Kisah Prajurit Kopassus Berkaki Satu Jadi Perdebatan, buat Moerdani Lempar Baret di Depan Jenderal
Agus Hernoto merupakan seorang prajurit RPKAD yang kehilangan kaki saat pertempuran di pedalaman Papua, pada pertengahan 1962.
Di dalam Opsus, Agus menjadi orang kepercayaan Ali dan Benny.
Bahkan, siapa pun yang ingin bertemu dengan Ali dan Benny harus melalui Agus, sehingga muncul ungkapan "Agus itu Opsus. Opsus itu Agus".
Di dalam Opsus Agus bertugas menjadi semacam Komandan Detasemen Markas atau Dandenma) yang mengatur segala hal terkait operasi-operasi opsus.
Dia juga terlibat dalam berbagai operasi Opsus di Irian Barat dan Timor Timur.
Terima Bintang Sakti
Agus juga sempat mendapat penghargaan Bintang Sakti dari pemerintah setelah ada kesaksian akan keberaniannya saat berhadapan dengan tentara Belanda saat ditawan.
Tak banyak prajurit meraih penghargaan tertinggi di militer ini. Hanya mereka yang menunjukkan sikap luar biasa dalam tugas negara yang pantas menyandangnya. Agus satu diantaranya.
Malahan, Presiden Soeharto disebut-sebut selalu mengingat Agus.
Setiap mereka bertemu, Soeharto pasti selalu menanyakan kondisi kaki Agus.
Benny banting baret demi Agus
Benny Moerdani masih tidak terima dan marah, terkait dirinya yang pernah didepak sebagai anggota RPKAD setelah membela Agus Hernoto.
Kemarahan itu diluapkannya saat menghadiri undangan Kopassus pada 1985.
Kemarahan legenda Kopassus itu dituliskan dalam buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando karya Hendro Subroto.
• DEMO MAHASISWA tak Lebih 10 Orang di DPRD Sumut terkait Omnibus Law dan Biaya Pendidikan Gratis
Benny yang saat itu menjabat sebagai Panglima TNI, diminta untuk memberikan baret merah kehormatan Kopassus kepada Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Sultan Iskandar.
Sebelum acara dimulai, Benny beristirahat di ruang Komandan Kopassus, Brigjen Sintong Panjaitan.