Ajak Lintas Generasi Nostalgia, Komunitas Petra Rutin Adakan Roadshow Permainan Tradisional
Komunitas Permainan Tradisional (Petra) bertujuan mengembalikan kejayaan permainan tradisional yang kian tergerus zaman.
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Permainan tradisional saat ini sudah cukup jarang ditemukan apalagi di kawasan kota yang semuanya serba teknologi.
Banyak para generasi millenial justru yang tidak mengenal permainan tradisional yang menjadi primadona bagi para generasi 90an, seperti petak umpet, egrang ataupun lompat karet.
Berangkat dari mengembalikan kejayaan permainan tradisional yang kian tergerus zaman, sekelompok pemuda berinisiatif menggagas komunitas Permainan Tradisional (Petra).
Pendiri Petra, Sidiq Zae mengungkapkan bahwa ia ingin melalui komunitas ini, masyarakat yang sudah lupa cara memainkannya dapat kembali mengenal permainan tersebut.
"Konsep dari komunitas kita itu bagaimana kita bisa menjadikan wadah komunitas ada di tengah masyarakat dengan melestarikan permainan yang dulu pernah ada dan saat ini sudah tergerus oleh masa teknologi dan modern," ujar Sidiq, Kamis (2/4/2020).
Berjalan setahun komunitas ini, Petra saat ini rutin mengadakan kegiatan roadshow dengan bekerjasama dengan pihak kampus dan pemerintahan desa, diantaranya Unimed, beberapa kepala desa, dan komite permainan rakyat dan olahraga Sumatra Utara.
Sidiq juga menuturkan bahwa ia dan komunitas lainnya rutin mengadakan main bareng permainan tradisional bersama anak-anak dan warga sekitar.
"Kita kadang sering melakukan mabar baik ketika kumpul seminggu sekali. Selain itu kita juga sering melaksanakan diskusi bareng mengenai bagaimana kita itu harus mengenal dan menggali permainan tradisional, mempelajari bagaimana cara memainkannya dan membuatnya," jelas Sidiq.
Sidiq mengungkapkan banyak pengalaman seru yang ia dapatkan bersama Petra diantaranya melakukan roadshow.
Ia menjelaskan bahwa dalam melakukan kegiatan tersebut, pihaknya mengajak kembali orang-orang yang pernah memainkan permainan tersebut saat masih anak-anak.
"Kita keseruannya itu buat alat permainan sama sama kadang main layang-layang bareng. Kita juga mengisi event baik di kampus ataupun di taman. Ketika kita mengisi event itu seperti mendemonstrasikan. Kita mengenalkan permainan tradisional dan mengajak warga Medan bagaimana mereka dulunya udah pernah main dan sekarang tidak pernah lihat, jadi lebih mengajak untuk main bareng sambil bernostalgia," ungkap Sidiq.
Anggota Petra, Ardianyah mengungkapkan bahwa banyak pengalaman seru saat bergabung di Petra.
Ia juga menuturkan bahwa alasan ia bergabung di petra untuk mengenali berbagai permainan tradisional yang dulu sempat populer.
• Nelayan Tradisional Minta Pengguna Pukat Trawl Ditangkap
"Saya tertarik untuk menambah pengalaman agar dapat mengenali beragam jenis permainan yang ada dari dulu hilang. Saya lihat sekarang permainan tradisional hampir punah dengan kecanggihan teknologi. Ke depannya kami akan mengenalkan permainan tradisional kepada warga dan kami sudah membuat perlombaaan," ujar Ardiansyah.
Permainan tradisional saat ini sudah banyak tergerus zaman karena banyak masyarakat yang mulai meninggalkan permainan tersebut.
Sidiq menuturkan ada lebih dari 100 permainan tradisional yang hilang karena tidak ada penerus untuk memainkannya.
"Banyak permainan tradisional yang sudah mulai langka. Kalau kita perdalam lagi ada 100 lebih permainan yang sangat langka seperti lempar batu, patok lele, lompat tali, congklak, ketapel bandring banyak lagi permainan yang dulu itu seru namun sekarang sudah jarang," ungkapnya.
Komunitas Petra sendiri saat ini beranggotakan 35 orang dengan memiliki koleksi 15 permainan tradisional diantaranya enggrang, meriam bambu, dan gasingan.
Sidiq juga optimistis bahwa melalui Petra ini, ia berharap dapat melestarikan beragam permainan tradisional yang sempat jaya pada masanya kepada masyarakat generasi milenial.
"Saya selalu optimis dengan adanya komunitas berharap lebih dikembangkan dan dikenal banyak orang juga dukungan yang menjadikan komunitas permainan tradisional tetap ada. Bagaimana kita selalu ada di tengah keramaian untuk mengenalkan permainan yang pernah ada," pungkas Sidiq.(cr13/tri bun-medan.com)