Bolehkah Seorang Suami Mencium Istrinya saat Ibadah Puasa? Apa Hukumnya dan Batalkah Puasanya?
Dalam menjalankan ibadah puasa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga agar puasanya tidak batal.
TRIBUN-MEDAN.COM - Apa hukumnya seorang suami mencium istrinya saat sedang menjalankan ibadah puasa.
Bolehkah atau batalkan puasanya?
Simak penjelasan Ustadz Abdul Somad berikut ini.
Seperti diketahui, dalam menjalankan ibadah puasa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga agar puasanya tidak batal.
Tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tapi dari segala hal yang dapat membatalkan puasa.
Dalam praktiknya, ada beberapa permasalahan kecil yang mungkin dapat membuat seseorang ragu.
Yang paling sering didapati adalah ragu bahwa hal yang dilakukannya itu dapat membatalkan puasanya atau tidak.
Seperti salah satunya mencium istri saat dalam kondisi berpuasa.
Mengenai hal ini, Ustad Abdul Somad Lc MA sempat memberikan jawaban dan penjalasan dalam sebuah cuplikan video singkat ceramahnya.
Cuplikan video tersebut diunggah oleh salah satu kanal Youtube, Dakwah Muslim pada tanggal 25 September 2019.
Menjawab pertanyaan mengenai hukum mencium istri saat sedang berpuasa, ustadz yang akrab disapa UAS menjawab bahwa perbuatan itu tidak membatalkan puasa.
"Kalau istri engkau yang kau cium, maka tak batal. Dalilnya Nabi mencium Aisyah," kata UAS.
Meski tidak membatalkan puasa, UAS mengatakan ada yang berjaga untuk tidak melakukan perbuatan itu.
Lantaran khawatir dan takut bahwa orang tersebut tidak dapat mengendalikan hawa nafsu seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.
Maka dalam hal ini, orang tersebut lebih baik untuk berhati-hati dan menjaga dirinya dari perbuatan mencium istri.
"Tapi kalau dia ikhtiyat (hati-hati). Takut dia, dia tak bisa mengendalikan hawa nafsunya seperti Nabi Muhammad Saw, maka dia ikhtiyat, dijaganya. Tapi hukum aslinya tak batal," jelas UAS.
Lebih lanjut lagi, UAS menjelaskan jika perbuatan mencium istri tersebut sampai menuruti keinginan hawa nafsu, maka perbuatan itu bisa jatuh ke perihal yang merusak atau membatalkan puasa.
Perihal tersebut dikatakan oleh UAS berdasarkan pengertian dari puasa.
Yaitu menahan diri dari semua yang terlarang dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari.(Serambinews.com/Yeni Hardika)
Sahkah Puasa Ramadhan jika Mandi Wajib Setelah Imsak? Begini Penjelasannya
Bagaimana hukumnya apabila seseorang baru menjalankan mandi Junub atau mandi wajib di bulan Ramadan setelah imsak?
Apakah ibadah puasa Ramadannya tetap sah?
Sebelumnya, agama Islam merupakan agama yang mewajibkan umatnya untuk menjaga kebersihan dan kesucian diri.
Bahkan, dalam Islam menjaga kebersihan dan kesucian termasuk sebagian dari iman.
Kebersihan dan kesucian tersebut harus dijaga, terutama ketika hendak melaksanakan ibadah kepada Allah.
Cara untuk menjaga kebersihan dan kesucian diri, antara lain dengan mandi dan berwudu, dalam Islam hal tersebut dikenal dengan istilah mandi wajib.
Mandi wajib dalam Islam ditujukan untuk membersihkan diri sekaligus mensucikan diri dari segala najis atau kotoran yang menempel pada tubuh manusia.
Lantas, bagaimana hukumnya jika seseorang baru melaksanakan mandi wajib setelah imsak?
Apakah ibadah puasa Ramadannya tetap bisa dijalankan dan sah?
Dikutip dari kanal YouTube Tribunnews.com, Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah Wahid Ahmadi mengatakan bahwa tetap boleh melaksanakan puasa dalam keadaan Junub.
“Nggak apa-apa. Jadi puasa dalam keadaan dia Junub itu enggak ada masalah. Boleh-boleh saja,” tutur Wahid.
