Virus Corona Mengganas

Tanpa Lockdown Amerika Perangi Virus Corona dengan Social Distancing Dr Fauci Bikin Trump Manut

Semula Trump akan mencabut “social distancing” yang direkomendasikan otorita kesehatan Amerika yang masa berlakunya berakhir 30 Maret 2020.

Editor: Tariden Turnip
reuters
Tanpa Lockdown Amerika Perangi Virus Corona dengan Social Distancing Dr Fauci Bikin Trump Manut. Pasien Covid-19 antre mendapat pelayanan di New York 

- SEMULA TRUMP BERENCANA MENCABUT SOCIAL DISTANCING 30 MARET 2020

- NAMUN DR FAUCI MEWANTI WANTI BISA 100 RIBU WARGA BISA KENA COVID BILA  SOCIAL DISTANCING DICABUT

TRI BUN-MEDAN.COM - Setelah membatalkan lockdown beberapa negara bagian untuk meredam penyebaran Virus Corona, ternyata Presiden Donald Trump keder juga setelah diingatkan dua pakar penyakit menular terkemuka di Amerika, Dr Anthony Fauci dan Direktur Pusat Keamanan Kesehatan di John Hopkins University Dr Thomas Inglesby.

Semula Trump akan mencabut “social distancing” yang direkomendasikan otorita kesehatan Amerika yang masa berlakunya berakhir 30 Maret 2020.

Pada 24 Maret lalu, Trump mengatakan bahwa akan menjadi "masa yang indah" untuk membuka beberapa bagian di AS saat Paskah, 12 April mendatang.

Namun pakar penyakit menular terkemuka di Amerika, Dr Anthony Fauci, Minggu (29/3/2020) memperkirakan sekitar 100.000 atau lebih warga Amerika dapat meninggal akibat pandemi virus corona, lima puluh kali lebih besar dari jumlah korban meninggal saat ini.

Fauci mengatakan pada stasiun televisi CNN, Amerika bisa menghadapi “jutaan kasus” Covid-19, perebakan pandemi yang sangat cepat di negara ini, di mana para pejabat kini telah secara resmi menyatakan adanya 124.000 orang yang terjangkit dan 2.100 orang meninggal dunia, meskipun kedua angka itu terus meningkat dari hari ke hari.

Namun, dia cepat menambahkan: "Saya tidak ingin berpegangan pada [angka] itu. Targetnya berpindah-pindah."

Dr Anthony Fauci (kiri), bersama Presiden AS Donald Trump
Dr Anthony Fauci (kiri), bersama Presiden AS Donald Trump (reuters)

Menurut Dr Fauci, AS kini adalah "fokus" pandemi virus corona.

"Kita punya masalah serius di New York, kita punya masalah serius di New Orleans, dan kita akan menghadapi masalah serius di kawasan lain."

"Saya ingin melihat tes-tes diterapkan di lapangan. Jika kita bisa melakukan itu…maka saya pikir kita bisa mencabut beberapa pembatasan."

Direktur Institut Penyakit Menular dan Alergi Amerika Dr. Anthony Fauci dan Direktur Pusat Keamanan Kesehatan di John Hopkins University Dr Thomas Inglesby, keduanya menentang pernyataan Presiden Trump bahwa saran untuk tinggal di rumah dan menjaga jarak dengan orang lain untuk mencegah perebakan virus corona dapat dilonggarkan.

Fauci mengatakan ia hanya akan mendukung pelonggaran perlindungan anti-virus corona di daerah-daerah yang terkena dampak lebih ringan jika ada peningkatan alat pengujian untuk memantau daerah-daerah itu.

Tetapi ditegaskannya, “untuk saat ini masih dipertanyakan apakah alat pengujiannya akan cukup.”

Rekomendasi otorita kesehatan Amerika sebelumnya untuk melakukan “social distancing” guna memperlambat perebakan virus sedianya berakhir hari Senin (30/3), tetapi Inglesby mengatakan dalam program “Fox News Sunday,” “saya kira kita belum membuat banyak kemajuan berarti” dalam hal pembatasan ini agar dapat melihat dampak yang cukup besar.

“Kita masih harus mempertahankan social distancing,” ujarnya.

Akhirnya Trump, memperpanjang masa pembatasan seperti menjaga jarak aman di AS hingga setidaknya 30 April mendatang.

Trump mengatakan tingkat kematian tertinggi korban Covid-19 di AS mungkin akan terjadi saat Paskah.

"Paskah seharusnya menjadi puncaknya," kata Trump tentang hari besar umat Kristen yang jatuh pada 12 April tersebut.

"Pemodelan memperkirakan bahwa puncak dalam tingkat kematian kemungkinan akan tercapai dalam dua minggu."

"Setelah dua minggu seharusnya mulai turun, dan semoga sangat banyak dari titik itu," ujar Trump saat memberi pengarahan di Taman Mawar Gedung Putih.

Pria 73 tahun itu juga mengatakan bahwa pemerintah memperpanjang aturan social distancing hingga 30 April untuk memperlambat penyebaran virus.

"Tidak ada yang lebih buruk daripada mengumumkan kemenangan sebelum kemenangan dimenangkan."

"Sangat penting bagi setiap orang untuk mengikuti aturan," tegas Trump.

Presiden ke-45 AS itu juga berharap negaranya sudah pulih sepenuhnya dari wabah virus corona pada 1 Juni.

Kemudian, Trump mengatakan pada Selasa (31/3/2020) akan ada pengumuman penting tentang rencana dan strategi pemerintah ke depannya.

"Pada Selasa kami akan menyelesaikan rencana ini dan membeberkan ringkasan dari temuan kami, data pendukung dan strategi kepada rakyat Amerika," pungkasnya.

"Titik tertinggi rata-rata kematian kemungkinan akan terjadi dalam dua pekan. Karena itu, kami akan memperpanjang panduan kami," kata Trump pada Minggu (29/03).

Menurut Trump, keputusan memperpanjang masa menjaga jarak aman alias social distancing ditempuh setelah dirinya mendengar "2,2 juta orang bisa meninggal dunia jika kita tidak melalui ini semua".

"Kini angkanya akan lebih rendah," ujar Trump.

518 kematian dalam 24 jam terakhir AS mencatat 518 kematian baru dalam 24 jam akibat virus corona, menurut data dari Johns Hopkins University pada Minggu (29/3/2020).

Jumlah korban meningkat dibanding hari sebelumnya sebanyak 453 jiwa, sehingga membuat total korban meninggal jadi 2.409.

Sementara itu jumlah kasus meningkat 21.333 dalam sehari, hampir sama dengan peningkatan 21.309 di Sabtu (28/3/2020).

Dengan total 136.880 kasus, AS memiliki jumlah kasus virus corona tertinggi di dunia, di atas Italia, China, dan Spanyol.

Negara bagian New York menjadi daerah dengan dampak pandemi terparah di AS.

Sampai Minggu (29/3/2020) terdapat 60.000 kasus dan 965 kematian, menurut pernyataan yang dirilis Gubernur Andrew Cuomo.

Tanpa Lockdown Amerika Perangi Virus Corona dengan Social Distancing Dr Fauci Bikin Trump Manut  

Artikel ini dikompilasi dari VOA Indonesia berjudul: Pakar Kesehatan: Virus Corona Bisa Bunuh 100 Ribu Orang di Amerika dan dari Kompas.com dengan judul "Trump: Paskah akan Jadi Puncak Jumlah Korban Covid-19 di AS"

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved