Masjid Tertua di China Dibangun Sahabat Nabi Muhammad SAW, Terkenal dengan Menara Mercusuarnya
Mengutip Lonely Planet, menara masjid yang telihat seperti sebuah mercusuar tersebut merupakan bagian dari Masjid Huaisheng.
Menara ini memiliki permukaan yang halus sama seperti menara lainnya dalam arsitektur Islam. Menara juga berbeda dari pagoda yang biasa ada dalam gaya arsitektur China.
Dahulu, balkon yang berada di puncaknya dijadikan sebagai tempat para muazin untuk mengumandangkan azan.
Tidak hanya itu, balkon tersebut dulunya juga digunakan oleh para pelaut untuk memeriksa kondisi udara sekitar
Baru-baru ini, menara Masjid Huaisheng merupakan struktur tertinggi di Guangzhou dan merupakan ikon kota tersebut.
Bagi para Muslim, menara tersebut merupakan salah satu daya tarik utama di Guangzhou karena sejarahnya yang panjang dan gaya arsitekturnya yang khas.
2. Ruang salat
Masjid ini terkenal akan gaya arsitekturnya yang memadukan gaya arsitektur lokal dengan Arab. Di dalamnya, terdapat sebuah koridor di pintu masuk yang menuju ke halaman.
Halaman tersebut dipenuhi oleh berbagai macam tanaman dan pohon. Tidak jauh dari sana, terdapat ruang salat yang dibangun dengan bata merah.
Pintu masuknya merupakan sebuah pintu melengkung. Tepat di kedua sisi pintu terdapat tanda berwarna hijau yang memiliki kata-kata dalam bahasa Arab dan ditulis seperti karakter Mandarin.
Saat masuk ke dalamnya, kamu akan melihat langit-langit ruang salat yang terbuat dari ubin dengan perpaduan warna biru dan hijau yang memberi kesan hangat di area tersebut.
Selain sajadah, ruang salat tersebut juga dipenuhi oleh kaligrafi Arab di dindingnya. Keindahan di dalamnya hanya boleh dilihat oleh orang Muslim karena umat agama lain tidak diperbolehkan untuk masuk.
Kendati demikian, mereka masih bisa menikmati keindahan Masjid Huaisheng selain ruang salat.
3. Prasasti kuno dan buku-buku Islam
Terletak di barat daya ruang salat adalah sebuah prasasti kuno yang ditaruh di sebuah paviliun. Prasasti tersebut merupakan replika dari prasasti asli yang disabotase saat terjadi revolusi budaya.
Berdasarkan tulisan yang tertera pada prasasti tersebut, Masjid Huaisheng pernah terbakar dalam sebuah kobaran api besar pada tahun-tahun terakhir Periode Yuan Zhengkui.