update covid19 Sumut 1 Juni 2020

Status New Normal Akan Diberlakukan di Sekolah, Begini Tanggapan Kepsek/Pengajar di Medan

kondisi new normal perlu ditinjau ulang dengan diadakannya sosialisasi secara bertahap kepada masyarakat.

Editor: Salomo Tarigan
HO/tri bun medan
Sejumlah Siswa SMA Negeri 7 melakukan kegiatan aktivitas olahraga di Lapangan SMA Negeri 7 Medan sebelum munculnya pandemi Covid-19 

TRI-BUN MEDAN.com, MEDAN - Perencanaan new normal dengan mempertimbangkan pemberlakuan masuk sekolah mendapat beragam sorotan dari kalangan akademis, termasuk pihak kepala sekolah di kota Medan.

Hal ini turut disampaikan oleh Retla Nasution selaku Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Medan Bidang Kurikulum.  

Menurut Retla, ada beberapa kekhawatiran sekolah jika kebijakan ini diterapkan di tengah pandemi Covid-19, diantaranya tidak ada penjaminan murid dapat dengan tertib melakukan physical distancing.

"Kalau seandainya dibuka kalau pertama dari pihak guru ini rentan ya menjelang 60 tahun ini kan kita sama-sama takut. Kalaupun satu kelas dipakai shift dibagi dua kira-kira 15-18 orang itupun termasuk kerumun juga kan. Mana kelas yang kita hadapi dengan benda yang ada di ruangan, physical anak-anak kita tidak terjamin, merasa khawatir juga," ungkap Retla kepada Tri bun Medan.com Senin (1/6/2020).

Retla menuturkan bahwa pemberlakuan masuk sekolah dalam kondisi new normal perlu ditinjau ulang dengan diadakannya sosialisasi secara bertahap kepada masyarakat.

"Kalau bisa kita buat sosialisasi lebih panjang lagi kalau seandainya setahun dua tahun masih seperti ini, ya tidak perlu tergesa-gesa sambil pembelajaran daring dari rumah, ya kita buat sosialisasi pelan-pelan baik guru, siswa, dan masyarakat bagaimana yang dikatanya new normal. Tapi saat ini pembelajaran daring masih lebih efektif," ujarnya.

Beberapa waktu lalu, Korea Selatan sempat dikejutkan dengan peningkatan kasus Covid-19 setelah dibuka kembali sekolah yang pada akhirnya harus menutup kembali ratusan sekolah hingga keadaan normal.

Bercermin dari masalah tersebut, Marina Noviantika Tampubolon selaku Kepala Sekolah SPK Singapore School Medan menuturkan bahwa kebijakan pembukaan kembali sekolah harus berdasarkan rencana yang matang.

"Sebaiknya kita belajar dari dua sisi. Pertama, dari apa yang dialami Korea, dan juga Perancis. Sehari setelah murid-murid kembali bersekolah, ternyata terdeteksi ada murid yang terinfeksi Covid-19. Yang kita pelajari, seharusnya bukan ketakutan akan membuka sekolah kembali, tapi kehati-hatian, perencanaan yang matang, dan koordinasi serta kerja sama semua pihak, termasuk keluarga dan masyarakat," ujar Marina.

Marina berharap pemerintah mempertimbangkan secara matang dan belajar juga dari negara yang sudah menerapkan new normal dengan kasus Covid-19 yang juga menurun.

"Cina misalnya mengutamakan murid yang kembali bersekolah adalah murid SMP dan SMA kelas akhir yang sedang mempersiapkan ujian. Denmark dan Sydney menerapkan waktu sekolah yang bergantian, serta memastikan murid-murid berinteraksi fisik seminimum mungkin satu sama lain, dan bila perlu berkelompok, dibagi dalam kelompok-kelompok kecil," terang Marina.

Pemberlakuan pembukaan sekolah menurut Marina juga perlu diperhatikan jika dilihat dari zona wilayahnya.

"Menurut saya, patut juga dipertimbangkan untuk mengutamakan provinsi dan daerah kabupaten/kotamadya yang termasuk zona hijau, untuk diprioritaskan kembali membuka sekolah dan murid-murid belajar di sekolah. Sambil terus berusaha memperlambat jumlah penyebaran Covid-19 di daerah lain, mempersiapkan masyarakat untuk menerapkan Kehidupan Normal yang Baru (New Normal Life)," jelas Marina.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Sri Wahyuni selaku Kepala SMK Dharma Analitika.

Menurut Sri, kebijakan pemberlakuan masuk sekolah di tengah pandemi harus juga dilihat dari kesiapan sekolah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved