Virus Corona
Hari Paling Mematikan bagi Amerika, Sehari Hampir 2.000 Orang Meninggal Akibat Virus Corona
Hari Selasa (8/4/2020) atau Rabu WIB menjadi hari yang paling mematikan dalam sejarah Amerika pascaserangan teroris 11 September 2001.
Selasa (7/4/2020) jadi Hari Paling Mematikan dalam Sejarah Amerika setelah Serangan Teroris 11 September
Hampir 2.000 Warga Amerika Meninggal Akibat Covid-19, Terbanyak di New York
Kasus Covid-19 di New York Kini Melewati Kasus Covid-19 di Spanyol dan Italia
TRI BUN-MEDAN.COM - Amerika mencatatkan kasus Covid-19 tertinggi di dunia yang hingga Rabu (9/4/2020) mencapai 400.540 kasus yang merenggut nyawa 12.857 orang.
Sedangkan di seluruh dunia hingga Rabu (9/4/2020) tercatat 1.431.973 kasus Covid-19 yang merenggut
nyawa 82.085 orang.
Hari Selasa (8/4/2020) atau Rabu WIB menjadi hari yang paling mematikan dalam sejarah Amerika pascaserangan teroris 11 September 2001.
Hampir 2.000 warga Amerika meninggal terinfeksi virus corona dalam 24 jam terakhir, menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins.
731 kematian terjadi negara bagian New York, yang mencatatkan 142.384 kasus Covid-19 di mana 5.489 orang meninggal.
Jumlah kasus Covid-19 New York ini sudah mengalahkan kasus Covid-19 Spanyol 141.942 dengan angka kematian 14.045 orang dan Italia mencatatkan 135.586 kasus Covid-19 dengan angka kematian 17.127 orang.
Atau jumlah kematian pasien Covid-19 di New York melampui serangan teroris 11 September 2001.
Serangan teroris 11 September 2001 mengakibatkan 2.753 orang tewas di New York atau 2.977 orang secara keseluruhan di Amerika, ketika pesawat yang dibajak menabrak Menara Kembar New York, Pentagon dan lapangan Pennsylvania.
Melansir Reuters, Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan 731 kematian baru pada hari Selasa menandai peningkatan dari 599 kematian baru pada hari sebelumnya.
Sementara, rawat inap baru naik hampir dua kali lipat menjadi 656, bertentangan dengan tren beberapa hari terakhir yang oleh Cuomo disebut-sebut sebagai kemungkinan “perataan kurva”.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam bakal memotong anggaran Badan Kesehatan Dunia ( WHO).
Menurut presiden 73 tahun itu, otoritas kesehatan di bawah PBB itu bersikap bias terhadap China selama berlangsungnya wabah virus corona.