Pembunuhan Mahasiswi Unpri Medan
Mahasiswi Juliana Tumanggor Dibunuh di Angkot, Sang Ayah Syok dan Tak Banyak Bicara
Orangtua dari Juliana Lim Tumanggor, mahasiswi Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan yang jadi korban pembunuhan, syok mendapat kabar duka
Penulis: Chandra Simarmata | Editor: Juang Naibaho
Laporan Wartawan Tri bun-Medan, Chandra Simarmata
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Orangtua dari almarhum Juliana Lim Tumanggor, mahasiswi Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan yang jadi korban pembunuhan, syok mendapat kabar duka tentang putrinya tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Rektor Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan, Dr Chrismis Novalinda Ginting MKes, saat saat pihaknya bertemu keluarga korban di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara.
"Kemarin hari Minggu, dari pihak kampus turut hadir di RS Bhayangkara Medan, mendampingi sampai proses visum selesai.
Kemarin dari pihak keluarga ada ayah almarhum di lokasi.
Ayahnya masih sangat syok jadi tak banyak bicara," ujarnya kepada Tribun Medan, Selasa (14/4/2020) petang.
Di RS Bhayangkara, Chrismis menyatakan pihak kampus Unpri secara langsung menyampaikan ungkapan belasungkawa yang sedalam-dalamnya.
Namun karena situasi saat ini tengah merebak virus corona, pihak kampus Unpri Medan pun tidak bisa ikut langsung ke Sibolga mengantarkan jenazah Juliana.
"Karena situasi saat ini, pihak kampus tidak ikut ke Sibolga.
Jadi pihak kampus hanya turut memberangkatkan jenazah almarhum dengan ambulans dari RS Bhayangkara untuk dibawa oleh keluarga," terangnya.
Chrismis sangat berharap kasus ini bisa segera diungkap dan pelakunya diberikan hukuman setimpal. Permintaan ini, sambung dia, juga menjadi harapan yang dinnginkan pihak keluarga almarhum.
"Beliau (Ayah almarhum) sampaikan berharap agar pelakunya segera ditemukan dan dihukum.
Dari pihak Unpri, kita percayakan kepada penegak hukum untuk memproses kasus ini, dan diberi hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku di negara kita ini," pungkasnya.
Seperti diberitakan, Juliana Lim Tumanggor (26) ditemukan tewas mengenaskan pinggir jurang Sungai Bekala di Dusun I Desa Durin Tonggal Kecamatan Pancur Batu pada Minggu (12/4/2020), kemarin.
Korban berasal dari Sibolga, dan indekos di kawasan Simpang Selayang Medan.
Ia tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan dan bekerja sebagai di sebuah perusahaan swasta.
Saat ditemukan bagian belakang kepala korban terdapat luka diduga bekas hantaman benda tumpul.
Informasi yang berhasil dihimpun, korban diduga menjadi korban pembunuhan yang bermotif perampokan.
Saat itu korban menumpangi angkot trayek 103 dari Jalan HM Yamin Medan menuju kosnya di Simpang Pos, Sabtu (11/4/2020). Namun di perjalanan korban malah menjadi sasaran tindak kejahatan di dalam angkot.
Sebelum menjadi sasaran kejahatan, korban dikabarkan sempat menghubungi adiknya bernama Kiki Febrian (21) atau akrab disapa Acai.
Korban minta untuk dijemput di kawasan Simpang Selayang, Sabtu (11/4/2020) malam sekitar pukul 19.48 WIB.
"Setibanya di Simpang Selayang, saya kembali menghubungi HP kakak namun tak ada jawaban, dan meski hampir satu jam saya tunggu, kakak saya itu tak juga datang, hingga saya jadi cemas," sebut Kiki.
"Karena takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Saya membuat laporan kehilangan ke Polsek Pancur Batu," katanya.
Tak lama kemudian, Kiki mendapat laporan temuan mayat wanita di Desa Durin Tonggal, Minggu (13/4/2020).
