Pupuk Bersubsidi Langka di Deliserdang, Begini Penjelasan Dinas Pertanian

Data-data petani harus diupload dulu ke software Kementan. Penguploadan nya ada admin kita ditiap-tiap Kecamatan

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Salomo Tarigan
TRI BUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Petani memanen padi di persawahan Desa Pematang Johar, Deliserdang, Sabtu (8/2/2020). Bercocok tanam merupakan mata pencaharian warga setempat, dengan areal seluas 100 hektar. 

TRI BUN-MEDAN.com-

Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang memberikan penjelasan terkait kelangkaan pupuk bersubsidi yang dialami oleh petani-petani di Kabupaten Deliserdang.

Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Deliserdang, Hasan Basri Hasibuan menyebut saat ini sudah ada perusahaan sistem penyaluran pupuk bersubsidi yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat.

Tahun ini sebenarnya sudah merupakan tahun kedua.

"Dulukan pakai RDKK (rencana defenitif kelompok tani) manual. Sekarang sudah tahun kedua e RDKK. Kementan dan Kementerian Perdagangan itu mengharuskan seperti itu. Data-data petani harus diupload dulu ke software Kementan. Penguploadan nya ada admin kita ditiap-tiap Kecamatan,"ucap Hasan Basri Hasibuan Jumat, (12/6/2020).

Dalam hal ini, lanjut Hasan petani terlebih dahulu mengumpulkan KTPnya kepada masing-masing kelompok tani. Baru kemudian oleh pengurus kelompok memberikannya kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

Pada saat ini faktanya belum semua petani disebut memberikan fotocopy KTPnya kepada pengurus kelompok tani.

" Kendalanya itulah petani tidak mau mengasih fotocopy KTP. Misalnya ada kelompok tani 60 anggotanya 10 yang mau 50 lagi belum kasih. Selain ngasih fotocopy KTP juga dipinta menyebutkan nama ibu kandung. Selain kasih sama PPL bisa juga kasih sama kios-kios pupuk. Itulah dasar orang itu berikan pupuk nanti. Jatahnya sedikit saat ini karena yang mau minta banyak yang terupload masih 70 persen Deliserdang,"kata Hasan.

Dijelaskannya untuk luas lahan secara keseluruhan di Deliserdang luasnya mencapai 33.992 hektare. Karena masih 70 persen yang sudah terupload efeknya disebut pupuk pun berkurang di lapangan sementara permintaan tinggi. Berdasarkan alokasi ditegaskan kalau saat ini masih tersedia karena penyerapan masih 25 persen.

" Kalau sosialisasi sama petani sudah kita lakukan lah. Cuma sama pengurus kelompok-kelompok tani lah yang kita undang. Dari tahun 2018 sudah kita lakukan itu. Cuma intinya seperti itulah penyaluran pupuk bersubsidi sekarang ini, kenapa bisa gitu Kementerian lah itu yang tau. Dulu RDKK manual tapi sekarang e RDKK. Makanya kalau tidak ikut kelompok tani ya tidak bisa lah,"katanya.

(dra/tri bun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved