GARA-GARA Bansos dan BLT Kepala Desa Jadi Bulan-bulanan Warga, Dinas Sosial Gunakan Data Tahun 2009

Buruknya pendataan penerima bansos membuat kepala desa pusing dan waswas. Pasalnya, mereka kerap menjadi bulan-bulanan warga yang membutuhkan bantuan

Editor: AbdiTumanggor
YouTube/KompasTV
FOTO terkait oemberian bansos berujung ricuh di Kota Malang, Kamis (23/4/2020). (YouTube/KompasTV) 

"Di kami ada Desa Candali, Kecamatan Rancabungur juga bantuan presiden hanya 2, yang lain ada 12 jadi apa ini. Paling aneh itu gubernur menjanjikan ketika PSBB diberlakukan janjinya hari Rabu bantuan akan segera disalurkan tapi sampai sekarang belum juga ada. Itu yang kemudian kami pertanyakan," sebutnya.

Lukman menambahkan, sebagian data yang dipakai Dinas Sosial Kabupaten Bogor untuk menyalurkan bantuan ke warga terdampak merupakan data lama, yaitu data tahun 2009.

Padahal pihaknya sudah memberikan update data terbaru lewat kecamatan akan tetapi sampai saat ini tidak sesuai.

Fakta yang didapat di lapangan ada warga yang namanya sudah diajukan dan terdaftar tapi merupakan data sejak 11 tahun silam.

"Kami kasih data yang terbaru tapi keluar data lama, ada data tahun 2009. Kan ini aneh. Data tidak update padahal kita sendiri diminta data terbaru tapi ketika kita serahkan yang keluar itu (data lama) ini yang kemudian menjadi komplain kami," bebernya.

"Jadi kita kan ingin memberikan yang terbaik buat masyarakat, jadi kalau kemudian ada keganjelan ya kita sampaikan bahwa faktanya begini," tukasnya.

Bupati Bogor minta maaf

Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin mengakui banyak kendala dalam menepati janji pembagian bantuan yang sedianya dilakukan sebelum puasa bagi warga yang terdampak selama PSBB, namun kenyataannya hingga Rabu (29/04/2020) ini belum juga terealisasi.

Bahkan, pihaknya baru akan membagikan bantuan berupa beras saja kepada 200 ribu lebih keluarga penerima manfaat (KPM) baik yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), Non DTKS, dan non KTP Kabupaten Bogor, Kamis (30/4/2020) besok.

"Iya saya mohon maaf tadinya (bantuan) sebelum puasa dikirim, tapi banyak kendala (dihadapi) seperti birokrasi dan ketersediaan bantuan," kilah Ade Yasin saat meninjau Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional II, Dramaga, Kabupaten Bogor, Rabu (29/4/2020).

Ade menyebut bantuan logistik dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, juga didrop dan mengambil beras dari Gudang Bulog Sub Divisi Regional Dramaga, sehingga pihaknya pun harus mengantre.

"Tapi yang jelas saya pastikan, besok semuanya mulai didistribusikan terutama bantuan beras dari kami," ucapnya.

Ade yang juga sebagai Ketua Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor memastikan, bantuan beras Pemkab Bogor akan menyasar 200 ribu rumah tangga selama tiga bulan ke depan.

Setiap rumah tangga, kata Ade, akan menerima 30 kilogram beras untuk sebulan.

Meski tidak memberikan uang, ia mengklaim, nilai 30 kilogram beras ini, setara dengan Rp 316 ribu. Namun, dia meminta masyarakat bersabar karena pengiriman dilakukan bertahap.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved