Lagi, Stafsus Jokowi Dituding Konflik Kepentingan, Adamas Belva Siap Mundur Jika Terbukti Melanggar

Kini muncul nama Adamas Belva Syah Devara juga dituding memiliki konflik kepentingan terkait perusahaan mereka.

Instagram Adamas Belva Syah Devara @belvadevara
Adamas Belva Syah Devara ditunjuk menjadi staf khusus Presiden Jokowi. 

TRI BUN-MEDAN.com - Lagi, Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi) muncul menjadi perhatian publik.

Setelah Andi Taufan Garuda Putra yang mengirim surat ke seluruh camat di Indonesia untuk mendukung perusahaannya.

Kini muncul nama Adamas Belva Syah Devara juga dituding memiliki konflik kepentingan terkait perusahaan mereka.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Ruangguru tersebut langsung memberikan tanggapan.

Diketahui, Adamas Belva dikritik setelah Skill Academy by Ruang Guru, menjadi salah satu mitra program kartu Pra Kerja.

Ia pun dianggap memanfaatkan perusahaannya dalam pemerintahan.

Bosan di Rumah, Bek PSMS Medan Ini Rindu Latihan Bareng, Berharap Usai Lebaran Kompetisi Berjalan

Meski membantah tak menyalahi aturan, Adamas Belva bersedia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Stafsus Milenial Presiden.

Hal itu disampaikan Belva melalui aku twitternya,@AdamasBelva pada Rabu (15/4/2020).

Belva mengizinkan Tribunnews.com untuk mengutip penjelasan tersebut di akun Twitternya.

"Walau tidak ada yang dilanggar secara hukum, sebenarnya demi menghindari persepsi atau asumsi, saya siap dan sudah menawarkan untuk mundur," tulis Belva di akun twitternya, @AdamasBelva.

Melalui cuitannya itu, Belva menegaskan bahwa sama sekali tidak ikut dalam proses pengambilan keputusan apapun di program kartu Pra Kerja. Termasuk mengenai mitra yang dipilih dalam itu.

Bosan di Rumah, Bek PSMS Medan Ini Rindu Latihan Bareng, Berharap Usai Lebaran Kompetisi Berjalan

Belva juga telah berdiskusi dengan pihak Istana apakah ada konflik kepentingan dengan ditunjuknya Skill Academy sebagai mitra program Kartu Prakerja itu.

"Jika ada, tentu saya siap mundur dari stafsus saat ini juga. Saya tidak mau menyalahi aturan apapun," cuitnya.

Lebih lanjut, Belva mengungkapkan, sebelum menerima tawaran menjadi staf khusus Presiden, ia sempat menanyakan kepada pihak Istana apakah dirinya harus mundur dari perusahaan berbasis pendidikan secara digital tersebut.

"Dari awal, pertanyaan pertama saya ke Istana sebelum saya menerima posisi staf khusus adalah:

Sumber: Warta kota
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved