KISAH MIDAH, Ibu Pemulung Berpenghasilan Rp 10 Ribu Selama Corona, Makan Mi Instan Sisa 5 Anaknya
Pandemi Corona tidak hanya berdampak terhadap dunia usaha tetapi pada orang-orang yang mengais rezeki harian untuk bertahan hidup.
KISAH MIDAH, Ibu Pemulung Berpenghasilan Rp 10 Ribu Selama Corona, Makan Mi Instan Sisa 5 Anaknya
Paling makan mi instan, tiga bungkus mi untuk 7 orang (5 anak, dirinya dan suami). Kalau saya dan suami makannya menunggu anak-anak selesai dulu, menunggu sisa.
TRI BUN-MEDAN.com-Pandemi Corona tidak hanya berdampak terhadap dunia usaha tetapi pada orang-orang yang mengais rezeki harian untuk bertahan hidup.
Satu di antara yang terkena dampak virus Corona adalah pemulung walaupun mereka harus merasakan kerasnya hidup sebelum wabah Corona membuat gempar Indonesia.
Para pemulung biasanya keluyuran sepanjang hari untuk mencari sampah yang bisa kembali dijual. Bila lelah, mereka beristirahat di mana saja.
Tidak hanya itu, para pemulung mencari uang dengan susah payah. Tentu saja, mereka gantungkan nafkahnya dari sampah-sampah kota.
Pengasilan tambahan diperoleh jikalau mereka bisa mengumpulkan dan menjual barang-barang bekas yang dibuah seperti kertas plastik, kaleng kosong.
Midah (28), merupakan satu di antaranya pemulung yang merasakan penghasilannya semakin tergurus lantaran pandemi Corona.
Ibu lima orang anak ini sudah menjadi pemulung sejak 2009. Biasanya, sehari-hari Midah mengantongi uang Rp 50.000 dari hasilnya memulung barang bekas.
"Kalau sekarang Rp 10.000 saja nggak sampai, sudah sebulan ini nggak dapat duit karena toko banyak yang tutup, jadi barang (bekas) susah," kata Midah kepada Warta Kota saat dijumpai di pinggir Jalan Margonda Raya, Beji, Depok, Rabu (15/4/2020).
Bencana Covid-19 menghancurkan pendapatannya yang berdampak bagi kehidupan dirinya, suami, dan lima anaknya yang masih kecil-kecil.
Dengan pendapatan tak sampai Rp 10.000, Midah mengaku dirinya dan suami harus pintar-pintar mencari cara agar anak-anaknya bisa tetap makan.
"Paling makan mi instan, tiga bungkus mi untuk 7 orang (5 anak, dirinya dan suami). Kalau saya dan suami makannya menunggu anak-anak selesai dulu, menunggu sisa," katanya lirih. Saat berdiam dipinggir jalan itu, Midah membawa serta 5 orang anaknya dengan usia paling besar 8 tahun, dan paling kecil 7 bulan.
Dua orang anaknya termasuk yang paling kecil, diletakkannya di gerobak untuk ditidurkan.
Sedangkan tiga anaknya yang lain asik bermain bersama di atas trotoar di pinggir jalan.
Sementara sang suami berada di rumah untuk membereskan barang-barang hasil memulungnya di hari sebelumnya.