Sekolah Buka 15 Juni, Kak Seto Wanti-wanti Pemerintah: Jangan Kejar Target Berbuah Banyak Korban

Pemerhati pendidikan itu menyebutkan agar memperhatikan persiapan sebelum membuka sekolah dalam rangka new normal.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Indonesia Seto Mulyadi. (TRIBUNNEWS/HERUDIN) 

"Masalah yang dihadapi anak-anak bukan hanya masalah kesehatan fisik, tapi juga kesehatan mental psikologisnya," papar Seto Mulyadi.

Ia menyebutkan terdapat sejumlah masalah yang dihadapi anak-anak berdasarkan koordinasi dengan lembaga penyuluhan anak di berbagai provinsi.

"Misalnya, munculnya berbagai masalah psikologis, demotivasi, kecemasan, munculnya kekerasan, munculnya fobia pada anak," ungkap pemerhati anak tersebut.

"Ini berpengaruh pada konsentrasi siswa," lanjutnya.

Masalah-masalah tersebut harus menjadi pertimbangan utama sebelum membuka kembali sekolah.

Ia menyarankan sekolah memiliki fasilitas pendampingan psikologi anak.

"Sehingga tentu semua dilakukan dengan pertimbangan yang matang, mempertimbangkan aspek tadi," kata Seto Mulyadi.

"Selain juga sarana fisik, tetapi juga sarana psikolog juga," tambahnya.

Lihat videonya mulai menit 3:40

Tanggapan KPAI

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti mempertanyakan kesiapan pemerintah memberlakukan new normal.

Sebelumnya sekolah menerapkan belajar di rumah demi mencegah penyebaran Virus Corona (Covid-19), terutama di daerah yang melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Setelah PSBB selesai, rencananya akan ada penerapan new normal sebagai cara hidup baru setelah ada Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Retno Listyarti menilai belum semua sekolah siap menerima kembali siswa.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved