Begini Cara Salat Tarawih di Rumah Selama Wabah Corona, Lengkap Panduan dan Doanya

MUI menyatakan umat muslim yang tinggal di kawasan dengan potensi penularan virus corona tinggi atau sangat tinggi

SERAMBINEWS.COM/M ANSHAR
Foto drone suasana malam pertama tarawih bulan Ramadhan 1440 Hijriah. 

TRI BUN-MEDAN.com - MUI menyatakan umat muslim yang tinggal di kawasan dengan potensi penularan virus corona tinggi atau sangat tinggi, boleh meninggalkan shalat  fardhu lima waktu atau tarawih berjamaah di masjid, untuk kemudian mengerjakannya di rumah.

Hal tersebut sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 14 Tahun 2020.

Tata cara shalat tarawih berjamaah dan sendiri di rumah sebenarnya tidak berbeda dengan ibadah yang dilaksanakan ketika di masjid, menurut Dr.Marabona Munthe, M.E. Sy dalam artikel Tata Cara Sholat Tarawih di Rumah Berjamaah dan Sendiri-sendiri.

Untuk menyelenggarakan shalat tarawih berjamaah, perlu adanya seorang imam yang memimpin shalat dan makmum.

Sedangkan, untuk shalat tarawih sendiri tidak perlu adanya seorang imam.

Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah (halaman 43) yang berpendapat bahwa shalat tarawih dikerjakan 8 rakaat.

Hal tersebut sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Aisyah r.a:

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah shalat lebih dari 11 rakaat baik di bulan Ramadhan atau di bulan lainnya. Beliau shalat 4 rakaat, jangan tanya mengenai bagusnya dan panjangnya, kemudian beliau shalat 4 rakaat, jangan tanya mengenai bagusnya dan panjangnya, kemudian beliau shalat 3 rakaat.” (HR. Bukhari no. 2013, Muslim no. 837).

Maksud dari salat empat rakaat sebanyak dua kali dalam hadis di atas adalah shalat tarawih ditambah dengan tiga rakaat shalat witir.

Selain itu, jumhur ulama dari kalangan Syafi’iyyah, Malikiyyah dan Hanabilah, juga pendapat Abu Yusuf dari Hanafiyah, shalat tarawih dilakukan dua rakaat-dua rakaat.

Sementara itu, dalam Buku Saku Ramadhan karya Ma’ruf Khozin, dalil salat tarawih 20 rakaat merujuk pada riwayat 4 tabiin, yaitu Said bin Yazid, Yazid bin Rauman, Yahya bin Said al-Qathan, dan Abdul Aziz bin Rafi’.

Adapun pendapat lain menurut riwayat Yazid bin Rauman yang berbunyi:

“Umat Islam di masa (Khalifah) Umar bin Khattab RA beribadah di malam bulan Ramadan dengan 23 rakaat."

Maksud dari 23 rakaat dalam riwayat di atas adalah 20 rakaat untuk shalat tarawih dan tiga rakaat salat witir.

Biasanya, tarawih 20 rakaat dikerjakan dengan melakukan shalat 2 rakaat sebanyak 10 kali.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved