Update Covid19 Sumut 30 Mei 2020

BREAKING NEWS: Gubernur Edy Belum Izinkan Sekolah Dibuka di Sumut, Perlu Rapid Test Guru dan Pegawai

Untuk mempersiapkan New Normal, pihaknya akan melakukan beberapa langkah, seperti mengadakan rapid test terhadap guru

Penulis: Satia | Editor: Salomo Tarigan
TRI BUN MEDAN/Satia
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi 

TRI BUN MEDAN.COM, MEDAN - 

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi hingga saat ini belum mengizinkan sekolah untuk aktif kembali, walaupun pemerintah tengah fokus menyusun peralihan status tanggap darurat Covid-19 ke era kenormalan baru atau New Normal, Sabtu (30/5/2020).

Sebab, dirinya tidak menginginkan adanya anak sekolah yang tertular virus. 

"Saya belum izinkan untuk anak-anak kembali ke sekolah," kata dia, di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman, Kota Medan. 

Untuk mempersiapkan New Normal, pihaknya akan melakukan beberapa langkah, seperti mengadakan rapid test terhadap guru dan pegawai sekolah.

Perihal ini dilakukan guna mensterilkan lokasi tempat murid-murid belajar, agar lebih aman. 

"Melakukan sterilisasi secara periodik terhadap ruang kelas dan ruang guru," ucapnya. 

Selain itu, mantan Pangkostrad ini juga akan mengatur jam belajar sekolah, agar murid tidak terlalu lama beradaptasi di lingkungan luar.

Kemudian, tempat duduk dari masing-masing murid juga akan diatur, agar tidak terlalu berdekatan satu dengan yang lain. 

"Pengaturan jam belajar mengajar, pengaturan tempat duduk siswa, pembatasan jumlah siswa dalam satu kelas hingga dilakukan pembatasan kegiatan ekstrakurikuler," ujarnya.

Setelah itu, Edy juga meminta kepada seluruh masyarakat agar dapat mengikuti aturan dan anjuran yang telah disampaikan oleh pemerintah.

Walaupun kini Sumut tengah menyiapkan konsep untuk menyambut era normal baru, kewaspadaan tetap juga harus diperhatikan.

Kemudian, Edy juga meminta kepada masyarakat agar dapat menggunakan masker selama berada di luar ruangan.

Penggunaan masker ini, kata dia dapat mencegah penularan wabah.

Selanjutnya, ia juga menekankan masyarakat agar dapat selalu mencuci tangannya dan selalu menjaga jarak satu dengan yang lain di mana pun berada. 

Tanggapan LPAI  Wacana Sekolah Dibuka Lagi

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menyampaikan pendapatnya tentang wacana sekolah yang akan dibuka kembali.

Pemerhati pendidikan itu menyebutkan agar memperhatikan persiapan sebelum membuka sekolah dalam rangka new normal.

Seperti diketahui, new normal disebut sebagai cara hidup baru setelah ada pandemi Virus Corona (Covid-19).

Sejumlah siswa mengenakan masker saat mengikuti pelajaran di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sunter Agung 09, Jakarta Utara, Rabu (4/3/2020).
Sejumlah siswa mengenakan masker saat mengikuti pelajaran di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sunter Agung 09, Jakarta Utara, Rabu (4/3/2020). (Tribunnews/JEPRIMA)

Dilansir TribunWow.com, pria yang akrab disapa Kak Seto ini awalnya meminta agar pemerintah tidak terburu-buru membuka sekolah.

Sebelumnya sekolah rencananya akan kembali dibuka pada 15 Juni 2020.

"Saya kira, jangan terlalu terburu-buru yang paling penting," kata Kak Seto Mulyadi, dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Kamis (18/5/2020).

"Artinya koordinasi dengan semua pemangku kepentingan perlindungan anak," lanjutnya.

Menurut Seto, ada masalah kompleks yang harus dipikirkan dalam pembukaan kembali sekolah.

 

"Ini 'kan suatu bencana dan anak-anak tidak hanya dipikirkan masalah pendidikannya, tapi juga masalah kesehatannya dan keselamatan hidupnya," katanya.

Ia mendorong agar jangan hanya memerhatikan target tetapi tidak memperhitungkan kesehatan anak-anak.

"Jangan sampai hanya sekadar mengejar kurikulum, mengejar target, tapi kemudian banyak korban," jelas Seto.

Menurut Kak Seto, ada sejumlah koordinasi yang harus dilakukan untuk mempersiapkan anak-anak kembali ke sekolah setelah belajar di rumah selama dua bulan lebih.

Pasalnya pembukaan kembali sekolah bukan hanya berkaitan dengan pendidikan siswa, tetapi juga penyesuaian kembali psikologis anak.

"Koordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19, mungkin juga dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia, juga dengan Himpunan Psikologi Indonesia," jelasnya.

"Masalah yang dihadapi anak-anak bukan hanya masalah kesehatan fisik, tapi juga kesehatan mental psikologisnya," papar Seto Mulyadi.

Ia menyebutkan terdapat sejumlah masalah yang dihadapi anak-anak berdasarkan koordinasi dengan lembaga penyuluhan anak di berbagai provinsi.

"Misalnya, munculnya berbagai masalah psikologis, demotivasi, kecemasan, munculnya kekerasan, munculnya fobia pada anak," ungkap pemerhati anak tersebut.

"Ini berpengaruh pada konsentrasi siswa," lanjutnya.

Masalah-masalah tersebut harus menjadi pertimbangan utama sebelum membuka kembali sekolah.

Ia menyarankan sekolah memiliki fasilitas pendampingan psikologi anak.

"Sehingga tentu semua dilakukan dengan pertimbangan yang matang, mempertimbangkan aspek tadi," kata Seto Mulyadi.

"Selain juga sarana fisik, tetapi juga sarana psikolog juga," tambahnya.

Lihat videonya mulai menit 3:40

Tanggapan KPAI

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti mempertanyakan kesiapan pemerintah memberlakukan new normal.

Sebelumnya sekolah menerapkan belajar di rumah demi mencegah penyebaran Virus Corona (Covid-19), terutama di daerah yang melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Setelah PSBB selesai, rencananya akan ada penerapan new normal sebagai cara hidup baru setelah ada Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Retno Listyarti menilai belum semua sekolah siap menerima kembali siswa.

Seperti diketahui, kegiatan yang melibatkan kerumunan orang banyak akan mempercepat penularan Virus Corona.

Hal itu Retno sampaikan dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia diMetro TV, Rabu (27/5/2020).

"Kalau melihat new normal, yang pemerintah keluarkan itu ada gambaran tentang new normal," kata Retno Listyarti.

Ia menyebutkan pembukaan sekolah masuk dalam fase ketiga new normal.

"Fase tiga itu terhitung 15 Juni 2020. Tahun ajaran baru sendiri adalah 13 Juli 2020," kata Retno.

Retno menilai situasi saat ini belum benar-benar tepat untuk memulai new normal.

Hal itu ia simpulkan melihat masih banyaknya kasus baru setiap harinya.

"Kalau melihat situasi dan kondisi kasus yang terus naik, kalau pun turun masih fluktuatif dengan angka yang tinggi, sebenarnya ini belum tepat kita membuka sekolah pada Juni atau Juli," ungkap Retno.

Ia kemudian membandingkan dengan negara lain yang sudah menjalankan aktivitas seperti biasa.

Menurut Retno, negara China baru berani membuka sekolah saat benar-benar sudah tidak ada kasus baru.

Komisioner KPAI Retno Listyarti mempertanyakan kesiapan membuka kembali sekolah dalam rangka new normal, Rabu (27/5/2020).
Komisioner KPAI Retno Listyarti mempertanyakan kesiapan membuka kembali sekolah dalam rangka new normal, Rabu (27/5/2020). (Capture YouTube Metro TV News)

"Kalau belajar dari negara lain, kayak China itu nol kasus dulu selama sepuluh hari baru membuka sekolah," katanya.

"Itu gurunya diisolasi dulu selama 14 hari oleh negara baru boleh mengajar," jelas Retno.

Membandingkan dengan negara tersebut, Retno mempertanyakan kesiapan pemerintah membuka kembali sekolah.

"Ini 'kan persiapan seperti ini apa sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia?" tanya Retno.

"Kalau zero kasus, berarti 'kan enggak ada kasus sama sekali selama sepuluh hari," lanjut dia.

Ia menyebutkan pertambahan kasus baru di Indonesia setiap hari masih mencapai jumlah ratusan pasien.

"Itu 'kan berarti harus ditunggu apakah dengan angka ratusan saat ini memungkinkan?" tanya Retno lagi.

Selain itu, dalam PSBB yang sudah berlangsung pun masih banyak warga yang melanggar aturan.

"Apalagi dengan kemarin bandara membludak, mal membludak, kemudian pasar juga seperti itu," papar Retno.

"Ini apakah mungkin new normal bisa terjadi di 15 Juni untuk sekolah?" tanya dia.

Ia mengaku meragukan kemampuan pemerintah menyiapkan new normal.

"Kami meragukan karena banyak sekolah juga tidak siap sebenarnya," tambahnya.

"Dari sisi wastafel, sabun cuci tangan, disinfektan itu sangat sedikit sebenarnya sekolah yang siap dengan protokol kesehatan ketat," tutup Retno. 

Jawaban Pemko Medan, Kapan Sekolah Dibuka Lagi dan Jadwal Pendaftaran Peserta Didik Baru

Hingga saat ini. Pemerintahan Kota Medan belum dapat memastikan kapan proses belajar mengajar di sekolah dapat dilakukan seperti biasa.

Hal tersebut diungkapkan oleh Plt Dinas Pendidikan Kota Medan, Muslim Harahap.

Ia mengatakan berdasarkan surat edaran terakhir, anak sekolah dijadwalkan belajar di rumah sampai 29 Mei 2020.

Namun katanya keputusan tersebut kembali diperpanjang, melihat perkembangan atau situasi Pandemi Covid-19 yang ada di kota Medan.

"Sekarang mereka masih belajar di rumah, kemarin memang terakhir tanggal 25 Mei, namun setelah itu,.kita ikut surat edaran sekretaris jendral kementrian pendidikan Nomor 15 tahun 2020 tentang penyelenggaraan belajar di rumah, pada masa darurat penyebaran Covid-19," kata Muslim, Rabu (27/5/2020)

Ia mengatakan selama darurat Covid-19 belum dicabut, maka kecil kemungkinan sekolah kembali berjalan seperti biasanya.

"Darurat kan belum dicabut, kalau sudah dicabut darurat Covid-19, maka bisa kembali ke normal, kalau belum dicabut itu tetap kita berlakukan pembelajaran di rumah," tuturnya.

Melihat pertimbangan tersebut kata Muslim, Pemko Medan pun belum dapat memutuskan kapan tanggal pasti sekolah dapat dimulai.

"Nanti kita tunggu dari mentrilah kapan dicabut daruratnya, ini masih darurat Covid ini, dalam keadaan darurat seperti ini bisa saja apapun terjadi," katanya.

Samentara itu, Muslim menjelaskan Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang akan dilakukan secara online, kemungkinan akan dilaksanakan pada bulan Juli, untuk semua jenjang pendidikan. Baik itu PAUD, TK, SD, SMP dan yang sederajat di Kota Medan.

 BREAKING NEWS: Pengakuan Ibu Terdakwa Zuraida Hanum saat Hakim Jamaluddin Marah-marah di Rumah

"Pendaftaran kita kan online, itu nantinya dilaksanakan di bulan Juli tanggal 22 sampai 25 atau hingga 27," pungkasnya.

 Adik Zuraida Hanum Menangis, Bilang Jamaluddin Mau Memerkosanya, Pengakuan Mengejutkan Evi di Sidang

(Wen/cr21/Tri bun-Medan.com/tri-bunwow.com

BREAKING NEWS: Gubernur Edy Belum Izinkan Sekolah Dibuka di Sumut, Perlu Rapid Test Guru dan Pegawai

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved