Emak-emak Bergigi Mata Berlian Datangi Kantor Bupati Tanya Bantuan Jokowi
Empat orang emak-emak merasa miskin, datangi kantor Bupati Deliserdang tanya bantuan Jokowi
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Array A Argus
MEDAN,TRIBUN-Empat orang emak-emak yang tinggal di Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Seituan mendatangi kantor Bupati Deliserdang pada Selasa, (5/5/2020) siang.
Keempatnya yakni Siti Maysarah, Agustina Wati, Novita Sari dan Evilea Nasution.
Saat itu, empat emak-emak yang diantaranya menggunakan mata berlian di giginya bertanya pada staf kantor Bupati Deliserdang, dimana bisa mengambil bantuan Rp 600 ribu yang dijanjikan Presiden RI, Joko Widodo.
• Perhatikan Sinyal Tubuh Stres Akibat Pandemi, Jangan Ragu Minta Bantuan Dokter
"Dimana kalau mau tanya soal bantuan Jokowi ya bu," kata Novita Sari pada staf kantor bupati.
Menjawab pertanyaan itu, staf kantor bupati kemudian mengarahkan keempat emak-emak ini untuk menemui Camat Percut Seituan, Khairul Azman Harahap.
Kebetulan, Khairul berada di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, yang ada di aula Cendana gedung kantor bupati.
Melihat warganya datang ke kantor bupati, Khairul kaget.
Ia kemudian mengajak warganya itu bergeser dari pintu posko.
• Syarat Mendapat Bantuan Rp 600 Ribu, Bantuan Sosial Kemensos Ditransfer ke Rekening BRI dan POS
Saat ditanya mengenai keperluannya, keempat wanita ini langsung meracau soal bantuan sembako yang dianggap tidak dibagi merata oleh Kepala Dusun dan Kepala Desa.
"Kami ini kan bukan orang senang kali pak.
Waktu ada pembagian, kami tanya sama Kadus, tapi dia bilang nama kami enggak ada," kata Evilea.
Ia mengatakan, sebagai orang tidak mampu yang berstatus janda, harusnya dirinya mendapatkan bantuan serupa seperti warga lainnya.
• 287 Ribu KK di Medan Belum Dapat Bantuan dari Pemprov, Ini Kata Akhyar kepada Gubernur Edy Rahmayadi
"Saya kan waktu itu hanya bertanya, cuma jawaban (Kadusnya)-nya seperti itu," kata Evilea.
Ia berharap, Khairul selaku Camat Percut Seituan bisa mendengar keluhan mereka.
Sebab, sebagaimana informasi yang mereka dapat, di daerah lain bantuan dibagi merata, tidak dipilih-pilih seperti di Desa Medan Estate.
• Gara-gara Bantuan Sembako dari Pemerintah, Ketua RW Benturkan Kepala Warga hingga Bocor
"Teman saya yang bekerja di Gugus Tugas Medan mengatakan sembako dibagi merara.
Tapi di desa kami, bantuan dibagi dua," timpal Novita Sari.
Walau bantuan dibagi dua, Novita dan teman-temannya juga tidak dapat.
"Itulah pak. Kami ini orang susah. Tapi kok enggak dapat juga," kata Novita.
• Pak RT Memalaki Warga Miskin Penerima Bantuan Tunai, Pak Camat Sebut Hanya untuk Uang Rokok Saja
Mendengar keluhan warganya, Khairul berjanji akan meminta Plt Kades Medan Estate, Putra Dalimunte untuk mendata ulang warganya.
Kebetulan, Putra ini adalah anggota Khairul yang turut menjabat sebagai Kasi Trantib Percut Seituan.
"Kalau memang layak, ibu pasti nanti akan masuk daftar (penerima bantuan).
Ini masih akan adalagi bantuan yang akan disalurkan ke masyarakat," kata Kahirul.
• Warga Kategori Miskin Ini Menolak Bantuan Sembako Pemerintah, Salomi: Tuhan Sudah Kasih Saya 10 Jari
Karena ada kecurigaan bahwa Kadus maupun Kades tidak melakukan pendataan secara merata terhadap warganya, Khairul juga berjanji akan menanyakan langsung pada masing-masing bawahannya itu.
"Nanti akan saya sampaikan dan pertanyakan.
Memang enggak semua orang bisa mendapatkan bantuan ini, karena keuangan Pemkab juga terbatas," pungkas Khairul.
Hanya Diperoleh Penerima
Camat Percut Seituan, Khairul Azman Harahap mengatakan bantuan dari pemerintah hanya diperoleh warga yang namanya sudah terdaftar.
Jika ada informasi bantuan bisa dibagi dua kepada orang lain, itu tidak benar.
Katanya, informasi tersebut tidak tepat.
• SEGERA CAIR Bantuan Tunai Rp 600 Ribu/Bulan di Sumut, Total Penerima 150 Ribu KK, Ini Kata Sekda
"Salah informasi itu kalau (bantuan) dibagi secara merata di sana.
Kalau Pemkab Deliserdang menyampaikan ke masyarakat bantuan sesuai yang diprogramkan.
Beras 20 kilogram dan telur 60 butir," kata Khairul.

Ia mengatakan, bantuan tidak boleh dibagi kepada mereka yang bukan penerima.
Kalaupun ada penerima yang membagikan sendiri jatahnya, itu lain hal.
"Kalau bantuan dibelah (dua), itu bukan dari pemerintah, tapi yang menerima itulah yang membagikan lagi untuk yang lain, karena ada yang tidak dapat," kata Khairul.
Usai mendapat penjelasan, keempat wanita ini kemudian pulang.(dra)