Virus Corona
Temuan Baru Ilmuwan, Ivermectin (Obat Kutu) Mungkin Bisa Jadi Obat Corona, Ini Hasil Studi Mereka
Meskipun virus corona bukan parasit, para ahli berpendapat bahwa ivermectin dapat menghalangi RNA virus, asam ribonukleat, yang menyerang sel-sel seha
TRI BUN-MEDAN.com - Peneliti di dunia saat ini tengah mencari obat baru yang paling ampuh membunuh virus corona atau Covid-19.
Temuan terbaru peniliti sebuah obat antiparasit bernama ivermectin disebut berpotensi menjadi obat Covid-19.
Biasanya, ivermectin digunakan untuk mengobati kutu kepala.
• Badan Intelijen Negara (BIN) Sumbangkan Sejumlah Bantuan kepada Gugus Tugas Penanganan Covid-19
• Kebakaran Pasar Tavip Binjai, Api Diduga Berasal Ruko yang Jual Perabotan
Penelitian tentang kelayakan ivermectin dalam mengobati Covid-19 masih dalam tahap awal.
Namun, dua studi terdahulu mengenai potensi obat tersebut memberikan hasil yang menjanjikan.
Dilansir ABC News, tim ilmuwan Australia telah mempelajari ivermectin in vitro sehubungan dengan virus corona pada awal April 2020.
"Kami menemukan, bahkan dosis tunggal dapat menghilangkan semua muatan virus selama 48 jam dan bahkan 24 jam."
"Ada pengurangan yang sangat signifikan," ujar Dr. Kylie Wagstaff, pemimpin tim dari Biomedicine Discovery Institute Melbourne Monash.
Meskipun virus corona bukan parasit, para ahli berpendapat bahwa ivermectin dapat menghalangi RNA virus, asam ribonukleat, yang menyerang sel-sel sehat.
Ivermectin juga diyakini dapat memberi sistem kekebalan lebih lama untuk melawan penyakit.
"Langkah selanjutnya adalah menentukan dosis yang tepat untuk manusia, memastikan dosis yang efektif untuk mengobati virus secara in vitro dan aman bagi manusia," ujar peneliti.
Sementara itu, dalam studi yang dilakukan para peneliti di University of Utah, pasien kritis pada paru-paru yang memerlukan ventilator mendapat manfaat dari pemberian ivermectin.
"Kami mencatat angka kematian yang lebih rendah dan penurunan penggunaan sumber daya perawatan kesehatan pada mereka yang diobati dengan ivermectin," tulis penulis utama studi, Dr. Amit Patel.
Patel juga mengungkapkan, efek samping ivermectin pada pasien dengan gangguan hati dan riwayat kesehatan lainnya tidak seburuk penggunaan hydroxychloroquine dan azithromycin.
Melihat hasil kedua studi tersebut, para ahli pun optimis terhadap ivermectin, meskipun belum dapat mengumumkannya di depan publik.
