Graha Maria Annai Velangkanni Bikin Wali Kota Takjub , Jadi Simbol Keberagaman Budaya dan Agama
Graha Maria bukan hanya bangunan, melainkan representasi bagaimana keberagaman bisa menyatu dalam harmoni.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Di sudut Jalan Sakura III, Tanjung Selamat, berdiri megah sebuah bangunan yang kerap membuat orang berhenti sejenak untuk memandanginya. Atapnya menjulang dengan ornamen warna-warni. Gaya arsitekturnya mirip kuil India, namun sejatinya ia adalah sebuah gereja Katolik, Graha Maria Annai Velangkanni.
Bangunan ini bukan sekadar rumah ibadah, melainkan simbol keberagaman budaya dan agama di Kota Medan. Hal itu pula yang membuat Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, takjub.
“Graha Maria Annai Velangkanni memiliki model bangunan yang sangat ikonik dan unik. Ini menjadi simbol keberagaman budaya dan agama di Kota Medan,” ujar Rico saat menerima audiensi panitia HUT ke-20 Graha Maria di Rumah Dinas Wali Kota, Selasa (9/9/2025).
Rico bercerita, perjumpaannya dengan gereja ini terjadi jauh sebelum ia mengunjunginya langsung. Saat itu ia sedang makan di sebuah restoran India di Medan. Sebuah foto besar Graha Maria terpajang di dinding, membuatnya tertegun.
“Dari situ saya sadar, gereja ini bukan sekadar tempat ibadah, tapi juga simbol Kota Medan yang multikultural,” kenangnya.
Sejak saat itu, baginya, Graha Maria bukan hanya bangunan, melainkan representasi bagaimana keberagaman bisa menyatu dalam harmoni.
Rico menitipkan pesan khusus kepada pengurus Graha Maria agar bangunan ini terus dirawat, tidak hanya secara fisik tetapi juga nilai spiritualnya.
“Apabila gereja ini bisa dipertahankan hingga 50 tahun ke depan, nilainya akan luar biasa. Ia akan menjadi jejak sejarah yang membanggakan bagi Kota Medan,” pesannya.
Graha Maria Annai Velangkanni adalah gereja Katolik bergaya India-Mughal yang dibuka pada tahun 2005. Peresmiannya dilakukan oleh Gubernur Sumatra Utara Rudolf Pardede ketika itu. Konsekrasi bangunan dan altar dilakukan oleh Uskup Agung Medan Mgr Alfred Gonti Pius Datubara, OFM Cap. Gereja ini dipersembahkan untuk Bunda Velangkanni atau Santa Maria Bunda Penyembuh yang Baik. Pada bagian gerbang bangunan ini, terdapat miniatur rumah tradisional Batak Karo dan Batak Toba.
Konon Bunda Maria pernah muncul pada abad ke-17 di Kota Velankanni, Tamil Nadu, India, sehingga muncullah gelar Bunda Velangkanni Bunda Penyembuh.
Gereja ini merupakan bangunan dua tingkat yang terdiri dari tempat pertemuan di lantai dasar dan tempat ibadah di lantai pertama, sementara menara di atasnya terdiri dari tujuh lantai sebagai lambang bahwa di surga terdapat tempat untuk semua orang.
Menara ini sendiri merupakan perwakilan Raja Gopuram (kubah raja) dalam arsitektur Hindu. Di atas bangunan gereja ini juga terdapat tiga kubah yang dibangun dengan gaya arsitektur Mughal dan merupakan lambang Tritunggal.
Lebih dari sekadar rumah doa, Graha Maria Annai Velangkanni kini menjadi destinasi wisata religi yang mendunia. Ribuan wisatawan, baik lokal mau pun mancanegara, sudah pernah berkunjung.
Bagi Gundo, Graha Maria adalah bukti sejarah hadirnya masyarakat India di Medan. Ornamen khas India yang melekat di bangunan gereja ini menjadikannya berbeda dan layak menjadi ikon wisata rohani Kota Medan.
“Graha Maria bukan sekadar tempat ibadah, tapi juga ruang perjumpaan budaya, simbol kebhinekaan, dan wajah ramah Medan di mata dunia,” pungkasnya.
| Kronologi Pengusaha di Batam Diperas Rp 1 Miliar oleh Oknum Polri dan TNI, 1 Polisi Tangkap | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Ustaz Abdul Somad Bela Gubernur Riau Abdul Wahid yang Kena OTT KPK: yang Betul Dimintai Keterangan | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| AWAL Mula Isu Hamish Daud Selingkuh dengan Sabrina Alatas, Banyak Foto Ini Jadi Bukti? | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| 10 Orang yang Diciduk KPK, Ada Gubernur Riau, Kadis PUPR Dibawa ke Jakarta, Barang Bukti Uang Disita | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Budie Arie, Menkominfo Era Jokowi Lolos Kasus Judol, Disorot Soal Statemen Projo Bahasa Sansekerta | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|

                
												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.