"Saya bersama teman-teman korban bergegas menuju ke TKP dan ternyata benar kakak saya menjadi korban kejahatan," lanjut Kiki.

Satu Pelaku Ditembak Mati
Tim gabungan Polrestabes Medan dan Reskrim Polsek Pancur Batu berhasil amankan dua pelaku pembunuhan mahasiswi Universitas Prima (Unpri).
Kedua pelaku juga diberikan tindakan tegas terukur di mana seorang pelaku meninggal dunia dan satu lagi diberi tindakan tegas di kakinya.
Pengungkapan kasus tersebut dipimpin langsung Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Eddizon Isir.
Dalam keterangannya ia mengatakan, kedua pelaku yang diamankan yakni Tomi Keliat (29) dan Tato Sembiring (28).
Kedua pelaku sehari-hari diketahui bekerja sebagai sopir angkutan kota (angkot) di Kota Medan.
"Kedua pelaku terpaksa kita berikan tindakan tegas karena melawan dengan menggunakan senjata tajam saat diamankan. Tersangka atas nama Tato bahkan meninggal dunia karena terkena tembakan petugas," katanya, Selasa (14/4/2020).
Lebih lanjut dijelaskan Kapolres, bahwa kejadian tersebut merupakan perampokan dengan kekerasan.
Kejadian sendiri berawal dari keterangan salah seorang saksi yang mendengar jeritan minta tolong dari korban dari sebuah angkot.
"Petugas kami kemudian melakukan pengecekan kamera cctv milik dishub kota Medan," ujarnya.
Dalam pengungkapan tersebut, pihak kepolisian berhasil mengumpulkan data dari hasil rekaman kamera CCTV.
Di mana korban diketahui berada di jalan HM Yamin hendak kembali menuju kosnya, Sabtu (11/4/2020) dengan menumpangi angkot trayek 103 yang dikemudikan Tomi Keliat dan ditemani rekannya, Tato Sembiring.
Lanjut Kombes Isir, berdasarkan hasil rekaman kamera CCTV, petugas kemudian berhasil mengidentifikasi mobil angkot tersebut dan meringkus pengemudi yang diketahui bernama Tomi Keliat.
"Setelah dilakukan introgerasi terhadap tersangka Tomi Keliat kemudian mengakui perbuatannya. Di mana ia mengaku bersama dengan rekannya Tato Sembiring membunuh korban dengan cara mencekik dan membanting kepala korban hingga meninggal dunia," ungkapnya.
Pascakejadian, kedua pelaku kemudian membuang mayat korban di kawasan Durin Tonggal. Sementara itu, HP korban diambil oleh pelaku Tato Sembiring.
"HP korban diambil untuk selanjutnya dijual dan hasil penjualannya akan dibagi dua," sambung Isir.

Untuk berhasil mengungkap Tomi, petugas kemudian melakukan pelacakan kode IMEI milik pelaku.
Dari hasil pelacakan, HP pelaku diketahui sudah berada di tangan Marlon.
Kepada petugas, Marlon mengaku membeli handphone tersebut dari Tato Sembiring seharga Rp 150.000.
"Handphone tersebut kemudian dilakukan penyitaan sebagai barang bukti," sambung Isir.
Tidak sampai di situ, pada Senin (13/4/2020), petugas akhirnya mendapatkan informasi terkait keberadaan tersangka Tato di kawasan Simalingkar, seputaran kebun binatang. Petugas kemudian bergerak cepat untuk mengamankan pelaku.
"Namun saat akan diamankan, petugas kemudian diancam oleh pelaku dengan menggunakan sebilah parang hingga diberikan tindakan tegas yang menyebabkan tersangka meninggal dunia," terang Isir.
Oleh petugas, tersangka Tato kemudian di bawa ke RS Bhayangkara. Sementara itu tersangka Tomi berikut dengan barang bukti digelandang ke Polrestabes Medan.
(Can/Tri bun-medan.com)