Update covid19 Sumut 9 Juni 2020
Dua Kali Positif Covid-19, Ori Rindukan Keluarga dan Jadi Alasan Semangat Untuk Berjuang
Perasaan pertama yang dirasakannya saat mendapat kabar bahwa dirinya positif Covid-19 adalah rasa panik dan merasa hidupnya akan segera berakhir.
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Menjadi pasien Covid-19 menjadi pengalaman yang paling berarti bagi Ori Kurniawan, seorang pasien Covid-19 yang sempat dinyatakan positif sebanyak dua kali.
Ori dinyatakan positif pertama kali pada tanggal 26 Maret 2020 dan dinyatakan positif kembali setelah sembuh pada 6 April dan isolasi mandiri di kampung halamannya di Bireuen, Aceh.
Pada saat positif yang ke dua kalinya pada Mei 2020 Ori mengaku dirinya benar-benar tidak menyangka.
Dan terpaksa harus menjalani isolasi di Rumah Sakit Martha Friska Medan.
"Sempat juga rindu dengan keluarga, karena isolasi dua minggu tanpa bertemu keluarga. Tapi saya coba berusaha untuk tidak stres karena itu merupakan kunci untuk bisa sembuh," kata Ori.
Dikatakannya, ia selesai isolasi di rumah sakit Martha Friska saat menjelang Lebaran pada akhir Mei lalu.
Ori dinyatakan sembuh dan saat ini tengah berada di Bireuen, Aceh.
Kini Ori tengah menjalani hari-hari nya di rumah bersama keluarga sembari menunggu untuk kembali bekerja sebagai ajudan Wakil Gubernur Sumatra Utara.
Mengenai kisahnya selama menjadi penyintas Covid-19 Ori mengaku tidak begitu mengalami rasa sakit yang berlebihan.
Ia hanya mengalami gejala seperti batuk dan flu saat sebelum dinyatakan positif untuk pertama kalinya.
"Justru saat hasil swab keluar kondisi saya sudah membaik dan tidak merasakan sakit apapun," katanya.
Ori mengaku merasakan gejala tidak sehat di tubuhnya saat sepulang tugas dinas di Jakarta untuk menghadiri rapat bersama Wakil Gubernur Musa Rajekshah.
• TERKINI Covid-19 di Karo Naik Jadi 7 Kasus Positif, Kabupaten Karo Masuk Kategori Zona Merah
Karena merasakan tidak sehat dan sakit tenggorokan, Ori memutuskan untuk tes swab yang juga merupakan arahan Wagub.
"Saya justru tidak pernah rapid test, saya langsung tes swab saat merasakan badan lemas dan batuk flu saat itu," ujarnya.
Hasil tes swab yang dilakukannya, terang Ori keluar seminggu setelahnya saat dirinya sudah merasakan kondisi tubuhnya sudah tidak lagi sakit ataupun lemas.
"Jadi saat saya dijemput dan dirawat di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada saat itu saya sudah tidak merasakan gejala apapun. Saya isolasi dan dirawat tanpa infus, jarum atau apapun. Seperti isolasi biasa, hanya asupan makanan dijaga dan diberi obat serta menjalankan pola hidup sehat," katanya.
Saat dinyatakan positif untuk yang kedua kalinya, Ori telah berada di Bireuen selama lebih dari empat hari.
Ia kemudian dijemput dan dirawat di rumah sakit Martha Friska.
Bagi Ori, perasaan pertama yang dirasakannya saat mendapat kabar bahwa dirinya positif Covid-19 adalah rasa panik dan merasa hidupnya akan segera berakhir.
"Kalau ditanya perasaan gimana saat pertama kali dinyatakan positif itu ya berpikirnya saya akan mati. Besok enggak bisa lihat matahari lagi. Karena kan berita-berita yang tersebar di media itu kebanyakan berita kematian semua," ungkapnya.
"Tapi ya lama-lama saya coba cari tahu lebih dalam dan mencoba bangkit berjuang melawan penyakit ini," tambahnya.
• Ajudan Wagub Sumut Ori Kurniawan Mengaku Tidak Alami Gejala Saat Terinfeksi Kembali
Ori juga tidak mengetahui secara percis mengapa dirinya bisa dinyatakan positif setelah dinyatakan sembuh. Tapi ia menganggap semua bagian dari kehendak Yang Maha Kuasa dan ia hanya bisa berserah diri.
"Yang paling penting itu support keluarga, teman-teman sekitar. Karena saya merasakan sendiri. Kita tidak tahu kemungkinannya bagaimana, saya juga tidak ingin positif, tapi ya mau gimana kita enggak bisa memilih," ungkapnya.
Ori berharap masyarakat mau untuk lebih memahami mengenai covid-19 sehingga tidak melakukan hal yang bersifat mengucilkan kepada para pasien Covid-19.
Bagi Ori, dukungan dari pemerintah, masyarakat dan orang-orang sekitar sangat dibutuhkan bagi pasien covid-19 untuk bisa sembuh.
"Makanya ini sangat penting, dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah, masyarakat pada umumnya dan teman-teman terdekat sangat berarti bagi pasien covid. Jangan sampai ada tindakan mengucilkan dan membuat pasien merasa stres," tuturnya. (cr14/tri bun-medan.com)