drastim hanya dalam sebulan terakhir. Sahamnya, bahkan jauh lebih murah dibandingkan lima tahun lalu.
Pada penutupan perdagangan 27 Desember 2019 lalu, harga saham ASII berada di level Rp 6.925 per lembarnya.
Lalu pada penutupan perdagangan kemarin, harganya terpangkas tinggal Rp 3.520 yang artinya penurun harga sahamnya mencapai hampir setengahnya.
2. Perusahaan Gas Negara
Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGASS) jatuh cukup parah.
Harga penutupan pada penutupan 27 Desember 2019 lalu, harga saham PGASS berada di level Rp 2.250 per lembarnya.
Bandingkan dengan harga penutupan kemarin yang nilainya hanya Rp 650 per lembar sahamnya.
Harga saham anggota holding BUMN migas ini beberapa kali sempat naik turun hingga terus bertahan di level Rp 600.
3. Semen Indonesia
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) jadi salah satu BUMN terbuka yang sahamnya anjlok sangat tajam.
Nilai saham produsen semen ini pada penutupan 27 Desember 2019 lalu berada di level Rp 12.225 setiap lembarnya.
Bandingkan harga sahamnya pada penutupan kemarin yang ambles parah di level Rp 6.575 per lembarnya.
Wabah corona yang berpengaruh sginifikan pada kinerja perseroan semakin membuat harga saham SMGR semakin jatuh.
4. United Tractor
Saham PT United Tractor (UNTR) mengikuti jejak induknya, PT Astra International.
Harga sahamnya terjun bebas cukup dalam dalam 60 hari perdagangan terakhir.
Harga saham pada penutupan kemarin berada di level Rp 13.825 per lembarnya.
Harga ini jauh di bawah harga penutupan pada 27 Desember sebagaimana yang dicatat BEI yakni di harga Rp 21.675.
5. Gudang Garam
Harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mengalami penurunan tajam sejak 60 hari perdagangan terakhir.
Saham rokok ini ambles cukup dalam.
Nilai saham GGRM pada penutupan 27 Desember 2019 lalu berada di level Rp 53.250 per lembar.
Bandingkan harga sahamnya pada penutupan kemarin yang ambles di level Rp 36.725 per lembarnya.
6. Indocement
PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) tak luput dari harga saham yang terjun bebas.
Nilai saham produsen semen swasta ini pada penutupan 27 Desember 2019 lalu berada di level Rp 19.775 setiap lembarnya.
Bandingkan harga sahamnya pada penutupan kemarin yang ambles di level Rp 10.350 per lembarnya.
Wabah corona yang berpengaruh sginifikan pada kinerja perseroan semakin membuat harga saham INTP semakin jatuh.
7. BNI
PT Bank Negara Indonesia (BBNI) jadi salah satu BUMN yang harganya anjlok cukup parah.
Harga penutupan pada penutupan 27 Desember 2019 lalu, harga saham BBNI berada di level Rp 7.925 per lembarnya.
Bandingkan dengan harga penutupan kemarin yang nilainya hanya Rp 3.390 per lembar sahamnya.
BBNI sebenarnya tak sendirian, kinerja saham bank pelat merah lainnya juga tengah terpuruk antara lain Bank Mandiri dan Bank BTN.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul " 7 Saham Perusahaan Ini Ambles Parah di Tengah Wabah Corona"