Lebih lanjut, kata Wahid, jangankan setelah imsak, bahkan setelah Subuh juga tidak masalah.
“Misalnya, seseorang setelah sahur dia Jimak ya misalnya begitu, kemudian tertidur sampai kebablasan, Subuh-nya jam 5 misalnya,” terang Wahid.
“Nah, dia tidak apa-apa. Dia mandi dulu kemudian wudu, kemudian salat Subuh. Setelah itu puasa jalan tidak ada masalah,” lanjutnya.
Menurut Wahid, pada prinsipnya suci dari hadas besar termasuk Junub, bukanlah bagian dari syarat atau rukun puasa.
Sehingga, puasa seseorang akan tetap sah jika ia belum menjalankan mandi wajib setelah Junub ataupun haid.
Namun, jika ia akan menjalankan ibadah salat, hal tersebut menjadi wajib.
Sebab, syarat sah salat adalah suci dari hadas besar maupun kecil.
Dikutip dari dalamislam.com, sah-nya puasa seseorang ketika ia melaksanakan mandi wajib setelah imsak dipertegas oleh salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Malik dan Al-Muwathatha’ sebagai berikut:
Dari Aisyah radhiyallahu’anhu: “Seorang lelaki berhenti di pintu lalu berkata kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam—sedangkan aku ikut mendengar, ‘Wahai Rasulullah, aku masih Junub ketika waktu Subuh, padahal aku ingin berpuasa.’
Lantas Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Aku juga pernah pada Subuh tengah Junub dan aku ingin berpuasa makan aku pun mandi dan berpuasa.
Laki-laki itu berkata lagi, ‘ Wahai Rasulullah, Anda tidak sama seperti kami. Allah telah mengampuni dosa-dosa Anda yang telah lampau maupun yang akan datang.’
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pun marah dan beliau bersabda, ‘Demi Allah! Aku sangat berharap agar aku menjadi orang yang paling takut kepada Allah dibandingkan kalian semua. Aku yang paling tahu dengan aturan yang bisa membuat aku bertakwa.’”
Hadis ini mempertegas bahwa tidak apa-apa melaksanakan mandi wajib setelah imsak bahkan setelah Subuh.
Namun, jika akan melaksanakan ibadah salat tetap harus dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil.
Hal ini juga berlaku bagi perempuan yang masa haidnya terhenti saat imsak dan ia melaksanakan mandi besar di waktu fajar.
Maka ia diperbolehkan untuk berpuasa dan puasanya sah, tentu saja dengan telah berniat terlebih dahulu sebelumnya.
Hukum mandi besar setelah haid ini sama dengan setelah Junub.
Sebab itu, ulama berpendapat tidak apa-apa seseorang bersuci setelah imsak atau Subuh.
Hal ini berlaku untuk baik itu bersuci karena Jimak, nifas, ataupun haid.
Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum mandi wajib setelah imsak adalah mubah atau diperbolehkan dan ini tidak membatalkan puasa.
Namun, alangkah lebih baik jika kita tidak menunda-nunda waktu bersuci kecuali berada dalam kondisi terdesak.
Tata cara mandi wajib
Tata cara mandi wajib tidak sulit, namun banyak yang disepelekan.
Bagaimana tata caranya yang sederhana?
Secara umum mandi Junub ini bisa dilakukan dengan tiga cara sederhana.
Pertama, niat mensucikan diri.
Kedua, basuhlah kedua belah telapak tangan.
Ketiga, bersihkan kemaluan kemudian wudu seperti hendak salat.
Setelahnya, baru menyiramkan air ke sekujur tubuh.
(Tribunnewswiki.com/Ron)
Artikel ini telah tayang di tribunnewswiki.com dengan judul Mandi Wajib atau Junub Setelah Imsak, Apakah Tetap Sah Jalankan Puasa Ramadan? Begini Penjelasannya
Artikel telah tayang di Kompas.com dengan judul:Apa Hukum Mencium Istri Saat Sedang Berpuasa, Batalkah Puasanya? Ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad danSahkah Puasa Ramadhan jika Mandi Wajib Setelah Imsak? Begini Penjelasannya


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											 
											 
											