Antisipasi Covid-19, Kampung Dongeng Medan Adakan Dongeng Berantai di Media Sosial

Antisipasi Covid-19, Kampung Dongeng Medan Adakan Dongeng Berantai di Media Sosial

Editor: Juang Naibaho
HO
Kegiatan mendongeng oleh relawan komunitas Kampung Dongeng di sebuah sekolah beberapa waktu lalu 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Melihat tingginya tingkat penyebaran Virus corona (Covid-19) di Indonesia, termasuk di Kota Medan, sebagian besar kegiatan komunitas melakukan kegiatan secara online.

Satu di antaranya, komunitas Kampung Dongeng Medan yang kini menggelar aktivitas rutin berdongeng online.

Pendiri Kampung Dongeng Sumatera Utara, Indri mengungkapkan bahwa sebelum wabah ini ia dan relawan lainnya sudah pernah menerapkan dongeng secara online. Namun, melihat penyebaran wabah yang kian pesat, komunitas ini semakin giat melakukan berdongeng lewat media sosial.

“Sebenarnya gerakan mendongeng dengan menggunakan video sering dilakukan. Tidak hanya karena keadaan yang berlangsung sekarang. Namun memang sekarang kita lebih gencar dilaksanakan karena belum ada pilihan lain untuk berbagi cerita kepada adik-adik,” ungkap Indri, Kamis (26/3/2020).

Indri menyebutkan bahwa saat ini para relawan Kampung Dongeng se-Indonesia sedang merumuskan konsep dengan mengadakan kegiatan mendongeng berantai.

“Seluruh relawan Kampung Dongeng se-Indonesia berdiskusi dan merumuskan konsep untuk mendongeng secara berantai. Tujuannya agar dapat mengedukasi adik-adik di rumah agar tahu apa dan kenapa sekolah dapat diliburkan sebelum waktunya, kenapa tika boleh jalan-jalan keluar sampai menjelaskan apa itu Virus Corona,” jelasnya.

Indri menjelaskan bahwa dalam kegiatan berdongeng online ini dilaksanakan minimal 10 orang dan diberi durasi waktu 30-40 detik per orang untuk dongeng berantai.

“Karena satu tim dongeng berantai kemarin minimal 10 orang, jadi kami hanya diberi waktu 30-40 detik per orang untuk menyampaikan materi masing-masing. Kita menyusun skenario sehingga tidak ada pengulangan edukasi. Maklum kita tinggal di daerah yang berbeda-beda sehingga meminimalisasi betul kesalahan yang terjadi selama proses video,” ujar Indri.

Indri mengungkapkan bahwa proses yang paling seru ketika menggarap ide dan sesi pengumpulan video secara tepat waktu.

Ia menceritakan bahwa ada relawan Kampung Dongeng yang ada di Jogja yang harus mengambil bonekanya di rumah ketika sudah mengungsi di rumah keluarga.

"Bagi saya sendiri, proses menggarap ide dan mengumpulkan video secara tepat waktu itu yang seru. Kita harus “gedor”satu persatu para pendongeng agar segera mengirimkan videonya. Ada satu orang pendongeng di Jogja yang sedang mengungsi ke rumah mertuanya dan tidak membawa bonekanya. Jadi beliau harus balik ke rumah demi mengambil muppet-nya," ungkapnya.

Senada dengan Indri, Relawan Kampung Dongeng Medan Ria Pratiwi mengungkapkan bahwa hal yang paling menyenangkan dalam melaksanakan mendongeng secara online ini dengan mengadakan dongeng berantai.

"Pengalamannya tentu seru sekali. Krn yang kita lakukan adalah 'Dongeng Berantai'. Jadi, satu pendongeng nantinya akan menyambung dongeng yang telah dibuat oleh pendongeng sebelumnya. Saat itulah masing-masing pendongeng dituntut untuk kreatif mengembangkan ide yang telah ada agar tetap berjalan sesuai alur dan pesannya tetap tersampaikan," ujar Ria.

Ria mengungkapkan bahwa kegiatan rutinitas mendongeng yang biasa ia lakukan secara tatap muka tidak membuatnya dan relawan lain putus asa dengan penerapan Lockdown.

Baginya, melalui berdongeng secara online ini merupakan solusi jitu untuk tetap menyebarkan pesan-pesan kebaikan.

"Kami yang rutinitasnya selalu mendongeng di luar rumah, tentu merasa sebagian hidup kami hilang ketika penerapan sistem lockdown. Namun hal itu bukan menjadi batasan untuk tetap menyebarkan kisah-kisah kebaikan kepada anak-anak. Maka dari itu kami beralih ke dongeng online ketika pertemuan tatap muka memang sedang dibatasi. Dengan begitu kegiatan mendongeng tetap berjalan dan tidak berhenti begitu saja. Adanya dongeng online, anak-anak akan tetap menerima pesan-pesan kebaikan melalui tayangan dongeng yang disajikan," tuturnya.

Berdongeng secara online bagi para pendongeng memiliki tantangan tersendiri. Bagi Indri, tantangan terbesarnya yaitu ia harus mencari letak strategis agar dalam merekam kegiatan secara kondusif.

"Beda-beda tantangannya. Tapi yang terbesar sebenarnya mencari kondisi tenang untuk mendongeng. Karena sedang dalam kondisi tidak dapat kemana-mana, jadi kita harus berdamai dengan keadaan rumah. Anak-anak diminta diam dulu bisa kan ya, tapi seliweran kendaraan lewat, tetangga dangdutan dan lain-lain. Jadi harus ambil sudut rumah yang paling dianggap kondusif," ungkap Indri.

Indri menuturkan bahwa kegiatan berdongeng secara berantai ini sedang giat dilaksanakan. Ia juga ingin menyampaikan bahwa dalam melakukan kegiatan berdongeng tidak harus memiliki alat keperluan dongeng yang mahal.

"Kalau saya sedang mengedit video berantai dari Relawan Kampung Dongeng Medan.Tetap kita mengedukasi agar adik-adik dan keluarganya di rumah saja dulu. Tapi kami mendongeng dengan alat-alat di rumah. Harapannya agar orang tua bisa paham kalau mendongeng tidak mesti pakai boneka yang mahal atau buku khusus. Yang pertama tentu mengobati rindu adik-adik akan bertemu kakak pendongeng," kata Indri.

Indri dan relawan lainnya memiliki harapan sama terkait wabah Covid-19 ini. Ia berharap kedepannya wabah Covid-19 ini dapat segera berakhir agar para pendongeng dapat menjalankan kegiatan dan bersilaturahmi dengan adik-adik.

"Tentu harapannya bencana pendemik ini segera berlalu, sehingga para pendongeng bisa menjalankan kembali kegiatannya bersilaturahmi dengan adik-adik dimana saja secara langsung," pungkas Indri. (cr13/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved