News Video
Masjid Abidin Dibangun Pada 1920 dengan Perpaduan Khas Melayu dan Timur Tengah
Masjid Abidin di Jalan Brigjend Katamso No 416, Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, memiliki arsitektur yang unik.
TRI BUN-MEDAN.COM - Masjid Abidin di Jalan Brigjend Katamso No 416, Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, memiliki arsitektur yang unik.
Masjid yang dibangun pada tahun 1920 ini berpaduan Khas Melayu dan Timur Tengah yang terlihat di kubah dan ornamen masjid.
Sekretaris Umum BKM Abidin, Efrizal Adil Lubis, mengungkapkan bahwa Masjid Abidin memiliki banyak sejarah.
Ia menuturkan bahwa sebelum berdirinya masjid tersebut, dulunya masjid ini berawal dari sebuah langgar atau surau.
"Masjid Abidin ini berdiri di perkampungan Suku Mandailing. Kemudian melalui Sultan Deli diberi pemukiman untuk masyarakat di Kampung Baru ini," ungkap Efrizal Adil Lubis, Rabu (11/5/2020).
Ketika memasuki Masjid Abidin, hal pertama yang terlihat adalah pilar besar dan megah.
Sentuhan budaya Melayu, Timur Tengah, dan Eropa terlihat khas pada desain Masjid Abidin, mulai dari dinding interior dan eksterior masjid.
Efrizal menjelaskan bahwa bangunan masjid tersebut digagas oleh putra daerah bernama Muslim dengan tetap mempertahankan ciri khas Melayu.
"Arsitektur seni masjid ini dibuat paduan antara Melayu dan Timur Tengah. Namun kita lebih prioritaskan ke Melayunya. Kalau kita lihat bentuk jendela mungkin arahnya itu ke Timur Tengah dan kalau dilihat ke dalam untuk fungsi ruangnya itu lebih kepada ke Melayu," tuturnya.
Ketika memasuki bangunan Masjid Abidin, setiap orang akan melalui pintu utama dengan platform yang terkesan rendah.
Efrizal menjelaskan arsitektur ini memiliki filosofi yang mendalam.
"Kalau pertama kali masuk ke masjid ini dilihat adalah teras. Kalau teras itu biasa di Melayu sebagai tempat pertemuan. Kalau kita mulai masuk ke dalam gedung, itu agak rendah, hal ini menggambarkan bahwa manusia di mata Allah SWT merupakan makhluk yang kecil," jelasnya.
Efrizal menjelaskan bahwa saat memasuki ruang utama masjid, jamaah akan melihat ruangan yang luas dan tinggi serta kubah yang megah.
"Ketika masuk ke ruang utama, kita akan menemukan kubah yang besar yang berukirkan asmaul husna. Hal ini menggambarkan Allah SWT itu besar, luas, dan maha megah sehingga manusia terkesan kecil dan tak berdaya," terang Efrizal.
Bangunan masjid ini memiliki banyak jendela untuk di lantai atas dan bawah.