Kisah Prajurit Kopassus Berkaki Satu Jadi Perdebatan, buat Moerdani Lempar Baret di Depan Jenderal

Agus Hernoto merupakan seorang prajurit RPKAD yang kehilangan kaki saat pertempuran di pedalaman Papua, pada pertengahan 1962.

Kolase
Presiden Soeharto dan LB Moerdani. 

TRI BUN-MEDAN.com - Prajurit Kopassus ini kehilangan satu kakinya akibat pertempuran.

Pada tahun ini ada aturan tentang penghapusan tentara yang mengalami cacat.

Rekan sekaligus atasannya di pasukan elite TNI, Benny Moerdani, berusaha membelanya mati-matian di depan pimpinan.

Pesan Waisak 2564 BE/2020: Mawas Diri dan Toleransi, Jaga Keharmonisan Bangsa

Dikabarkan Meninggal Karena Absen 20 Hari, Kim Jong Un Tiba-tiba Muncul Meresmikan Pabrik Pupuk

Daftar 10 Negara dengan Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia, Paling Tinggi di Amerika Serikat

Anang Hermansyah Jadi Kelinci Percobaan Ashanty saat Ngabuburit: Sudahlah, Ikut Apa Sajalah

Danjen Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa
Danjen Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa (Kolase Tribun Jabar (Kopassus.mil.id dan Tribunjabar/Muhammad Nandri))

Namun apa mau dikata, akhirnya dua prajurit RPKAD (sekarang Kopassus) itu malah dimutasi.

Kisah tentang legenda Kopassus itu bernama Agus Hernoto, kawan seperjuangan Benny Moerdani.

Agus Hernoto merupakan seorang prajurit RPKAD yang kehilangan kaki saat pertempuran di pedalaman Papua, pada pertengahan 1962. Dia satu di antara komandan di lapangan.

Pasukannya terlibat kontak senjata hebat melawan Belanda.

Dalam kondisi terluka parah pada bagian punggung dan kaki kiri, Agus menjadi tawanan Belanda di Sorong, Papua.

Agus mendapat penyiksaan, namun tidak secuil informasi bocor dari mulutnya. Prajurit Kopassus ini tetap bertahan dalam kondisi fisik parah, tetap menyimpan informasi terkait operasi besar-besaran yang dipimpin Benny Moerdani.

Karena tak mendapat pengobatan memadai, kaki kirinya membusuk dan mengeluarkan belatung. Kaki kirinya diamputasi menggunakan peralatan medis seadanya.

Kisah Agus Hernoto itu dituliskan di buku Legenda Pasukan Komando: Dari Kopassus sampai Operasi Khusus, Penerbit Buku Kompas.

Dari masa Orde Lama hingga Orde Baru, anggota Kopassus ( Komando Pasukan Khusus) ini mengabdi.

Daya juang Agus Hernoto sangat tinggi, meski kehilangan kakinya saat memimpin Operasi Benteng I pembebasan Irian Barat.

Jimin Terpilih Jadi Project Manajer, Beri Bocoran Album BTS Selanjutnya

Prabowo Subianto saat menjadi prajurit di kesatuan Kopassus, dia mengenang saat masih muda
Prabowo Subianto saat menjadi prajurit di kesatuan Kopassus, dia mengenang saat masih muda (Kolase/Kompas.com)

Agus merupakan anggota pasukan Kopassus yang berkaki satu yng istimewa

Dia dikenal begitu menjiwai motto Kopassus "berani-benar-berhasil", bahkan setelah dia tidak bergabung lagi dengan Kopassus.

Agus didepak dari RPKAD ( Resimen Para Komando Angkatan Darat) lantaran kondisi fisiknya.

Agus kehilangan satu kakinya saat memimpin Operasi Benteng I. Saat itu, kakinya tertembak tentara Belanda.

Anak buahnya berusaha membopong dan menyelamatkan komandannya. Namun, di situasi kala itu, Agus memilih jalannya sendiri.

Dia tetap berada di medan pertempuran, hingga akhirnya tertangkap dan ditawan tentara Belanda.

Pasukan Belanda memperlakukan Agus sesuai konvesi Jeneva. Agus dirawat hingga sembuh, tapi kakinya terpaksa diamputasi, mengingat luka tembaknya sudah membusuk.

Agus masih hidup dan Irian Barat akhirnya jatuh ke tangan Indonesia.

Kabar buruk tiba

Kabar buruk kemudian menghampiri.

