Ramadhan 2020

Jalani Ramadan Sendiri di Prancis, Putri Wening Tak Temukan Penjual Takjil

Putri memasak makanannya sendiri, untuk berbuka dan sahur, karena tidak ada yang berjualan takjil seperti di Indonesia.

TRIBUN MEDAN/RECHTIN
PUTRI Wening Alifa, perempuan Indonesia yang kini tengah menjalani puasa di Nancy, Prancis 

Terlalu malam untuknya yang tinggal sendirian. Ia memilih untuk melakukan tarawih di rumah.

Kadang jika ada waktu luang, beberapa teman Indonesia nya bersepakat untuk melakukan tarawih bersama-sama.

Tiga Tahun Jalani Ramadan di Polandia, Effsal Rindu Masakan Pedas Berbuka Buatan Ibu

"Karena di sini itu tarawih bisa sampai jam 11 gitu. Jadi buat saya yang perempuan dan tinggal sendiri agak takut sih untuk pulang semalam itu, jadi kalau salat tarawih lebih sering di rumah atau bareng teman-teman yang dari Indo," terangnya.

"Terus kalau sahur dan berbuka itu bedanya kalau di Indo kan selalu ada yang ngingatin tuh, dari masjid-masjid yang bangunin sahur, juga mengingatkan kalau waktu buka sudah tiba. Sementara di sini enggak ada. Paling dengar adzannya dari aplikasi di handphone," tambah Putri.

Putri kini tengah menjalani pendidikan S2 di Universitas yang ada di Nancy.

Ia juga menjalani kuliah sambil bekerja.

Pada masa lockdown seperti ini, ia mengaku puasanya jadi lebih ringan karena beraktivitas hanya di dalam rumah.

"Kalau sebelumnya puasa dengan rentang waktu yang lama terus harus bekerja juga, kalau sudah waktu istirahat teman-teman pada ngajak makan siang. Lebih terasa capeknya. Kalau di rumah saja rasanya lebih ringan sih, enggak perlu merasakan panas di luar," katanya.

Karena minoritas, tak ada kewajiban toko-toko makanan di Prancis ditutup atau setidaknya diberikan tirai.

Ia juga mengatakan tak sedikit teman-teman non muslimnya yang menanyakan tentang kewajiban berpuasa yang dilakukannya.

"Terus juga kalau di luar itu orang-orang kan enggak tahu kalau kita sedang puasa, jadi semua rumah makan tetap beroperasi sebagaimana biasa. Kalau di Indo kan biasanya ada ditutup pakai tirai gitu kan. Itu rasanya kalau siang-siang lihat orang makan eskrim agak nyesek juga sih," ungkapnya.

"Kadang mau juga teman-teman nanyakin ngapain sih puasa, ngapain sih nahan lapar dengan waktu yang lama, dan lain-lain," kata Putri.

Namun dirinya mengaku menjadikan hal tersebut sebagai motivasi.

Putri juga pernah merayakan momen lebaran di Prancis, ia mengaku mendapatkan pengalaman baru karena merayakan Lebaran dengan warga Muslim dari berbagai negara.

Makanannya pun beraneka ragam.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved