Napi Kasus Pembunuhan Bikin Profesor Geleng Kepala, Pecahkan Soal Matematika Kuno dalam Penjara
INILAH Christopher Havens (40), napi pembunuhan yang sukses memecahkan soal matematika kuno yang sudah ada sejak abad ke 3 Sebelum Masehi.
INILAH Christopher Havens (40), napi pembunuhan yang sukses memecahkan soal matematika kuno yang sudah ada sejak abad ke 3 Sebelum Masehi.
Bahkan pakar matematika Yunani kuno, Euclid dari abad ke 3 Sebelum Masehi juga telah memeras otaknya untuk memecahkan matematika kuno bilangan pecahan berkelanjutan.
Namun Christopher Havens memecahkan soal matematika kuno bilangan pecahan berkelanjutan di dalam penjara hanya dengan kertas dan pulpen, tanpa bantuan komputer.
Ini kisah lengkapnya seperti dilansir tri bun-medan.com dari dw indonesia.
Christopher Havens sudah meringkuk selama 9 tahun di balik terali besi sebuah penjara dekat Seattle.
Christopher Havens putus sekolah, hidupnya berantakan sebagai seorang pengangguran dan pecandu narkoba.
Christopher Havensdivonis hukuman bui 25 tahun dalam sebuah kasus pembunuhan. Jadi masih ada sisa 16 tahun penjara yang harus dijalani.
Hidup Christopher Havens berubah di dalam penjara, ketika ia menemukan minat untuk belajar matematika. Secara otodidak ia belajar basis matematika tinggi.
Sebuah hal yang awalnya tidak mudah, karena sipir menyita buku-buku matematika yang dia pesan secara online.
Christopher Havens kemudian diizinkan punya buku pelajaran matematika, setelah setuju mengajari narapidana lainnya.
Setelah belajar beberapa waktu, dasar matematika tinggi dirasa tidak lagi cukup baginya. Christopher Havens lantas mengirim surat yang ditulis tangan ke sebuah penerbit, meminta beberapa edisi Annals of Mathematics, sebuah jurnal bergengsi di bidang matematika.
Dalam suratnya, Christopher Havens menulis bahwa angka-angka telah menjadi misinya, dan memutuskan untuk meningkatkan kualitas diri selama berada di dalam penjara.
Christopher Havens juga mengeluhkan, tidak ada orang yang bisa diajak berdiskusi topik matematika yang kompleks.
Seorang editor di Mathematica Science Publisher mengirimkan surat itu kepada partnernya, Marta Cerruti, seorang associate professor untuk bidang rekayasa materials di McGill University Montreal, Kanada yang kemudian meneruskannya kepada ayahnya, pakar matematika dari Turin, Profesor Umberto Cerruti.
Mula-mula pakar matematika kenamaan ini skeptis. Tapi untuk tidak mengecewakan anaknya, Prof. Cerruti menjawab surat Christopher Havens, sekaligus mengirimkan sebuah soal matematika rumit ke penjara di Seattle, untuk menguji kemampuannya.