Pada akhir 1964, diadakan sebuah pertemuan perwira RPKAD membahas penghapusan tentara cacat dari RPKAD. Agus termasuk di dalamnya.

Keputusan itu sempat diprotes atasan Agus, Benny Moerdani.

Alih-alih mendapat persetujuan, Benny justru dimutasi ke Kostrad karena dianggap membangkang. Sedangkan Agus tetap dikeluarkan dari RPKAD.

Sekeluarnya dari Kopassus, Agus sempat bergabung dengan Resimen Tjakrabirawa atau Pasukan Pengawal Presiden RI Soekarno.

Album Dewa 19 Sejak 1992-2016, Vokalis Ari Lasso - Once Mekel, Lengkap Nama Personel Lama dan Baru

Dijelaskan dalam buku 'Bagimu Negeri, Jiwa Raga Kami' karya Bob Heryanto Hernoto, Agus kemudian ditarik Benny Moerdani untuk bergabung di unit intelijen Kostrad.

Sejak itulah, Agus melanjutkan karier militernya di dunia intelijen.

Mengutip dari Kompas.com, Agus dan Benny lalu bergabung dengan Operasi khusus (Opsus) yang dipimpin oleh Ali Moertopo.

Keduanya bertanggung jawab langsung kepada Presiden Soeharto.

Di dalam Opsus, Agus menjadi orang kepercayaan Ali dan Benny.

Bahkan, siapa pun yang ingin bertemu dengan Ali dan Benny harus melalui Agus, sehingga muncul ungkapan "Agus itu Opsus. Opsus itu Agus".

Di dalam Opsus Agus bertugas menjadi semacam Komandan Detasemen Markas atau Dandenma) yang mengatur segala hal terkait operasi-operasi opsus.

Dia juga terlibat dalam berbagai operasi Opsus di Irian Barat dan Timor Timur.

Terima Bintang Sakti

Agus juga sempat mendapat penghargaan Bintang Sakti dari pemerintah setelah ada kesaksian akan keberaniannya saat berhadapan dengan tentara Belanda saat ditawan.

Tak banyak prajurit meraih penghargaan tertinggi di militer ini. Hanya mereka yang menunjukkan sikap luar biasa dalam tugas negara yang pantas menyandangnya. Agus satu diantaranya.

Malahan, Presiden Soeharto disebut-sebut selalu mengingat Agus.

Setiap mereka bertemu, Soeharto pasti selalu menanyakan kondisi kaki Agus.

Benny banting baret demi Agus

Benny Moerdani masih tidak terima dan marah, terkait dirinya yang pernah didepak sebagai anggota RPKAD setelah membela Agus Hernoto.

Kemarahan itu diluapkannya saat menghadiri undangan Kopassus pada 1985.

Kemarahan legenda Kopassus itu dituliskan dalam buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando karya Hendro Subroto.

DEMO MAHASISWA tak Lebih 10 Orang di DPRD Sumut terkait Omnibus Law dan Biaya Pendidikan Gratis

Benny yang saat itu menjabat sebagai Panglima TNI, diminta untuk memberikan baret merah kehormatan Kopassus kepada Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Sultan Iskandar.

Sebelum acara dimulai, Benny beristirahat di ruang Komandan Kopassus, Brigjen Sintong Panjaitan.

Di sana ada pula KASAD, Jenderal Try Sutrisno, Wakil KASAD, Letjen TNI Edi Sudrajat, dan Wakil Komandan Kopassus, Kolonel Kuntara.

Ada kejadian mengejutkan di ruangan sedang ditempati para perwira tinggi TNI itu.

Saat Brigjen Sintong memberikan baret merah kehormatan Kopassus, Benny membanting baret itu ke meja dan akhirnya jatuh di lantai.

Sontak orang-orang di ruangan itu terkejut saat melihat Benny begitu emosi dan berwajah seram.

Namun, pada akhirnya Benny bersedia mengenakan baret itu dan mengikuti acara. Semua jadi lega dan upacara pun berjalan lancar.

Karier Agus Hernoto

- Divisi Brawijaya

- Batalion Andi Mattalatta

- RPKAD / Kopassus

- Resimen Tjakrabirawa

- Operasi Pasukan Khusus (Opsus) Kostrad dan Operasi Pasukan Khusus Bakin (Irian Jaya dan Timor Timur)

- Pusintelstrat Hankam (Bais ABRI)

(*)

Artikel ini sudah tayang di Tribun Jambi dengan judul : Kopassus Berkaki Satu Jadi Perdebatan, Akhirnya Benny Lempar Baret di Depan Para Jenderal

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved