Virus Corona

Puluhan Ribu Warga Berjubel Hadiri Pemakaman Ulama saat Lockdown, Akhirnya 7 Desa Dikarantina

Bangladesh telah memerintahkan dua polisi paling senior di distrik itu untuk dicopot dari jabatannya karena gagal mencegah kerumunan orang berkumpul

Editor: Tariden Turnip
facebook
Puluhan Ribu Warga Berjubel Hadiri Pemakaman Ulama saat Lockdown, Akhirnya 7 Desa Dikarantina. Suasana pemakaman ulama terkenal di Bangladesh Sabtu (18/4/2020) 

Bangladesh memperketat pengawasan terhadap tujuh desa setelah puluhan ribu penduduk menghadiri pemakaman seorang ulama setempat  saat masa lockdown secara nasional untuk mengendalikan penyebaran virus Corona (Covid-19).

Pertemuan besar-besaran di Distrik Brahmanbaria, sekitar 60 km sebelah Timur Ibu Kota Dhaka, tersebut telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi lonjakan Covid-19 di negara berpenduduk 160 juta orang dengan infrastruktur medis yang buruk.

“Kami telah secara ketat memerintahkan semua penduduk tujuh desa untuk tinggal di rumah setiap saat, setidaknya selama 14 hari ke depan.

Sehingga kami bisa mengidentifikasi, apakah ada yang tertular virus setelah pertemuan Sabtu lalu,” kata seorang petugas kepolisian setempat kepada Reuters, Senin (20/4/2020).

Iring-iringan massa yang membawa jasad ulama terkenal  Bangladesh ke pemakaman
Iring-iringan massa yang membawa jasad ulama terkenal Bangladesh ke pemakaman (facebook)

Pemerintah Bangladesh telah memerintahkan dua polisi paling senior di distrik itu untuk dicopot dari jabatannya.

Keduanya dianggap gagal mencegah kerumunan orang berkumpul untuk pemakaman ulama terkenal Maulana Jubayer Ahmed Ansari yang meninggal karena kanker.

Padahal selama lockdown pemerintah yang melarang terjadinya segala bentuk acara yang melibatkan kerumunan lebih dari lima orang, termasuk ibadah atau acara doa.

Ratusan ribu orang terlihat berkumpul dan memadati lingkungan sekitar Madrasah Jamia Rahmania yang menjadi lokasi pemakaman.

Kepala madrasah, Mufti Mubarro Ullah, menyatakan bahwa awalnya pemakaman akan digelar secara sederhana demi mematuhi lockdown.

Pihaknya mengaku bahwa sebelumnya telah merencanakan pemakaman kecil dengan tetap mematuhi peraturan lockdown pemerintah.

"Tapi orang-orang berkumpul untuk memberi penghormatan tanpa sepengetahuan kami. Kami tidak tahu bagaimana itu terjadi," terang Mufti.

Ansari, juga pemimpin partai politik Islam Khelafat Majlish, meninggal pada Jumat malam dalam usia 59 tahun.

Dilansir Aljazeera, perwira yang bertanggung jawab atas kantor polisi Sarail, Shahadat Hossain Titu mengatakan, “Kami tidak bisa mengendalikan kerumunan.

Lebih dari satu lakh [seratus ribu] orang berkumpul di lokasi Jamia Rahmania Madrasa yang didirikan oleh almarhum Maulana Ansari.”

“Kerumunan pemakaman meluas ke jalan raya Dhaka-Sylhet di dekatnya,” kata Titu.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved