Gubernur Sumut Kunjungi Pasien Tumor 30 Kg, Ternyata Edy Rahmayadi yang Bantu Hingga Dioperasi

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengunjungui pasien tumor Neurofibramatosis seberat 30 kilogram di Rumah Sakit Khusus Bedah Accuplast

Tribun-Medan.com/Victory Hutauruk
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengunjungi pasien tumor Neurofibramatosis seberat 30 kg, Andriadi Putra (34) di Rumah Sakit Khusus Bedah Accuplast, Kecamatan Medan Baru, Kamis (11/6/2020). 

Operasi dilakukan di Rumah Sakit Khusus Bedah Accuplast, Jalan Sei Bah Bolon No 44, Babura, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Rabu (10/6/2020).

Operasi besar ini memakan waktu tiga jam mulai dari pukul 09.00 hingga 12.00 WIB dengan ditangani tiga dokter ahli bedah.

Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik, dr Edyy Sutrisno Hendrowasito H.SpBP mengungkapkan, bahwa persiapan operasi sudah dimulai sejak beberapa hari lalu.

"Persiapan operasi sudah kita lakukan sejak kemarin, dari persiapan darah, periksa darah, dan yang paling penting adalah persiapan pasien dan orang tua. Karena ini kan bukan operasi biasa tapi operasi besar dengan risiko yang tinggi," ungkap Eddy.

Eddy menuturkan, bahwa penyakit tumor berjenis Neurofibramatosis yang diderita Andriadi merupakan tipe A dengan tingkat paling berat dan tingkat penyakit dengan risiko tinggi.

"Biasanya kelainan ini merupakan suatu kelainan sejak lahir, di mana pembuluh darah dan sarafnya sebesar ibu jari. Bayangkan jika sebesar itu jika terpotong (darah) akan mengalir seperti air keran, karena itu kita persiapan darah," ujarnya.

Eddy menambahkan, bahwa dalam operasi tahap pertama ini pasien mengalami banyak sekali pendarahan.

"Banyak sekali darah yang keluar, saya kira ada keluar hingga 1.500 cc, namun untungnya cepat selesai operasinya dan cepat ditangani pendarahannya," ungkap Eddy.

Bagi Eddy, operasi pengangkatan tumor ini dinilai cukup berat lantaran ukuran dan posisi daging tumbuh dengan berat kurang lebih 30 kg ini berada di posisi yang cukup berisiko.

"Operasinya agak sulit karena posisinya di dada, kalau pasien terlentang tumornya ini menutupi dada dan muka. Kita angkat sedikit ke atas maksudnya biar darah dalam tumornya (bisa terhenti), tapi itu pun tidak semua berhasil karena beratnya 30 kg itu," kata Eddy.

Operasi Andriadi menjadi operasi besar lantaran memerlukan alat khusus untuk mencegah pendarahan dan juga para dokter juga turut berusaha agar selama menjalani operasi tidak terjadi pendarahan secara berlebihan.

"Kalau operasi biasa akan berat, perlu alat khusus agar bisa menjepit untuk menghentikan pendarahan. Karena akan susah bekerja jika pendarahan dimana-mana, jadi harus dibuang dulu agar bisa bekerja bagaimana menghentikan pendarahannya," ujarnya.

Operasi Andriadi berjalan dengan sukses. Kabar baik ini disambut gembira oleh pihak keluarga, khususnya Herida Sri Andriani, ibu Andriadi Putra.

Ia sudah menemani putranya sejak hari Senin lalu. Dan, kini Herida merasa sangat bersyukur operasi berjalan dengan lancar dan tergolong cepat.

"Aamiin ya Allah, operasi dapat berjalan lancar. Dia tunggu penyembuhan dan mudah-mudahan kelanjutannya baik-baik saja," ungkap Herida.

Herida berharap agar kondisi Andriadi Putra segera pulih agar dapat menjalani operasi selanjutnya.

(vic/tri bun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved