UPDATE Covid19 Sumut 11 Mei 2020

Laboratorium PCR USU Akui Belum Bisa Lakukan Penelitian Lebih Terkait Terapi Plasma

Hingga kini Laboratorium PCR USU telah memeriksa lebih dari 500 specimen yang masuk ke rumah sakit USU.

HO/tri bun medan
Labotorium PCR untuk pemeriksaan spesimen pasien diduga terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara di Medan. 

TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Sebagai Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19 pertama yang ada di Sumut, Rumah Sakit USU masih terus menerima sampel pemeriksaan pasien yang berasal dari berbagai daerah di Sumut.

Hingga kini telah memeriksa lebih dari 500 specimen yang masuk ke rumah sakit USU.

Kepala Laboratorium Rumah Sakit USU, dr. Dewi Indah Sari Siregar Mked (ClinPath) SpPK mengatakan bahwa saat ini timnya tengah fokus memeriksa sampel atau spesimen yang jumlahnya fluktuatif dari waktu ke waktu.

"Sampai sekarang sudah ada total 800 spesimen yang masuk, yang sudah kita selesaikan pemeriksaannya sebanyak 500 lebih. Jadi ada sekitar 300 an spesimen yang belum selesai diperiksa," ungkap dr Dewi,  Senin (11/5/2020).

Terkait terapi plasma darah yang diklaim berbagai negara ampuh untuk sembuhkan Corona,

Dewi mengaku sejauh ini pihaknya masih belum memiliki kapasitas untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait penyembuhan pasien Covid-19 seperti penelitian vaksin ataupun plasma darah.

Hal ini dikarenakan dengan jumlah sampel yang terus masuk dan kapasitas Sumber Daya Manusia yang masih mencukupi untuk melakukan pemeriksaan saja.

Wali Kota Risma Pun Naik Pitam Karena 50 Persen Pasien Positif Covid-19 di Surabaya dari Luar Daerah

"Di sini kan ada dua hal yang berbeda, satu penelitian dan satu lagi diagnostik. Nah kita sekarang masih fokus melakukan pemeriksaan atau proses diagnostik, karena sumber daya manusia dan peralatan juga masih hanya memungkinkan untuk melakukan hal ini dulu dan dirasa urgen," ungkapnya.

Jika kapasitas sudah memadai dan juga peralatan bertambah,

Dewi mengatakan barulah pihaknya akan mulai melalukan diagnostik dan juga penelitian.

"Nanti kalau sudah berkembang lagi, SDM kita sudah bertambah dan alat juga tersedia mungkin baru kita bisa melakukan usaha-usaha penelitian," tuturnya.

Sejauh ini kendala paling besar dalam pemeriksaan sampel adalah jumlah reagensia yang terbatas. Ia mengatakan bahwa dalam satu spesimen, bisa digunakan lebih dari satu reagensia. Keterbatasan reagensia juga bisa memperlama proses pemeriksaan sampel.

"Karena ini juga permasalahan dunia, enggak cuma di Medan saja. Yang jelas kita sudah usahakan. Sempat juga waktu itu kosong reagensia jadi kita enggak bekerja selama beberapa hari," kata perempuan yang juga menjabat sebagai Direktur Umum, Keuangan dan SDM Rumah Sakit USU ini.

Presiden Jokowi Sebut Terapi Plasma Darah Akan Diuji Coba Skala Besar

Jumlah tim yang bertugas dalam pemeriksaan PCR di laboratorium USU ini, terang Dewi sebanyak 10 orang yang terdiri dari beberapa instansi.

Termasuk di antaranya beberapa anggota dari rumah sakit USU, Fakultas Kedokteran USU dan beberapa analis dari Balai Teknologi Lingkungan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved