Dipaksa Rusia Bayar Biaya Perang Rp 45 Triliun, Assad Tangkap Orang Terkaya Suriah Rami Makhlouf

Rami Makhlouf menuduh sepupunya, Presiden Bashar Assad, memerintahkan penangkapan terhadap stafnya dan mengambil alih bisnis miliknya.

Editor: Tariden Turnip
reuters
Dipaksa Rusia Bayar Biaya Perang Rp 45 Triliun, Assad Tangkap Orang Terkaya Suriah Rami Makhlouf. Foto Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Suriah Basar Assad digantung di kantor pemerintahan Suriah 

Rami Makhlouf, pria terkaya di Suriah dan pendukung keuangan penting rezim Suriah, mengunggah dua buah video di Facebook selama seminggu terakhir.

Hal ini cukup mengejutkan karena Makhlouf tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya.

Di dalam video itu, ia menuduh sepupunya, Presiden Bashar Assad, memerintahkan penangkapan terhadap stafnya dan mengambil alih bisnis miliknya.

Ketika perang di Suriah pecah pada tahun 2011, Makhlouf lah yang beperan mengendalikan sebanyak 60% ekonomi negara itu, demikian dilaporkan oleh Financial Times.

Makhlouf juga terus memonopoli industri-industri utama negara sembari menopang rezim Assad.

Namun, pada akhir tahun lalu, muncul sebuah laporan yang belum dikonfirmasi bahwa Makhlouf telah ditempatkan dalam tahanan rumah.

Rezim sepupunya yang kekurangan uang disebut telah menguasai bisnis milik Makhlouf.

Media pemerintah menyebut perebutan bisnis tersebut sebagai perang melawan korupsi.

Rami Makhlouf, pengusaha dan orang terkaya Suriah yang juga kerabat Presiden Basar Assad
Rami Makhlouf, pengusaha dan orang terkaya Suriah yang juga kerabat Presiden Basar Assad (picture-alliance/abaca/Balkis Press)

Rami Makhlouf lancarkan perlawanan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap rezim Suriah.

Kini, penggunaan media sosial oleh Makhlouf untuk berkomunikasi dengan presiden jelas menunjukkan bahwa ada jarak antara keduanya.

Satu demi satu, kecil dan samar-samar mengancam, unggahan video Makhlouf tersebut memperlihatkan bahwa tatanan politik nepotisme Suriah telah terguncang.

“Presiden, pasukan keamanan telah mulai menyerang kebebasan warga,” kata Makhlouf dalam sebuah video yang diunggah pada Minggu (03/05).

Pernyataan tersebut merujuk pada mereka yang diduga telah menangkap stafnya.

“Orang-orang ini adalah pendukung setiamu … Situasi ini berbahaya dan demi Tuhan, jika masih berlanjut, situasi negara kita akan semakin sulit,” tambahnya.

Persaingan mendapatkan kendali

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved